50. END

134 1 0
                                    

Kisah kita berakhir sampai disini

                                                   ---










Diana, Erlan, dan Aveer saat ini tengah berkumpul di ruang keluarga. Masih terdengar isakan kecil dari perempuan tersebut, tatapannya kosong ke depan.

Aveer mendesah kecil. "Pa, Aveer bingung deh. Dulu Papa ngebet banget pengen jodohin Aveer sama Sarah, tapi kok sekarang Papa malah dukung Aveer sama Allen?"

"Waktu itu Dara datang ke rumah," cetus Erlan membuat Aveer terperangah. Matanya membulat saking terkejut dengan apa yang dikatakan Papanya.

"Papa kenal sama Dara?" tanya Aveer ingin tau. Cowok itu pun lantas mengubah duduknya menjadi tegak karena penasaran dengan hubungan Erlan dan Dara. Sementara Diana hanya diam saja.

"Sebenarnya Papa gak kenal sama dia, tapi tiba-tiba dia datang ke rumah dan ngenalin dirinya sebagai Dara, teman kamu. Papa agak syok karena gak pernah tau kamu punya temen namanya Dara. Yaudah Papa ajak dia duduk di ruang tamu. Terus habis itu Dara bilang tujuannya untuk apa kesini, ternyata dia mau kasih tau tentang semua kebusukan Sarah," jelas Erlan pelan-pelan.

Flashback on

Setelah keadaan jantungnya mulai membaik, Erlan memutuskan untuk istirahat saja di rumah. Untungnya Diana menyetujui hal tersebut, sontak perempuan paruh baya itu membayar semua biaya rumah sakit dan pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, Diana izin untuk tidur duluan karena kelelahan. Erlan pun mengangguk, ia mengisi kebosanannya dengan menonton televisi. Namun tak lama kemudian, suara ketukan pintu membuat pria tersebut mengalihkan perhatiannya. Meskipun bingung, Erlan beranjak dari tempat duduknya dan langsung membukakan pintu.

"Assalamualaikum, Om," sapa Dara disertai dengan senyum manisnya.

Erlan menaikkan alisnya. "Waalaikumsalam, siapa kamu?"

"Saya temannya Aveer, Om. Tujuan saya kesini ingin menyampaikan sesuatu yang penting," ucap Dara lugas.

"Yaudah, kita ngobrol di dalam saja," Dara mengangguk. Perempuan itu lantas berjalan di belakang Erlan.

"Silahkan duduk," kata Erlan mempersilahkan. Setelah diperintah, Dara duduk dengan tenang sambil sesekali melihat sekeliling.

"Jadi, kamu mau ngomong tentang apa?" tanya Erlan to the point.

"Maaf kalau saya lancang, tapi disini saya ingin Om dan Tante membatalkan perjodohan Sarah dan Aveer. Saya tau sifat Sarah bagaimana, dan saya tidak tega melihat Allen sakit hati. Sebagai sahabat yang baik, saya hanya ingin membuat Allen bahagia, dan bahagianya Allen itu Aveer. Jadi saya mohon, batalkan perjodohan ini. Pasti Aveer maupun Allen akan senang mendengarnya."

"Kamu siapa sampai berani bilang seperti itu kepada saya?! Saya tau apa yang terbaik untuk anak saya, dan orang lain tidak berhak ikut campur dalam urusan ini, termasuk kamu!" seru Erlan mulai geram.

Dara melempar senyum sinis. "Saya bukan bermaksud untuk ikut campur, tapi saya ingin melindungi anak om dari cewek muka dua itu!"

PLAK

"KURANG AJAR KAMU!" teriak Erlan dengan emosi yang sudah di ubun-ubun. Tentu tidak terima calon menantu sebaik Sarah dijelek-jelekkan, karena yang ia tau Sarah bukanlah orang seperti itu.

You're Enough [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang