EPILOG

116 3 0
                                    

See you again

---














Di bawah matahari pagi belakang panti asuhan, kedua remaja yang bernama Allen dan Aveer sedang menikmati terpaan angin pagi yang sejuk. Keduanya saling tersenyum lebar, senyum kebahagiaan yang tidak pernah mereka tunjukkan sebelumnya.

Aveer membawa kepala Allen ke pundaknya, membiarkan perempuan itu bersantai. Wangi vanilla menguar menusuk hidung Aveer ketika rambut Allen terbang karena angin.

"Rambut kamu harum," ujar Aveer membuat Allen tersenyum.

"Kalau misalkan aku ganti sampo, kamu keberatan nggak?" tanya Allen ingin tahu.

"Nggak boleh!" balasnya cepat. "Aku udah terlanjur suka sama harum rambut kamu yang sekarang. Kalau kamu ganti, aku pasti bakal ngerasa asing sama wanginya."

"Yaudah, nggak jadi ganti deh." Allen mengangkat kepalanya dari pundak Aveer lalu menatap cowok itu. "Kamu masih ingat nggak awal kita ketemu? Kamu waktu itu selametin aku dari Aurel."

Aveer mengangguk. "Masih dong. Seandainya kejadian itu nggak ada, kita nggak akan mungkin bisa kayak sekarang."

"Bisa lah, kalau jodoh pasti dipertemukan," sahut Allen membenahi.

"Yakin kita jodoh?" goda Aveer sambil menaikkan alisnya.

Wajah Allen seketika memerah, ia membuang pandangannya ke arah lain. "Y-ya si-siapa tau. Jodoh kan nggak ada yang tau."

Aveer yang merasa gemas lalu mencubit pipi Allen. "Bisa nggak sih kamu tuh nggak gemesin sehari aja? Pengen aku karungin terus bawa ke rumah!"

Allen cemberut. "Nanti kalau udah ada kata sah."

Aveer kembali tertawa ringan. "Suatu hari nanti aku akan ucapin kata ijab kabul yang di dalamnya ada nama kamu. Aku akan pastiin kalau Allen Batara Gradapati hanya untuk Aveer Zivano Alaric."

Pandangan Allen tak luput dari mata Aveer. Hari ini adalah hari yang ditunggu oleh mereka berdua, hari dimana semua masalah-masalah telah selesai. Dengan usaha dan kerja keras, sesuatu yang tidak mungkin pasti akan terjadi.

"Kamu yakin?" tanya Allen.

"Yakin dong," Aveer merapikan anak rambut Allen dengan lembut. "Kalaupun kita gak jodoh, aku cuma minta sama kamu harus tetep bahagia walaupun gak ada aku. Bisa kan?"

"Aku gak tau," jawab Allen lemah.

"Kenapa? Coba kasih aku alasan."

"Jawabannya simple," gumam Allen. "Karena aku cinta sama kamu."

Aveer tersenyum mendengarnya. Tidak salah ia memilih Allen sebagai pasangan hidup, perempuan itu benar-benar membuat dirinya bangga akan sikap dewasanya. Salah satu perempuan yang memiliki jiwa dan mental yang kuat.

"Serius?"

Allen mengangguk. "Serius lah. Semua tentang kamu itu serius, gak pernah bercanda sayang."

Aveer memalingkan wajahnya salting. Jantungnya berdegup dengan kencang disertai perut yang dipenuhi dengan kupu-kupu.

"Kenapa? Aku ada salah?" tanyanya bingung.

You're Enough [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang