2. RASA KAGUM

358 79 121
                                    


Berawal dari pertemuan berakhir adanya perasaan

___















"Rumah lo dimana?" tanya Aveer saat di perjalanan.

"Gue nggak punya rumah. Gue sekarang tinggal di panti asuhan," balas Allen membuat tubuhnya terpental ke depan karena Aveer mengerem mendadak laju motornya.

"Kok berhenti tiba-tiba sih? Sakit tahu kepala gue kejedot helm lo. Mana keras lagi helm nya," ujar Allen seraya mengusap-usap kepalanya.

"Duh, maaf ya. Gue bener-bener nggak sengaja," kata Aveer diiringi dengan rasa bersalah.

Tanpa sadar manik kedua mata mereka bertemu. Semakin dalam, semakin dalam, dan akhirnya....

"Bakso, bakso!!! Hanya 5 ribu saja. Bebas pakai bakso apa nggak, dan pastinya bebas juga kalau mau foto sama saya. Ayo dibeli! Mumpung saya lagi baik hati menawarkan harga diskon pada Anda. Kapan lagi coba makan bakso cuma 5 ribu kalau nggak sekarang? Gass dibeli dah. Dijamin top markotop."

Mereka menoleh ke arah tukang bakso yang baru saja lewat dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Aneh deh tukang bakso itu. Masa bakso harganya cuma 5 ribu. Bukannya untung malah jadi buntung," gerutu Allen namun masih terdengar oleh Aveer.

"Terserah dia lah. Dia yang jualan kenapa lo yang sewot?" seru Aveer membuat Allen mendesis.

"Gue nggak ngomong sama lo!"

"Gue cuma jawab pertanyaan lo. Emang salah?"

"Udahlah ngomong sama lo nggak ada habisnya. Mending sekarang anterin gue pulang!" titah Allen.

"Kenapa lo tinggal di panti asuhan?" tanya Aveer tiba-tiba.

"Lo nggak usah kepo sama privasi gue!" sentak Allen. Allen tidak suka jika ada yang mengusik tentang keluarganya. Apalagi bertanya tentang alasan kenapa ia tinggal di panti asuhan.

Baginya hal itu tidak perlu diberi tahu kepada orang lain. Bisa jadi kan orang yang kita kira bisa memegang kepercayaan malah mengkhianati?

"Oke, gue akan buat lo cerita semuanya dan percaya sama gue!"

•••

"Thanks," saat Allen hendak pergi, tangan Aveer mencegahnya membuat tubuh Allen berbalik.

"Kenapa lagi sih?" tanya Allen kesal.

"Itu helm gue masih ada di kepala lo."

Allen langsung memegang kepalanya dan tersenyum malu karena di kepalanya masih terdapat helm milik Aveer.

Allen melepaskannya lalu memberikannya kepada sang pemilik dan beranjak pergi.

"Lo cantik kalau lagi salting," teriak Aveer sengaja.

Hal itu sukses membuat Allen berhenti mendadak. Seketika jantungnya berdebar-debar dengan kencang.

•••

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam," jawab Bu Anna pemilik panti asuhan.

"Eh, Nak Allen udah pulang. Mandi dulu baru makan yuk di belakang! Ibu udah siapain makanan kesukaan kamu," sambung Bu Anna.

"Iya, nanti Allen makan. Emm, anak-anak dimana ya Bu? Bukannya jam segini mereka masih main-main di depan?" tanya Allen bingung. Pasalnya setiap sore mereka bermain di teras sembari menunggunya pulang sekolah. Namun saat ini di teras tak ada siapapun.

"Oh, tadi mereka baru aja diajak jalan-jalan sama Nak Rafa ke mall," balas Bu Anna.

Sekedar informasi, bahwa Rafa adalah sahabat kecilnya yang sekolah di SMA Galaksi. Rafa sering sekali berkunjung kesini pada sore hari dan bermain bersama anak-anak panti. Kadang juga Rafa mengajaknya ikut serta.

"Oh gitu Bu. Kalau Ibu tahu Rafa pulang sampai kapan ya? Soalnya Allen mau ngomong sesuatu sama anak-anak."

"Kayaknya nanti malam. Emang Nak Allen mau ngomong apa? Kayaknya penting banget."

"Jadi gini Bu, Allen kan nggak pernah ngajak anak-anak panti liburan. Rencananya pas Allen udah selesai ujian kenaikan kelas, Allen mau ngajak anak-anak kemah sama Rafa. Rafa juga udah tahu soal ini dan dia setuju. Tapi Allen belum minta persetujuan sama Ibu. Ibu bolehin kan Allen sama Rafa ngajak liburan mereka?" tanya Allen ragu.

"Tentu boleh dong. Nggak mungkin Ibu nggak bolehin kalian. Anak-anak panti juga pasti pada seneng tahu kabar ini," sahut Bu Anna membuat Allen bernafas lega.

"Iya, semoga aja mereka senang. Yaudah Allen mandi dulu ya Bu, nanti Allen nyusul Ibu makan."

Allen lalu berjalan ke belakang tempat kamarnya berada. Walaupun kamarnya tergolong sempit, Allen tak pernah mempermasalahkan itu. Ia seharusnya bersyukur masih diberi kesehatan dan tempat tinggal yang masih layak.

Sesampainya di dalam kamar, mata Allen tak sengaja melihat pigura foto yang didalamnya terdapat gambar seorang gadis kecil yang cantik dan dua orang suami istri. Allen mengambil dan menatapnya beberapa detik.

Tanpa sadar air mata Allen menetes perlahan mengingat semuanya. Dimana kedua orang tuanya menitipkannya disini sejak kecil.

"Mama sama Papa kenapa tega titip aku disini? Mama sama Papa nggak sayang ya sama Allen? Allen kangen sama kalian. Allen pengen ketemu kalian. Selama ini Allen nggak pernah merasakan kasih sayang dari orang tua. Allen pengen kayak anak-anak yang lain. Yang selalu curhat sama orang tuanya, yang selalu bahagia dengan keluarga utuhnya. Sementara Allen? Allen cuma anak haram yang nggk diinginkan."

"Allen janji akan cari Mama sama Papa sampai ketemu."

•••

Setelah mandi dan makan malam, Aveer memilih untuk bermain handphone. Banyak notifikasi yang bermunculan begitu ia menghidupkan data selulernya.

The Squad Boy

Satria Gema Arlando
Hoii Epribadeh!!! Kangen gak sama aku?😘

Gailan Anderva Sebastian
Emot lo buat gue jijik bangsat

Satria Gema Arlando
Ihh, Abang Gailan gak boleh ngomong kasar!

Gailan Anderva Sebastian
Bodo amat

Satria Gema Arlando
Nanti Neng Gisell makin jijik loh, tapi gak papa deh. Lumayan Gisell nya gue embat

Gailan Anderva Sebastian
Gak usah bawa-bawa Gisell!

Satria Gema Arlando
Aduhhh!! Bukan pacar kok marah?🤣

Gailan Anderva Sebastian
Diem lo!

Satria Gema Arlando
Jadi atutt deh😂

Gailan Anderva Sebastian
Alay!

Aveer menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihat kelakuan teman-temannya. Aveer lalu mematikan handphonenya dan menaruhnya di atas nakas.

Akan tetapi, pikirannya kembali melayang kepada Allen. Ia masih begitu penasaran kepada sesosok gadis yang dibully di sekolah hampir setiap hari. Seberapa rumitkah masalahnya? Sungguh Aveer ingin melindungi Allen. Namun ia sadar ia bukan siapa-siapa di hidup Allen. Ia hanya orang baru yang kebetulan menolongnya.

"Gue kagum sama lo. Lo tetap kuat disaat semua orang bully lo, lo tetap semangat ke sekolah walaupun tempat itu bagaikan neraka. Baru pertama kali gue ketemu cewek sekuat lo. Semoga aja gue bisa melindungi lo sampai kapanpun."

You're Enough [ PROSES REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang