Bukan sok kuat atau menutupi kelemahan. Tapi, aku hanya seorang wanita yang mencoba kuat dengan semua kondisi. Awalnya sulit, terbiasa hingga akhirnya aku muak juga. Bolehkan kalo aku menyerah dulu? Aku ingin istirahat dan merenunginya apakah keputusanku berhenti itu lebih baik? Atau aku kembali dan menjalani semua kepalsuan ini?___
"Bu Anna, Allen kangen banget sama Ibu. Bu Anna udah Allen anggap sebagai Ibu Allen sendiri. Semenjak orang tua Allen pergi ninggalin Allen, cuma Bu Anna yang rela rawat Allen dengan penuh kasih sayang. Disaat semua orang bully Allen, Bu Anna yang lindungi Allen. Tapi saat Bu Anna terbaring lemah di rumah sakit, Allen gak bisa berbuat apa-apa."
Allen terus memandang wajah Bu Anna dengan sendu. Tangannya sedari tadi menggenggam tangan Bu Anna dengan erat. Ia menyeka air matanya yang mengalir deras. Rasanya sulit hidup tanpa Bu Anna.
Sekarang rasanya Allen ingin bunuh diri. Masalah terus saja mendatanginya tanpa henti. Termasuk teror yang baru-baru ini terjadi. Sebenarnya siapa dalang di balik semua ini? Setelah peristiwa pengeluaran Dhea, semuanya terasa janggal. Apa ada hubungannya dengan Dhea?
"Allen pengen banget ceritain masalah Allen sama Bu Anna. Tapi sekarang Bu Anna lagi istirahat dan Allen gak akan ganggu istirahat Bu Anna. Allen cuma bisa bantu doa supaya Bu Anna cepat sembuh dan bisa kembali jadi tempat curhat Allen lagi."
"Allen pamit dulu ya, Bu. Besok Allen datang lagi kesini nemuin Ibu lagi. Bu Anna harus janji tetap semangat lawan penyakit Ibu, Allen yakin Ibu orang yang kuat," ujar Allen. Lalu setelahnya Allen mengecup dahi Bu Anna lembut dan tersenyum simpul.
"Selamat istirahat, Bu!"
•••
Allen terkejut melihat keadaan di luar yang sangat gaduh. Ada Satria yang sedang menakut-nakuti Dara dengan kucing bawaannya, ada Gailan yang sibuk dengan ponselnya, dan ada Aveer yang duduk diam.
"Widihh, ada gebetan Aveer nih. Woi Aveer, samperin gih sambil kasih semangat! Kusut aja muka lo kek kanebo kering," sahut Satria membuat Aveer mendelik tajam.
"Eh, eh. Santai dong!" ringis Satria. Satria menoleh kembali kepada Dara dan menaik-turunkan alisnya menggoda. Dara yang melihat itupun menabok muka Satria kesal.
"Apa lo?! Mau nakutin gue lagi pake kucing lo itu? Percuma! Kucing lo juga udah kabur noh," tunjuk Dara. Detik itu juga Satria mengikuti arah tunjuk Dara dan terkejut ketika melihat kucing yang dibelinya sedang berlari kesana kemari membuat gaduh sekitar.
"Wadaww! Emol guee!" seru Satria. Ia berusaha mengejar Emol, nama kucingnya kesana kemari. Namun karena Emol yang terlalu lincah dan cepat menyebabkan Satria kepentok kolong meja.
"SIALAN! AWAS AJA LO GUE GAK AKAN NGASIH MAKAN KARENA LO UDAH BUAT MAJIKAN LO MALU! DASAR KUCING JELEK!" teriak Satria kesal sambil memegang dagunya yang agak memerah.
Meong
Emol melompat dan mencakar pipi Satria membuat Satria menggeram marah. Ia berbalik, mengejar Emol dengan sekuat tenaga. Kali ini ia benar-benar marah. Hari ini hari tersial dalam hidup Satria, dan itu semua gara-gara Emol! Dua kali ia dibuat malu oleh kucing itu.
"KEMANA PUN LO PERGI GUE GAK AKAN BIARIN LO LOLOS GITU AJA. LO UDAH BUAT MUKA SHAWN MENDES INI RUSAK!"
Satria dan Emol saling kejar-kejaran membuat beberapa orang yang melewatinya menatap Satria dengan bingung. Tak terkecuali Dara yang tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Gailan merekam dan mengunggah nya di sosial media. Allen dan Aveer? Mereka tidak peduli dengan kebisingan yang dibuat Satria. Mereka larut dalam pikiran masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Enough [ PROSES REVISI ]
Tienerfictie𝕄𝔸𝕌 ℍ𝔼𝔹𝔸𝕋? 𝕁𝔸ℕ𝔾𝔸ℕ 𝕁𝔸𝔻𝕀 ℙ𝕃𝔸𝔾𝕀𝔸𝕋! JUDUL AWAL : MY HEART "𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚." Allen...