Akhirnya update lagi
Putar playlist diatas supaya berasa ya part ini😎
Oke, happy readingSemua orang pasti akan merasakan kehilangan, kita sebagai manusia hanya bisa berpasrah kepada Tuhan
__________
"Lan, lihat nih gue dibeliin mobil baru sama bokap gue, mana mobilnya keluaran terbaru lagi. Lo mau kan temenin gue sore ini buat ngambil mobil itu?" tanya Satria heboh.
Karena tidak ada tanggapan dari Gailan, alhasil Satria mendobrak meja membuat Gailan terkejut. "Lo apa-apaan sih?" sungut Gailan.
"Ya lo gue tanyain diam aja dari tadi, lo mikirin apa sih sampai gue yang tampan membahana ini gak lo tanggapin? Padahal ini masih pagi loh, gak ada tanda-tanda setan disini jugaan. Lo gak lagi kesambet kan?"
"Garing omongan lo. Orang gue gak kenapa-napa kok. Gue cuma lagi capek aja, jadi lo gak usah ganggu-ganggu gue terus," ketus Gailan. Seketika Satria terdiam membisu.
"Lo kenapa sih aneh banget hari ini? Kan gue tanya baik-baik lo mau gak nemenin gue hari ini, eh lo nya malah sewot. Lo lagi mikirin Gisell ya? Gue denger-denger juga rombongan Dhea sama Aurel gak datang hari ini. Mereka kemana ya?" ucap Satria. Mendengar nama Gisell entah kenapa membuat Gailan kembali bersemangat.
"Hah? Lo bilang apa tadi? Gisell gak datang?"
Satria mengangguk. "Iya. Lo gak denger anak-anak di lorong sekolah pada ngomongin itu? Lo sih ngelamun mulu makanya gak denger."
"Gue pergi dulu," Gailan melesat membuat Satria mengikuti dari belakang.
"Woi tungguin gue! Giliran soal Gisell aja semangat. Dasar bucin!"
Satria takut terjadi apa-apa dengan Gailan. Pasalnya jika Gailan sedang marah, benda apapun di dekatnya akan menjadi sasaran pelampiasan amarahnya.
•••
"Lo ngapain ngikutin gue sampai depan kelas?" tanya Allen.
Aveer tersenyum. "Gue cuma mau mastiin lo selamat sampai kelas, gue gak mau lo digosipin sama satu sekolah. Karena gue tahu, senyum yang lo selalu tunjukkin bukan berarti lo lagi baik-baik aja."
"Gue gak kenapa-napa kok, lo gak usah khawatir. Lagian teror-teror itu juga udah gak pernah gangguin gue lagi. Mendingan lo sekarang balik ke kelas, bel sebentar lagi mau bunyi," balas Allen walaupun hatinya berkata sebaliknya.
"Gak usah sok kuat! Gue tau lo lagi pasang topeng di muka lo supaya lo keliatan baik-baik aja. Padahal hati lo gak lagi baik-baik aja kan? Cewek emang gitu ya, sok kuat padahal mah rapuh," sindir Aveer. Bukannya apa-apa, Aveer hanya Allen ingin menunjukkan sisi kelemahannya, karena ia tahu Allen tidak sekuat yang ia kira.
Semenjak kejadian teror menimpanya, Allen menjadi pribadi yang tertutup dan tidak bisa terbuka kepada orang lain. Berkata baik-baik saja namun fisik dan batinnya terluka. Mau bagaimanapun juga, manusia pasti akan mengalami titik terendahnya.
Hanya saja beberapa manusia memilih untuk menyembunyikan lukanya supaya tidak dianggap lemah. Apalagi perempuan, mereka selalu gengsi mengatakan kalau sedang keadaan dalam tidak baik. Menebarkan senyum seolah-olah ia adalah perempuan yang paling bahagia di dunia.
"Gue bukannya gak mau nunjukin sisi kelemahan gue, gue gak mau buat semua orang khawatir sama keadaan gue. Terutama lo, lo udah banyak bantu gue selama ini. Sementara gue? Gue sama sekali gak bisa balas kebaikan lo," ucap Allen lirih.
"Udah tugas gue untuk menjaga lo, gue juga udah janji kan untuk selalu nemenin lo dalam keadaan apapun? Lo gak perlu balas kebaikan gue, gue ikhlas bantu dan jaga lo. Lo cuma harus senyum setiap hari, itu udah cukup buat gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Enough [ PROSES REVISI ]
Roman pour Adolescents𝕄𝔸𝕌 ℍ𝔼𝔹𝔸𝕋? 𝕁𝔸ℕ𝔾𝔸ℕ 𝕁𝔸𝔻𝕀 ℙ𝕃𝔸𝔾𝕀𝔸𝕋! JUDUL AWAL : MY HEART "𝐊𝐢𝐭𝐚 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐚𝐬𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐭𝐚𝐤𝐝𝐢𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐝𝐚𝐦 𝐥𝐮𝐤𝐚 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐢𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐠𝐢𝐚." Allen...