Hana hanya punya waktu setengah jam lagi untuk segera keluar dari motel yang ia tempati. Sedangkan Yunho, pria itu sudah meninggalkannya 15 menit yang lalu. Sebelum pergi, Yunho menyerahkan totebag yang berisi amplop, di dalamnya terdapat uang dan sebuah cek dengan jumlah yang besar, uang itu untuk Hana dan Aurora bertahan hidup selama beberapa tahun ke depan tanpa dirinya. Selain itu, ada pula buku harian yang dulu sempat ingin Yunho berikan pada Hana saat merayakan anniversary mereka yang pertama. Namun, karena hari itu Hana menghilang, jadi ia putuskan untuk memberikannya hari ini.
Hana memandangi sebuah buku harian yang berisikan tulisan yang Yunho tulis setiap tanggal 14 setiap bulannya, beserta foto-foto mereka selama satu tahun. Berpisah secara baik-baik pasti memberikan kesan yang lebih menyakitkan. Namun, secara bersamaan perpisahan yang dilakukan secara baik-baik hanya akan menyisakan kenangan indah.
Hana mengusap air matanya dan menarik napasnya panjang sebelum bersiap untuk pulang ke rumah orang tuanya. Iya, akhirnya ia akan kembali ke rumah dimana ia dibesarkan, bertemu dengan ibunya, dan bertemu lagi dengan Hongjoong. Walaupun ia takut, tapi ini adalah pilihan terakhirnya, dan di sana ia akan merasa lebih aman.
Ia pun mulai memasukkan barang-barangnya, merapihan semuanya hingga tak tersisa satu barang pun di kamar itu. Namun, tangannya terhenti ketika ia melihat sebuah topi milih Yunho yang selalu ia kenakan selama ia berada di kota ini. Hana pun tersenyum, dan memakai topi itu. Setidaknya, ia merasakan kehadiran Yunho dengan menggunakan topi milik Yunho.
Sebelum ia pergi, Hana menarik napasnya panjang karena hari ini ia lagi-lagi harus menghadapi dunia luar. Namun, berbeda dari biasanya, ia akan menghadapi semuanya sendirian, ia juga harus melindungi Aurora sendirian.
"Semoga kita selamat sampai tujuan ya" Ucap Hana pada Aurora
Yunho punya waktu satu jam untuk melepas penatnya sebelum kembali ke asrama. Ia memilih coffee shop kecil yang bisa di bilang sangat sepi karena ia hanya melihat satu pengunjung di sana. Yunho bersyukur karena masih ada tempat untuknya bernapas lega tanpa dihantui rasa takut.
Ia memandang lurus kearah pintu masuk. Pandangannya terlihat kosong, namun pikirannya tak pernah kosong. Ia masih memikirkan Hana dan Aurora, menyesali keputusannya yang sangat berambisi untuk menjadi selebriti, dan mengutuk dirinya di masa lalu yang lebih mementingkan ambisinya daripada Hana.
Tiba-tiba saja pandangannya teralihkan oleh seorang anak kecil yang sudah duduk di hadapannya. Entah, bagaimana cara anak kecil itu bisa naik ke atas kursi yang lebih besar dari tubuhnya.
Yunho pun tersenyum melihat anak kecil itu "Mau?" Tawar Yunho sambil menunjuk croissant miliknya, dan anak kecil itu menggelengkan kepalanya
"Aduh Aurora, jangan gangguin kakaknya dong.." Ucap seorang perempuan berambut hitam. Seseorang yang sudah lama menghilang dari ingatan Yunho
"Sorry ya, anak ak-Loh Yunho?!" Perempuan itu tak kalah terkejutnya dari Yunho "Apa kabar?" Tanya perempuan itu sambil menggendong Aurora untuk turun dari kursinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Number One - Park Seonghwa
FanfictionTanggung jawab itu bukan sesuatu yang mudah, apalagi tanggung jawab terhadap suatu masalah yang besar. Butuh hati yang kuat, fisik yang tangguh untuk menghadapinya Tapi bagaimana jika Seonghwa harus bertanggung jawab terhadap kesalahan yang telah Ha...