35 - Again

360 67 8
                                    

"Bang" Panggil Wooyoung sambil berjalan mendekati Seonghwa yang tengah membaringkan tubuhnya diatas sofa. Seonghwa berniat menemani San yang tengah menonton televisi di rumahnya "Aisha masih di depan" Ucap Wooyoung ketika ia sudah berada di dekat Seonghwa

Seonghwa menghela napasnya, ia bertanya pada dirinya sendiri kapan perempuan itu akan pergi dari depan pintu kediamannya "Jam berapa sekarang?" Tanya Seonghwa

"Setengah dua belas" Ucap San

"Serius?" Tanya Seonghwa, ia merasa San sedang bergurau

"Serius, nih" San memperlihatkan jam tangannya

Seonghwa kembali menghela napasnya

"Lo keganggu ya kita disini sampe semalem ini?" Tanya Wooyoung

"Eh engga, santai aja. Mau nginep juga boleh, lagi hujan gini kalau kalian maksain pulang juga bahaya" Ucap Seonghwa

Ia kembali menghela napasnya, bohong jika Seonghwa tidak memikirkan Aisha yang sedang menunggu di luar, apalagi di tengah cuaca yang dingin ini. Namun, seketika perasaan itu hilang ketika ia mengingat pertengkarannya dengan Hana tadi siang. Ia harus berubah demi Hana, demi dirinya dan demi anak yang sedang di kandung Hana

Tiba-tiba suara dering telepon mengisi keheningan diantara mereka

"Nah kan" Ucap San saat ia melihat ponselnya "Adik gue udah nelepon, pasti nanya kapan pulang"

"Angkat angkat" Ucap Wooyoung

San pun langsung mengangkat panggilan dari adiknya "Iya halo" Jawab San "Iya bentar lagi pul-Yaudah iya pulang sekarang" Ucap San

Setelah itu Seonghwa hanya bisa mendengar jawaban "Iya" dari mulut San sampai sambungan itu diputus

"Gue disuruh pulang, adik gue ketakutan sendirian di rumah. Soalnya di sana mati lampu" Ucap San "Gak apa-apa Bang?" Tanya San

"Gak apa-apa" Ucap Seonghwa "Lo juga kalau mau pulang sekarang gak apa-apa" Ucap Seonghwa saat ia sadar Wooyoung terus memandangi San yang tengah berkemas

"Seriusan?" Tanya Wooyoung. Sejujurnya ia merasa tidak enak dengan Seonghwa, namun ia pun ingin segera pulang dan memeluk guling kesayangannya

Seonghwa hanya menjawab pertanyaan Wooyoung dengan anggukkan kepala. Setelah melihat persetujuan dari Seonghwa, Wooyoung pun segera berkemas

Entah kenapa rasanya berat melangkahkan kaki untuk membukakan pintu. Seonghwa merasa ia tidak bisa ditinggalkan sendiri di sini, ia butuh seseorang untuk menemaninya. Namun, mau tidak mau Seonghwa tetap harus membiarkan kedua temannya itu pergi. Saat ia membukakan pintu, ia cukup terkejut saat melihat Aisha yang tengah berdiri di samping pintu flat-nya.

Sorot mata Seonghwa yang semula terlihat lemah seketika berubah dingin, bahkan Aisha bisa merasakan nya, hal itu sedikit membuatnya takut namun ia tidak ingin menyerah. Setidaknya Seonghwa harus tau ia datang dengan niat baik

"Bang.." Panggil San ragu-ragu, entah kenapa kini ia khawatir jika meninggalkan Seonghwa "Kita.. pulang dulu"

Seonghwa menghela napasnya dan tersenyum pada San dan Wooyoung, sorot matanya pun berubah hangat "Iya" jawab Seonghwa

Setelah San dan Wooyoung pergi dan hanya meninggalkan ia dengan Aisha, sorot mata itu kembali dingin, dan ia langsung memutar tubuhnya untuk masuk ke dalam kediamannya

"Seonghwa tunggu" Ucap Aisha, namun Seonghwa tidak memperdulikannya ia tetap masuk ke dalam kediamannya, dan saat ia hendak menutup pintu tangan Aisha menahannya "Tunggu.." Ucap Aisha

Mau tidak mau Seonghwa pun membuka kembali pintunya dan menatap dingin kearah Aisha. Tatapannya seolah bertanya apa yang ingin Aisha katakan, namun Aisha malah terdiam dan menatap dalam pada mata Seonghwa, lagi-lagi Seonghwa menghela napasnya dan kembali menutup pintunya

Book 1: Number One - Park SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang