Seonghwa memijat pelipisnya dengan hati hati, rasa sakit itu kembali menyerang kepalanya, entah karna kondisinya yang sedang sakit, atau karna Hana dan bayinya
"Singkirin tangan lo" Ucap Jongho sambil membawa baskom berisi air untuk mengompres Seonghwa
Seonghwa menuruti perkataan Jongho
"Tumben banget nurut"
Jongho langsung memulai mengompres Seonghwa, sesekali ia melirik kearah termometer. Air raksanya masih menunjuk angka 39
"Mending ke rumah sakit aja deh" Ucap Jongho setelah mengompres Seonghwa untuk kesekian kalinya hari ini
Seonghwa menggelengkan kepalanya "Demam lo gak turun turun bang"
Seonghwa kembali menggelengkan kepalanya
"Gini aja deh, kalau lo gak mau ke rumah sakit, jangan banyak pikiran. Lupain dulu semua masalah lo, tenangin pikiran lo, biarin tubuh lo sembuh dulu. Demam lo semakin parah gara gara banyak pikiran"
"Gimana gak banyak pikiran" Ucap Seonghwa miris "Gue harus mikirin masa depan gue, mikirin Hana dan bayinya, mikirin keluarga gue, gimana reaksi mereka kalau tau anak sulung mereka bukannya kuliah yang bener, tapi malah ngehamilin anak orang--"
"Bang, itu bukan salah lo. Kenapa jadi lo yang harus pusing sih?" Potong Jongho kesal "Emang ya, tu cewe gak tau diri banget. Dia yang ngelakuin sama pacarnya, kenapa dia bikin lo yang tanggung jawab?"
"Dia--"
Drrrt! drrrrt!
Dering ponsel Seonghwa menghentikan pembicaraan mereka. Jongho dengan sigap langsung mengambil ponsel Seonghwa
"My number one siapa? Lo punya pacar?" Tanya Jongho
Tanpa basi basi, Seonghwa langsung mengulurkan tangannya untuk mengambil ponselnya dari tangan Jongho
"Seonghwa.."
Hening
"Dimana?"
"Kosan Jongho" Jawabnya singkat
"Aku, udah nemuin jalan keluar buat aku sama anak aku. Kamu gak perlu tanggung jawab lagi"
Seonghwa langsung terperanjat dari posisi tidurnya, entah energi darimana ia langsung berdiri mendengar perkataan Hana
"Sorry udah bikin kamu marah, kesel, khawatir. Bye Songa.."
Sambungan diputus oleh Hana
Seonghwa buru buru mengambil jaketnya yang menggantung di kursi meja belajar Jongho
"Bang, lo kenapa?"
Seonghwa tidak sadar akan pertanyaan Jongho, ia mencari kunci motornya yang ia sendiri lupa ditaruh dimana, sampai akhirnya ia menemukannya berada di kantung jaketnya sendiri
"Bang, lo mau kemana?" Tanya Jongho melihat penampilan Seonghwa yang sudah siap untuk pergi
Seonghwa menarik nafasnya sejenak, berusaha menenangkan dirinya, jika ia panik semuanya akan menjadi kacau
"Lo tau tempat aborsi deket pusat kota ga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Number One - Park Seonghwa
FanfictionTanggung jawab itu bukan sesuatu yang mudah, apalagi tanggung jawab terhadap suatu masalah yang besar. Butuh hati yang kuat, fisik yang tangguh untuk menghadapinya Tapi bagaimana jika Seonghwa harus bertanggung jawab terhadap kesalahan yang telah Ha...