Hai Fellas! aku saranin kalian buat play lagu yang aku tentuin pas ada emoji "🎵 " dan lagu nya berlaku sampai chapter ini beres. Biar pesan cerita yang aku tulis bisa lebih kerasa feelnya ke kalian.
Ps: Gak wajib di play kok
Sudah satu bulan berlalu semenjak Hana memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga. Ia memandangi buku tabungan yang berada di tangannya dan berpikir keras bagaimana cara agar uang itu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan persalinan anaknya. Seonghwa hanya punya waktu tiga bulan untuk memenuhi biaya persalinan Hana
"Bisa gak lahirannya ditunda dulu, tunggu sampe uangnya cukup?" Tanya Hana pada Aurora dan Aurora pun langsung bereaksi, ia menendang perut Hana dan membuat Hana tersenyum kecil, setidaknya Aurora bisa sedikit menghiburnya
"Iya iya gapapa deh keluar tiga bulan lagi.. udah gak betah ya di dalem sana?" Tanya Hana lagi "Sebenernya aku juga pingin kamu cepet keluar dari sana, pingin cepet liat wajah kamu kayak gimana, nangisnya kayak apa, sebesar apa badan kamu. Semoga pas kamu lahir, semuanya berjalan dengan baik ya.." Ucap Hana sambil mengelus perutnya dengan penuh kasih sayang
Entah sejak kapan rasa sayang itu tumbuh menjadi sebesar ini, ia sangat menantikan kelahiran Aurora, dan ia sangat berharap saat hari itu tiba semuanya akan berubah menjadi lebih baik
"Eh kangen sama Seonghwa ga? Kita telefon Seonghwa yuk, mumpung lagi jam istirahatnya nih" Hana segera bergerak untuk mengambil ponselnya di dalam kamar, dan saat ia memasuki kamar, ia melihat pantulannya di cermin besar, ia mendekati cermin itu dan memiringkan tubuhnya
"You grown so fast" Ucap Hana sambil mengusap perutnya "Aku gak nyangka bisa bertahan sejauh ini, aku juga salut banget sama kamu bisa bertahan sejauh ini" lanjutnya yang terus mengusap perutnya.
Tiba-tiba suara dering yang berasal dari ponsel Hana mengisi seluruh ruangan dan mengalihkan perhatiannya
"Halo, selamat siang ada yang bisa saya bantu?" Sapa Hana saat ia mengangkat panggilan tersebut
"Oiya halo.. saya butuh bantuan nih mba" Jawab suara di sebrang sana
"Butuh bantuan apa ya? Siapa tau saya bisa bantu"
"Saya mau ngomong sama istri saya yang dari tadi susah banget dihubungin, di telefon gak diangkat, di chat juga gak dibales. Bisa tolong cariin gak?"
"Hah?! Dari tadi kamu nelfon aku?! Kok gak kedengeran sih?"
"Engga, bukan nelfon mbaknya, nelfon istri saya"
"Ih ini Hana.."
"Hana? Hana siapa?"
"Kim Hana.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Book 1: Number One - Park Seonghwa
Fiksi PenggemarTanggung jawab itu bukan sesuatu yang mudah, apalagi tanggung jawab terhadap suatu masalah yang besar. Butuh hati yang kuat, fisik yang tangguh untuk menghadapinya Tapi bagaimana jika Seonghwa harus bertanggung jawab terhadap kesalahan yang telah Ha...