50 - Moscow, Moscow

463 52 22
                                    

Moscow, 3 April 2025

Hembusan angin segar dan pemandangan salju yang mencair di Moscow pada bulan April selalu bisa membuat Seonghwa tenang. Kini, ia tengah berkutat pada sketch book-nya, sesekali ia menyesap kopi yang berada di hadapannya.

"Ngegambar cewek itu lagi?" Tanya seorang pria yang baru saja keluar dari dalam coffee shop sambil membawa nampan berisi makanan yang Seonghwa pesan

Seonghwa menganggukkan kepalanya. Namun, pandangannya tetap terpaku pada garis-garis yang ia buat di atas sketch book-nya

"Udah 5 tahun loh kamu selalu ngelakuin ini. Mau sampai kapan kayak gini terus, mending cari cewek baru aja" Ucap pria bernama Adrian itu

Seonghwa menghela napasnya dan mengambil suapan pertamanya "Sampai dia balik lagi"

"Kalau gak balik-balik lagi?"

"Pasti balik"

Adrian tersenyum sinis, ia bukan merendahkan Seonghwa. Namun, ia belajar dari pengalamannya saja yang pahit.

"Kenapa sih kamu yakin banget?" Tanya Adrian

Seonghwa hanya menggedikkan kedua bahunya "Udah sana kerja lagi" Ucap Seonghwa berusaha mengusir Adrian dari hadapannya

Entah sudah ada berapa gambar yang ia buat selama lima tahun terakhir ini. Ia hanya berharap setiap gambar yang ia buat bisa mengingatkannya pada Hana dan mengobati rasa rindunya. Ia tidak tau bagaimana kabar Hana sekarang, bagaimana wajahnya saat ini, apa masih sama seperti dulu atau bahkan lebih cantik dari kali terakhir mereka bertemu.

Mereka berpisah dalam keadaan paling buruk. Tidak ada salam perpisahan atau bahkan perpisahan yang layak, ia hanya mendapatkan kabar bahwa Yunho membawa Hana pindah keluar negeri untuk mendapatkan perawatan yang lebih layak setelah kecelakaan yang menimpanya. Selang beberapa bulan kemudian Seonghwa pun memutuskan menerima bantuan dari Ten untuk berkuliah di Moscow, Rusia.

Ia hanya mengharapkan, dimana pun Hana berada saat ini, perempuan bertubuh mungil itu bisa menjalankan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

Seonghwa membersihkan bekas penghapus yang mengotori wajah Hana di atas sketch book-nya. Ia pun tersenyum melihat senyuman lebar milik Hana. Setelah ia menyelesaikan gambarnya, ia mulai memakan makanan yang sudah ia pesan. Namun, perhatian teralihkan pada anak-anak kecil yang tengah bermain di atas genangan es yang mencair. Ia pun tersenyum saat melihat salah satu di antara mereka melompat dan menyipratkan air ke temannya, dan mereka pun tertawa. Dulu, ia pun melakukan hal yang serupa sebelum ia merasa hal itu terlalu kekanak-kanakan untuk di lakukan.

Tawanya pudar ketika salah satu di antara mereka terjatuh. Sontak, Seonghwa langsung bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri anak kecil itu dan meninggalkan makanannya

"Kamu gak apa-apa?" Tanya Seonghwa sambil berusaha membantu anak kecil itu berdiri. Ia membantu membersihkan baju anak kecil itu yang terkena lumpur "Sakit gak?" Tanya Seonghwa

Anak kecil itu menganggukkan kepalanya, namun ia tidak menangis sama sekali. Ia hanya memandangi teman-temannya yang pergi meninggalkannya, dan saat itu matanya mulai berkaca-kaca

"Mulai kerasa ya sakitnya?" Tanya Seonghwa.

Lagi-lagi anak kecil itu menggelengkan kepalanya

"Mereka ninggalin aku lagi" Ucap anak perempuan itu sambil menundukkan kepalanya

"Eh, gimana kalau kita duduk dulu di situ" Tunjuk Seonghwa pada coffee shop yang ia singgahi "Di sini banyak yang lewat, takutnya kita ngenganggu orang lain kalau diem di sini"

Book 1: Number One - Park SeonghwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang