Dia bakal jadi bintang disana,
Kalau kita kangen dia, kita lihat aja bintang
Yang paling bersinar.
Kalau kita kangen dia, kita peluk aja
Foto dia..- ???
***
Gubrak!
"Apa yang terjadi!? Nara baik-baik aja, 'kan!?" teriak Sonya kepada para dokter yang berada disana.
Ervan yang melihat ada seorang yang seluruh tubuhnya sudah ditutupi oleh selimut hanya bisa menahan tangisnya.
"Sepertinya kita salah kamar. Ayo kita coba kamar disamping." kata Ervan dingin lalu menarik tangan Sonya agar pergi dari sini.
Tangan dingin Glen menghentikan langkah Sonya dan Ervan. Glen menatap pasangan itu. Berusaha menahan tangisnya.
"Kita gak salah kamar. Lihat nama pasien didepan ranjang." kata Glen kaku.
Argan yang melihat dan mendengar itupun meminta agar dia mendadak tidak bisa membaca dan mendadak tuli.
Argan menggelengkan kepalanya lirih. "Gak mungkin. Bilang sama gue ini gak mungkin!" teriak Argan frustasi.
Felicia? Gadis itu terduduk diatas dinginnya lantai dengan perasaan bersalah. Seharusnya dia memberi tahu teman-temannya saat itu, ini semua salahnya. Kalau saja dari awal dia sudah memberi tahu teman-temannya, akhirnya tidak akan seperti ini.
"G--gak.."
Salah satu dokter mendekati mereka. "Benar dari keluarga pasien Naratha Angeline?" tanya dokter itu.
Ervan mengangguk. "A--ada a--pa ya pak?" tanyanya mendadak kelu.
"Pasien telah dinyatakan meninggal dunia pada jam 00.01. Dihari minggu, tanggal 4 bulan july 2021." kata Dokter tersebut.
"Innallilahi wa'innallilahi roji'un.." ucap mereka serentak.
Mereka menatap jam. 00.23. Mereka telat, sangat telat. Sekarang, hidup mereka sudah diisi dengan rasa penyesalan, terutama Felicia.
Sonya menatap Ervan kemudian memeluknya erat. "Gak mungkin 'kan, pa!? Anak kita gak mungkin meninggal 'kan!?" tanyanya sendu.
Seorang ibu akan merasakan sedih yang mendalam saat kehilangan satu belahan jiwanya. Sonya merasa gagal menjadi seorang ibu karena ini.
Felicia memeluk Argan erat. "I--ini semua sa-lah gue, a-sal gue k-a-sih tau k--kali-an se-jak l-lama, p-asti gak g-gini k-ejadiannya.." lirih Felicia terbata-bata.
Ceklek
Pintu terbuka, menampilkan Intan dan juga Zeline yang baru saja datang.
"A--ada apa? Ini kenapa semuanya nangis?" tanya Zeline.
Mata Intan tertuju kepada ranjang Nara. Dimana, disana ada seseorang yang tubuhnya sudah diselimuti oleh kain berwarna putih. Intan menutup mulutnya tidak percaya.
"Gak mungkin.." lirihnya.
***
Nara sudah dimakamkan tadi pagi. Semua teman-temannya datang. Termasuk, Intan, Aurum dan juga Dinda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Athanasia [END]
Dla nastolatkówIni tentang Athanasia Rakeyra. Gadis cantik yang mengalami Amnesia permanent sejak kecil. Dia bahkan tidak ingat dengan jati dirinya sendiri. Dia tidak tahu apa-apa tentang masa kecilnya. Yang dia ingat hanya satu. Dia terbangun disebuah rumah sakit...