22.

48 8 4
                                    

I love you, 1945

-Glen

. . .

"K-kak Zeline?" tanya Felicia ragu lalu melepas pelukan itu.

"Kamu Felicia, 'kan? Kakak gak mungkin salah ngenalin wajah kamu!" kata Zeline lalu lanjut memeluk Felicia erat.

Felicia mengangguk lalu membalas pelukan Zeline 'tak kalah erat.

"Cia juga kangen kakak, kangen kak Intan juga.." lirihnya.

. . .

"Minum obat." titah Glen sambil menuangkan sirup kesendok.

Nara yang melihat itu langsung mendengus kasar. "Gue bukan anak kecil yang sukanya minum sirup ya!" katanya.

Glen memasukkan sirup itu kebotolnya, lalu mengambil sebuah pil berwarna putih dan juga segelas air minum dengan wajah datarnya.

"Buka mulut lo!" titahnya.

Nara pun membuka mulutnya dan meleguk pil itu. Lidahnya terasa pahit. Dia butuh minum, tetapi, dia lihat Glen telah meminum isi gelasnya setengah.

Glen menatap Nara. "Mau?" tanyanya sambil menyodorkan air minumnya.

Nara menggeleng sebagai jawaban. Tetapi, tanpa aba-aba, Glen memaksa Nara meminumnya, alhasil bibir Nara tertempel tepat ditempat bibir Glen mendarat tadi.

Glen tersenyum kecil melihatnya. "Indirect kiss." katanya.

Nara melotot kearah Glen. Wajahnya sudah memerah, sejak kapan seorang lelaki dingin bisa berkata dan bertindak begitu?

Melihat wajah Nara yang berubah, tawa Glen meledak. "Haha! Lo baper ya?" tanyanya.

'Yaiyalah! Gue baper!' pekik Nara dalam hati.

"Nara.." panggil Glen dengan wajah datarnya.

Nara mendongak menatap Glen. "Kenapa?" tanya Nara.

"I love you, 1945." katanya.

Nara mengernyitkan dahinya bingung. "Kok 1945?" tanyanya.

"I love you 3000, udah biasa. Kalo 1945 beda. Ditahun itu, banyak orang yang sedang berjuang untuk kemerdekaan. Sama kayak gue saat ini, berjuang untuk memerdekaan hati lo." kata Glen masih sama dengan raut wajah dinginnya.

'Untuk apa dimerdekain? Saat ini juga hati gue udah merdeka!' teriak Nara frustasi didalam hati.

"Kok diem?" tanya Glen.

"O-oh, gapapa." kata Nara mendadak canggung.

Glen mengusap bibir Nara, yang membuat Nara jantungan mendadak. Glen mendekatkan wajahnya kearah Nara, Nara pun memejamkan matanya.

Brak!

"Nara? Kamu udah sadar? E-eh, kalian berdua lagi ngapain?" tanya Sonya mendadak linglung.

Athanasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang