12

63 20 7
                                    

Aku mau minta sesuatu boleh? Aku mau minta votenya dong, biar aku tambah semangat nulisnya🤧

~oOo~

Jam pelajaran sudah usai. Waktunya para siswa-siswi pulang kerumah masing-masing. Walaupun tidak semua pulang kerumahnya, percaya atau tidak, pasti ada murid yang selepas pulang sekolah langsung bermain dengan teman-temannya. Kenikmatan duniawi.

Sedangkan Sia, dia sedari tadi termenung berjalan pulang kerumahnya, ya! Jarak dari sekolah kerumahnya sangatlah dekat. Tidak bisa dihitung dengan kilometer.

Sia sedang menendang-nendang batu kerikil yang ada dihadapannya. Dia sedang berkecamuk dengan pikirannya, Sia berfikir, apakah maksud ucapan Glen saat istirahat tadi? Sia benar-benar dibuat bingung olehnya.

Flashback on.

"Glen kangen sama Nara," katanya parau.

Sia dan Argan sama-sama melotot. "Maksudnya apa ya?"

Glen mengurai pelukannya dan memegang kedua bahu Sia sambil tersenyum. "Kamu Nara 'kan? Jujur aja,"

Sia menatap Glen bingung, apa yang terjadi dengan cowoknya didepannya ini?

"Gue? Gue Sia, Glen! Lo kenapa? Lo sakit?" tanya Sia sambil meraba kening Glen, tetapi dia tidak merasakan panas ataupun dingin sedikitpun.

Glen menggeleng kuat. "Enggak! Glen gak sakit, Nara selama ini kemana aja? Aku sama Argan kangen sama kamu loh, kita kan NAFEGEAR!" kata Glen.

Argan melepaskan cengkaraman Glen dibahu Sia. "Jangan gitu Glen, udah gue bilang, jangan terburu-buru, kita biarkan dia inget semuanya secara perlahan." bisik Argan tepat ditelinga Glen.

Glen kemudian menatap saudaranya itu nyalang. "Lo sendiri 'kan yang bilang kalau dia amnesia permanent? Gimana dia bisa inget secara perlahan coba?" tanya Glen sedikit keras, Sia pun bisa mendengarnya.

Argan menghela nafas panjang. "Gak! Dia gak amnesia permanent. Dia hanya mengalami amnesia dalam kurun waktu yang panjang. Lo kenal sama suster Monic? Dia anaknya suster Ajeng, yang pernah ngerawat Nara dulu!"

"Kalau gitu, biarin gue perjuangin cinta pertama gue, Gan! Lo jangan jadi penghalang lagi kayak dulu!" kata Glen sedikit emosi.

Flashback off.

"Ini semua apa? Kenapa aku gak faham? Tuhan... Takdirmu sangat membingungkan..." lirih Sia.

"SIA!!"

Sia melihat kebelakangnya. Ada Intan yang sedang berlari seperti orang kesetanan. Dengan peluh dimana-mana.

"Kenapa?" tanya Sia.

Intan memegang bahu Sia. "Lo tadi kemana? Gue cari sepenjuru sekolah tapi gak ketemu-temu. Lo 'kan udah janji mau main sama gue, gimana sih, huh!" Intan melipat kedua tangannya didepan dada dan bibir yang mengerucut.

Sia terkekeh kecil melihat kelakuan sahabatnya yang sangat absurd itu. Sangat mirip seperti bocah yang sedang merajuk.

Athanasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang