20.

54 7 3
                                    

"Ayo mati, aku juga udah gak tahan
untuk hidup."

-F & N

H a p p y  R e a d i n g
_______________________________

Gadis yang dipanggil oleh Nara pun terkejut. Dia langsung menghadap Nara sepenuhnya. Bola matanya membesar, wajahnya memerah. Nara melihat benda yang dipegangnya. Keranjang yang dipenuhi bunga.

"K--kamu.." lirih gadis itu.

"F--felicia, kamu Felicia, 'kan!?" tanya Nara dengan jari telunjuk yang terus menunjuk-nunjuk.

Gadis yang dikira Nara adalah Felicia itu malah menggeleng kuat. Dia mengambil wadah yang berisi air didekat kuburan itu lalu menatap Nara sebentar, dan dia langsung berjalan pergi mendahului Nara.

Tetapi, tidak semudah itu. Nara cepat-cepat menarik kuat tangan gadis itu sampai keranjang bunganya berjatuhan dan air yang dibawanya tumpah. Nara langsung memeluk kuat gadis itu.

"A--aku, kangen k--kamu.." lirih Nara.

Gadis yang dipeluknya itu memberontak. Tetapi, Nara kekeuh tidak ingin melepas pelukannya. Dia malah memeluk gadis itu semakin kuat. Gadis itu berhenti memberontak dan membalas pelukan Nara didalam isakannya.

"K--kamu, Nara 'kan?" tanya gadis itu didalam pelukan Nara.

Nara mengangguk. "Aku tahu, pasti kamu Felicia."

Gadis itu mengurai pelukannya, kemudian mengangguk lesu. "Iya, aku Felicia. Maaf, tadi aku sempet bohong. Aku terkejut aja ngeliat kamu. Kata papa, kamu udah ditemukan, aku bahagia banget, rasanya! Tapi aku juga sedih, kata papa, kamu amnesia, dan gak inget apapun. Tapi aku heran, kok kamu bisa ingat aku?" tanya Felicia.

Nara duduk dikeramik salah satu kuburan. "Aku cuma ingat kamu, aku gak tahu kenapa, kayaknya tuhan nyuruh aku buat nyari kamu. Hal pertama yang aku ingat itu, cuma kamu. Aku udah dapet 2 ingatan tentang kamu, dan kayaknya, aku memang harus cari kamu. Beruntunglah kita ketemu disini, hehe!" cerita Nara panjang lebar disertai kekehan kecil.

Felicia pun ikut terkekeh. Kemudian perhatiannya tertuju kepada lebam dimuka Nara dan juga pakaian yang Nara kenakan saat ini.

"Muka kamu kenapa? Terus, kok kamu pake baju rumah sakit? Kamu sakit? Atau kamu kabur dari rumah sakit?" tanya Felicia bertubi-tubi.

Baru menyadari akan hal ini. Nara pun terkekeh kecil. Dia menatap langit yang mulai menampakan cahaya jingga.

"Temenin aku pulang yuk? Aku mau ganti baju. Udah ini aku mau nanyain banyak hal kekamu. Kamu juga boleh nanyain aku sepuas kamu," ajak Nara sambil tersenyum kecil kearah Felicia.

Felicia menunduk, wajahnya pun berubah lesu. "Sebenernya aku mau, tapi aku takut ketahuan sama tante Sonya dan om Ervan. Aku gak mau pulang kerumah, mama pasti akan nekat jodohin aku lagi." kata Felicia.

Nara mengelus pundak Felicia, kemudian merangkulnya, dia tersenyum.

"Kamu sembunyi aja, kalau gak kita diem-diem masuk kerumah aku, kalau gak bisa, kita cari tangga, terus manjat kekamar aku! Gampang 'kan?" usul Nara.

Mendengar itu, Felicia terkekeh kecil. Dan kekehan itu pun menular ke Nara. Nara tersenyum melihat perubahan Felicia.

"Boleh! Tapi kalau ketahuan, aku langsung lari, ya! Kamu aku tinggalin, hehe!" kata Felicia yang diangguki oleh Nara.

Athanasia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang