Chapter 9

1.4K 183 52
                                        

Hi welcome to my story
Sorry if the story is not what you imagined
Don't forget to vote and comment



WARNING ⚠️
*tandai jika ada typo!
*cerita banyak amburadul!
*maaf jika cerita tak sesuai dengan harapan!
*cerita belum revisi!



--

Happy reading💟
-

'kehadiranmu, begitu memberikan warna untukku' -Devian

--


     Pagi telah tiba. Sinar mentari mulai menampakkan diri. Sinar mentari menembus memasuki jendela-jendela rumah yang terbuka lebar. Jalanan dipadatkan dengan kendaraan lalu lintas yang akan pergi untuk bekerja.
Suara ricuh terdengar dari kediaman Permana, yang beberapa hari lalu tengah diselimuti dengan kesediaan yang mendalam, kehilangan sosok tertua di keluarga Permana. Para anggota keluarga Permana, tengah sibuk dengan urusannya masing-masing. Keluarga Alisha tengah sibuk dengan mempersiapkan diri mereka masing-masing untuk kembali kerumah mereka. 

Alisha, gadis itu kini tengah berada didalam kamarnya. Ia tengah memasukkan beberapa baju yang akan dibawanya pulang.  Merasa badannya sangat lengket, gadis itu beranjak menuju kamar mandi untuk memulai ritual mandinya.

Selang beberapa menit, gadis itu telah selesai melakukan ritual mandinya. Alisha bersiap-siap untuk turun kebawah dengan menenteng koper berisikan pakaiannya.
Sebelum turun ia menyempatkan untuk merias dirinya. Ia  berjalan kearah meja rias, untuk memoleskan sedikit make up diwajahnya.

Ia berjalan keluar menenteng kopernya. Ia  sesekali bersenandung kecil saat menuruni tangga. Ia melihat Devian sedang duduk di sofa ruang tamu. Ia mengerutkan keningnya sejak kapan Devian berada disana. Alisha berjalan menemui Devian.

"Sejak kapan kesini?" Devian hanya meliriknya sekilas. Alisha tau mungkin Devian masih marah padanya sebab kemarin ia acuhkan. Alisha yang melihat Devian sibuk memainkan ponselnya, ia beranjak pergi. Devian pun tak sama sekali meliriknya.

"Al? lo kemana?"

Devian yang sadar jika gadisnya itu sudah tak lagi berada disampingnya lantas menekuk wajahnya. Pikirannya mulai kemana-mana. Apakah Alisha marah padanya? Pikirnya. Ia berjalan ke arah ruang keluarga, ia tak melihat Alisha melainkan orang tuanya dan orang tua Alisha yang sedang membicarakan sesuatu hal.

"Alisha kemana?" Tanyanya.

"Lah tadi bukannya sama kamu?" Tanya balik ibunya.

"Iya tapi tadi Ian main game, jadi ga tau Alisha pergi." Mereka yang mendengar itu hanya mendengus pelan.

"WOY ITU AMBIL."

Devian mendengar teriakan perempuan dari arah belakang rumah. Ia berlari ke arah sumber suara. Ia tak melihat Alisha, melainkan kakak iparnya, Maira. Devian melihat Maira yang tengah berbadan dua itu menunjuk ke arah pohon. Pandangannya pun tertuju pada seseorang yang berada diatas pohon. Alisha, gadis itu sedang berada diatas pohon. Entahlah apa yang dilakukan gadis itu disana.

"Al." Panggil Devian membuat Alisha menoleh.

"HAH?APA?" Teriak Alisha dari atas pohon dengan melempar dua buah mangga pada Maira, mampu membuat Maira kaget dan tersedak buah mangga yang dia makan.
Alisha dengan lincah lompat dari pohon mangga yang tidak terlalu tinggi itu,dan

He Returns[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang