49. Morning Sex? And Baby [21+]

21.7K 261 11
                                    


GIMANA, KALIAN UDAH BACA PART 15? ISINYA MEMANG BEDA, BACA LAGI YA. AKU TAMBAHIN JADI 2K + WORLDS. KALIAN BACA AJA YA, MAAF ATAS KETIDAK NYAMANAN KALIAN YA, KARENA ISI PARTNYA BEDA DARI YANG AWAL.

Pusing sekali epribadeh, ini cerita gak tamat-tamat. Mana konflik belum selesai lagi huft sabar ya yang mau tamat.

1.Soal flash disk yang di kasih sama perempuan yang ketemu sama Irene kan belum di lihat.

2. Masalah Irene sama Jiso yang belum selesai.

3. Siapa orang yang udah suka sama Irene sampe rela ngelakuin hal itu terhadap Irene.

4. Kalo masalah Arsen udah ya? Alasan kenapa Arsen jadi pelayan. Tapi soal perasaan belum di tau sama Irene.

Masalahnya di selesaikan satu-satu ya. Sekarang masalahnya belum ada yang di bahas, karena Irene lagi mendekati lahiran.

JANGAN LUPA VOTE YA GUYS, I'M WAITING BABY 🍑

HAPPY READING 🦋

Tadi malam sehabis berkumpul dengan keluarga Irene membereskan sisa makanannya, dan langsung pergi ke kamar dengan mengganti baju, mencuci wajah dan menggosok gigi sebelum pergi tidur.

Sedangkan Sehun sudah berada di atas kasur sambil bermain ponsel. Irene bersyukur jika Sehun tak banyak bicara padanya, apa lagi merengek seperti kemarin. Sudah pasti Irene bersyukur.

Paginya Irene terbangun karena elusan tangan Sehun di atas perutnya. Serta kecupan basah dan bisikan yang Sehun berikan pada anaknya, yang akan lahir.

"Ngapain sih, pagi-pagi udah bikin aku bangun aja."

"Aku lagi sapa anak aku, emang salah?"

"Dih nyolot, misi dulu deh. Aku mau duduk dulu."

Sehun bergeser sedikit untuk memberi ruang terhadap Irene yang akan bangun sembari bersender di kepala ranjang.

Satu tangan Irene terangkat untuk mengelus perutnya yang memang sudah membesar ini, harusnya hari ini adalah jadwal cek kandungan. Sepertinya memang harus berangkat pagi agar tak lama menunggu antrian.

Irene mencari ponsel miliknya di atas nakas namun tak ada, di dalam laci juga tak ada. Perasaan kemarin tak memainkan ponsel. Biasanya memang di letakkan disana.

"Ponsel aku dimana ya?" tanya Irene pada dirinya sendiri.

"Nih."

"Loh, kok bisa sama kamu sih! Siniin ah."

Irene mengambil ponselnya dan mencari kontak dokter yang memang biasa di hubungi jika ada jadwal periksa kandungan.

"Halo Dok, gimana hari ini bisa?"

"Bisa Bu, gimana mau janji jam berapa?"

"Hm, kira-kira jam sebelas bisa gak Dok?"

"Wah, jam sepuluh aja gimana Bu? Soalnya kalo mau nunggu bisa cuman tunggu jam praktek malam."

"Hm, boleh deh. Nanti saya kesana udah langsung masuk aja kan Dok?"

"Bisa Bu, kan sudah membuat janji."

"Oke."

Akhirnya Irene bisa bernafas lega. Karena sebelum itu tak membuat janji membuat dirinya harus menunggu lama, apa lagi harus pindah rumah sakit tak akan sanggup rasanya berjalan terlalu jauh untuk membawa perut besarnya ini.

"Pelayan," panggil Irene dari dalam kamar, namun tak ada sautan dari luar sana.

Irene melirik Sehun sekilas yang masih asik di dalam selimut yang ada mereka berdua disana. Irene terdiam cukup lama sambil melirik sekitarnya dan mengegerkan kakinya di balik selimut.

MY SEXY HUSBAND [HUNRENE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang