58. Story 18+

8.4K 133 3
                                    

KASIHAN YA, SEHUN. NGGAK NGAPAIN TAPI DI CURIGAIN. KALIAN MAH TEGA, YA.

BERAT, BUAT NAMBAH SCANE LAIN DI PART INI. DENGAN MENGAMBIL HAMPIR SEPARUH DARI ISI HUNRENE.

SEMOGA SUKA YA, TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA CERITA INI.

BUAT ENDING! AKU INGATKAN YA, JANGAN BERHARAP LEBIH. APA LAGI BANYAK YANG PENGEN SEHUN GO. ENDING MUNGKIN SANGAT, MEMBAGONGKAN😄

JEJAK DI TINGGALKAN, YA. MUNGKIN PART BERIKUTNYA AKAN ADA SCANE DARI PASANGAN LAIN. KALAU KALIAN MAU. PEMERAN LAMA DI MASUKAN LAGI DI SINI. MUNGKIN....

GANTUNG BUAT LAST:)

HAPPY READING 🍒

Di rumah sebelah Sehun melihat barang masuk untuk kebutuhan yang tadi sudah di pesanan. Dan berharap selesai dalam tiga hari. Dan juga menambah pekerja lagi.

"Ryu, saya mau barang-barang yang saya bilang tadi di pindahkan kesini ya. Bawa aja semuanya."

"Baik Tuan. Saya permisi dulu."

Sebentar, sangat sebentar saja untuk mengecek keadaan. Dan melihat-lihat juga sebelum pulang. Namun ketika ingin masuk pagar. Sehun bertemu dahulu dengan penjaga di depan.

Sebelum ke inti pembicaraan. Sehun sempat berbasa-basi dahulu.

"Pak, nanti jangan di biarkan orang yang nggak di kenal masuk ya? Apa lagi yang kemarin sempat saya usir. Kalau saya tidak di rumah juga jangan di biarkan masuk."

"Maaf atas kelalaian saya Tuan."

"Ya, nggak papa."

Setelahnya Sehun berjalan masuk ke dalam. Kamar mereka yang berada jauh dari depan, dan di dekat dapur.

Ceklek

"Eh?"

Wajah terkejut Irene membuat Sehun bertanya  Irene sepertinya sedang malamun. Itu yang diperhatikan dari wajah terkejutnya tadi.

"Kenapa? Aku mau tidur siang."

"Ya, tidur aja sana."

"Kamu kenapa sih? Dia bilang apa tadi, sama kamu?"

"Nggak ada kok."

Irene duduk bersandar di kasur. Tangannya masih memakan buah potong tadi. Sekarang ingin apa, juga tidak tahu. Sebal sekali rasanya, karena ingin sesuatu, tapi tidak tahu yang di inginkan.

"Sayang," panggilan Sehun membuyarkan lamunan Irene.

Sehun sudah duduk di samping Irene dan mengecup kening Irene. Tangannya terangkat untuk mengelus perut Irene yang besar. Mata mereka bertemu untuk sesaat.

Mereka berada di pikiran masing-masing, sebelum bibir mereka menyatu. Tak ada pertahanan dari masing-masing. Hanya bibir saja yang terus beradu hingga, terlepas dengan sendirinya.

"Sampai netes ya," ucapnya.

"Dih, punya kamu nih. Jorok banget sih."

"Makanya, langsung di telen. Jangan di keluarkan lagi."

"Dih, apa sih ah. Udah tidur sana, katanya mau tidurkan ya?"

"Kenapa sih ketus gitu?"

"Dih, siapa juga? Jangan asal deh, ah."

"Tuh, kamu gitu terus. Salah aku apa coba?"

"Salah kamu itu, di suruh Bibi Chou buat bawa baju aku kesini. Kenapa malah kamu nggak bilang?"

MY SEXY HUSBAND [HUNRENE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang