23. Sick - 02

7.1K 137 0
                                    

Kamar, Aston.
Pukul 09:00

Sehun berjalan masuk ke dalam kamar, dimana Irene sedang duduk bersandarkan kepala kasur. Irene yang mendengar langkah kaki langsung menoleh.

"Ayo makan dulu," ajak Sehun pada Irene yang semakin memucat. Hidungnya juga sudah memerah.

"Suapin," lirih Irene dengan pelan. Bahkan untuk bersuara saja rasanya berat sekali.

"Iya."

Sehun meletakkan bubur buatannya di atas meja, dan meminumkan teh hangat ke Irene.

"Minum dulu," suruh Sehun agar Irene meminum teh hangat itu.

"Udah, mau makan aja," ucap Irene setelah minum beberapa teguk. Teh buatan Sehun memang beda. Rasanya enak, melebihi teh yang sering di minumnya di manapun.

"Buka mulutnya."

Ketika sendok yang di pegang Sehun berada di depan mulut Irene.


Irene memakan bubur Sehun dengan lahap. Rasa bubur yang di buat Sehun enak. Hanya dengan campuran ayam yang di potong kotak-kotak, serta brokoli yang di potong agak kecil, serta kentang, dan wortel yang di potong persis seperti ayam tadi. Ini paling enak jika tambah menggunakan kerupuk, telur goreng yang di potong-potong, serta bawang goreng yang di taburi di atasnya. Sayangnya itu hanya angan. Tenggorokan Irene akan makin sakit jika memakan yang mengandung minyak.

"Enak ya? Sampe kemana-mana gini makannya," ucap Sehun dengan mengelap sisa bubur di pinggir bibir Irene dengan ibu jarinya, lalu memakannya.

Irene hanya diam saja. Rasanya ingin melawan itu pasti ada, tapi tak mungkin untuk sekarang. Dirinya masih membutuhkan Sehun. Masalah jimat itu akan dipikirkan nanti ketika sudah selesai acara sakit menyakitinya nanti.

Drt Drt Drt

Ponsel Sehun bergetar lama, pertanda ada orang menelpon dirinya.

"Halo Sy?" sapa Sehun terlebih dahulu.

"Saya di luar Bos, buka pintunya," jawab orang di sebrang sana dengan kesal, sambil menggerutu.

"Bentar Sy," balas Sehun yang hampir meledakan tawanya. Karena tadi sudah janji sampai lupa karena bersama Irene.

"Bentar Ren, aku ambil obatnya dulu."

Sehun sudah bangun dari duduknya, berjalan keluar kamar. Untuk mengambil obat yang di bawa oleh Daisy.

•••

"Siapa yang sakit Bos?" tanya Daisy pada Bosnya ini. Sambil mencoba menajamkan penglihatannya matanya agar bisa melihat ke arah dalam melihat kearah dalam.

Namun tubuh besar Sehun menghalangi arah pandang Daisy karena tadi pintu kamar terbuka. Bisa saja Daisy melihat dan berpikir yang tidak-tidak.

"Udah gak penting," balas Sehun acuh sambil mengusir juga.

"Ck, jangan lama-lama gak masuk kantor. Ada undangan bisnis dari negeri orang. Dan saya tidak bisa mewakilkan ya," jelas Daisy yang masih asik dengan Sehun.

MY SEXY HUSBAND [HUNRENE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang