🌼Dua🌼

1.2K 91 5
                                    

Hari ini, seperti biasa Kiara akan berangkat sekolah suasana hatinya sudah mulai membaik setelah tidur panjang semalam. Namun, lagi-lagi hatinya harus tergores kala melihat pemandangan di depan matanya.

Matanya mulai memanas, saat melihat adik tirinya lebih di sayang oleh Clarita dan Rafael. Bahkan mereka sangat memanjakan Audrey layaknya Kiara, padahal mereka tidak pernah melakukan hal seperti itu kepada Kiara barang satu kali pun.

"Non Ara. Ini bibi buatkan bekal untuk non Ara, di makan ya non, nanti sakit" bi Imah, memberikan sebuah kotak bekal dan sekotak susu coklat kepada Kiara.

"Makasih bi" Kiara pun, mengambil kotak bekal tersebut sambil mencium pipi bi Imah.

"Ara, sayang bibi"

"Bibi, lebih menyayangi non Ara. Lukanya bibi obatin lagi ya non"

"Gak, apa-apa kok bi. Ini sudah sembuh" jawab Kiara, sambil tersenyum hangat.

"Ya udah ya bi, Ara pergi sekolah dulu. Bibi jangan cape-cape ya kerjanya. Assalamualaikum bibi" ucap Kiara sambil mencium tangan bi Imah.

"Waalaikumsalam, non Ara"

Kiara pun, melewati meja makan dimana ada Clarita, Rafael dan juga Audrey.

"Anak tidak tau sopan santun" cibir Clarita, dalam hati kecil nya ada rasa iri dimana Kiara lebih sayang kepada pembantu nya di bandingkan dirinya sendiri.

Namun, lagi-lagi pikiran itu Clarita buang jauh-jauh. Kiara pun tidak memperdulikan ucapan mama nya, dia hanya keluar begitu saja.

****

Sesampainya di sekolah, Kiara berjalan menyusuri koridor yang masih sepi dan hanya ada beberapa murid saja yang lewat karena jam masih menunjukkan pukul 06.00 pagi, dengan langkah yang sangat gontai, Kiara pun menuju ruang kelasnya.

Namun, matanya melihat sosok ketua osis yang sangat menyebalkan itu.

"Eh, ketos" cengir Kiara, sambil menunjukan deretan giginya yang rapih dan putih.

Arka melihat luka-luka lebam di wajah Kiara, dia menaikan satu alisnya membuat Kiara bingung dengan apa yang di sampaikan Arka kepadanya.

"Muka" tanya Arka dingin.

"Di tinju semut" jawab Kiara dengan cengiran nya.

Tanpa, basa-basi Arka pun menarik lengan Kiara ke arah UKS.

"Lepasin gw, manusia kulkas" cibir, Kiara.

"Bacot"

Kiara terus ngedumel tak jelas, Arka pun tidak mendengar kan sumpah serapah milik Kiara. Dia terus menggandeng tangan Kiara hingga di depan pintu UKS.

"Duduk" perintah Arka.

Mau tak mau Kiara pun menuruti keinginan Arka. Dengan telaten Arka mengobati semua luka lebam milik Kiara, tatapan mereka seketika bertemu. Dan Kiara yang menyadari itu langsung memutuskan kontak mata tersebut.

"Apaan lo liat-liat, suka ya sama Ara yang cantik" dengan geer nya, Kiara pun mengucapkan hal tersebut.

"Setres"

Arka pun, meninggalkan Kiara yang masih diam membeku di dalam UKS.

Setelah dari UKS, Kiara kembali ke kelasnya yang sudah mulai banyak orang tidak seperti tadi sunyi dan sepi.

Senja di Penghujung Tahun  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang