🌼Lima🌼

973 91 1
                                    

Vote yu dan ramein, kalo rame aku up 2 kali dalam sehari 🥳
Happy reading.

Seperti ada, namun kehadirannya tidak di inginkan.
Seperti hidup, namun dianggap sudah tiada.

Kiara Anastasia Laksani

Saat ini, Kiara sudah berada di halaman rumahnya tampak sepi, dak sunyi. Lagi-lagi Kiara hanya mengukir senyuman palsu untuk menutupi rasa sedih dalam hatinya.

Bayangan masa kecil, selalu hadir dalam hidup Kiara tentang Zia dan juga bang Arnold. Setelah kepergian Arnold semua tampak berubah, Kiara semakin asing di mata Clarita dan juga Rafael.

Kiara melihat ke sekeliling halaman rumah itu, satpam yang berjaga pun tidak ada di pos satpam. Biasanya pak Mamat selalu stay di gerbang 24 jam nonstop, namun kali ini dia tidak ada.

"Abang, ayo kejar Ara"

"Bang, sini Ara punya permen"

"Zia, kata bang Arnold ayo pergi beli eskrim"

"Zia, sini"

"Bang, Arnold eskrim Ara"

"Zia, permen Ara siniin"

"Zia"

"Bang Arnold"

Kiara tersenyum getir melihat bayangan masa kecilnya bersama Arnold dan Zia.

Kiara melangkahkan kaki jenjang nya kedalam rumah, terasa sangat sepi, sunyi dan gelap gulita. Di samping itu dia merasa heran kenapa lampu di dalam rumahnya gelap seperti mati lampu saja.

"Bi Imah"

"Mang Mamat"

"Assalamualaikum"

Kiara, masih berjalan hanya menggunakan lampu flash yang ada di handphone berlogo apel yang tergigit.

"Assalamualaikum"

Kiara terus berjalan ke arah stopkontak, untuk menghidupkan lampu di ruang tengah.

Lampu menyala dengan sempurna, telah Kiara berhasil menghidupkan stopkontak itu.

Matanya berbinar, senang, sedih dan terharu terpancar dari kedua mata indah milik Kiara.

"Happy sweet seventeen, princess" ucap bi Imah, sambil menyerahkan sebuah kue tart berukuran sedang, yang dia buatkan khusus untuk anak majikannya itu.

"Bibi" cicit Kiara.

"Selamat ulangtahun sayang" bi Imah, mengecup singkat kening Kiara dengan lembut.

"Makasih bi" pelukan Kiara kepada asisten rumah tangganya itu, sangat erat seperti pelukan anak terhadap ibunya.

"Mang Mamat" teriak Bi Imah.

Dari arah taman, mang Mamat masuk kedalam ruang tengah bersama sahabat-sahabat Kiara. Dengan membawa kado ulangtahun untuk dirinya.

Senja di Penghujung Tahun  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang