🌼Empat Puluh Dua🌼

518 60 4
                                    

∞♪♪♪♪∞

V
O
T
E

∞♪♪♪♪∞

C
O
M
E
N
T

∞♪♪♪♪∞

S
H
A
R
E

∞♪♪♪♪∞

"Maaf, karena obsesi ku. Aku,  menghancurkan semua orang."

____ Rafael Adhinata ____


"Sabtu 26 November 2020, saya nyatakan saudara Rafael Adhinata, dinyatakan untuk fonis hukuman mati, dan di denda sebanyak 100 milyar rupiah."

Tok.... Tok.... Tok

Ketukan palu, di persidangan sudah di ketuk sebanyak 3x. Yang menandakan bahwa, sidang tentang kasus Rafael dinyatakan sah dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya di dalam penjara, seumur hidup.

"Ma, maafin aku." Lirih Rafael, kepada istrinya.

Clarita, yang memandang Rafael dengan tatapan kecewa. Jujur saja, selama bertahun-tahun hidup dengan Rafael, dirinya baru mengetahui sebuah fakta menakjubkan bahwa, Kiara bukan anak kandungnya.

Audrey dan juga Azim harus mendekam di penjara, selama 2 tahun lamanya, karena mereka tidak terlalu bersalah. Walaupun, Azim membunuh Dino dan juga Gerald. Tetapi, disini dalangnya adalah Rafael.

"Arka, maafin gw." Ucap Azim, sambil memeluk tubuh Arka.

Jujur saja, saat ini Arka masih belum bisa menerima kenyataan yang ada. Arka, masih syok dengan semua yang menimpa dirinya.

"Arka, gw mohon jangan benci gw." Lirih Azim, sambil bersujud di kaki Arka.

Arka yang sudah tidak tau mau berbuat apa lagi, membuat dirinya diam tak bersuara. Tetapi, perlahan Arka mengangkat tubuh Azim dan membawanya kedalam pelukan ala pria.

"Gw, paham. Semangat, dan jalani hukuman ini. Gw, dan anak Avigator lainnya akan sering jenguk lo disini." Ucap Arka, sambil menonjok perut Azim dengan pelan.

"Gw tahu, lo ini sebenarnya baik. Hanya karena keadaan yang memaksa lo buat berbuat se keji ini, jangan di ulang. Dan tetap semangat." Ucap Gavino, sambil melakukan tos ala pria.

"Sekarang bi Imah ada dimana." Tanya Alisa, menatap horor Audrey.

"Dia, lagi melakukan penerbangan Singapore-Indonesia. 30 menit lagi, akan landing." Ucap Audrey, sambil menunduk jujur saja, dirinya malu bertatapan dengan Alisa.

"Gw tahu, lo baik. Semangat." Bisik Claudia, perkataan Claudia mampu membuat Audrey tersenyum.

"Semangat," ucap Alisa sambil tersenyum hangat.

"Cepat keluar, nanti kita jadi sahabat." Ucap Alisa, sambil merangkul tubuh Audrey.

"Maaf tuan, tuan Robert sudah pergi dari Indonesia." Ucap salah satu anak buah Pras.

"Brengsek." Umpat Pras, sambil memukul tembok yang ada di sana.

"Audrey, sebenarnya kamu dan Azim bukan anak dari Robert. Kalian adalah anak yatim piatu, yang di asuh oleh Robert, untuk membalas dendam kepada Rafael." Ucap Gavino, yang sudah mengetahui semua kejadian di masa lalu, melalui Pras.

"J-jadi." Ucap Audrey, dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Iya, orang tua kalian meninggal saat kalian masih berumur 2 bulan. Akibat insiden tersebut, kalian di adopsi tuan Rafael." Lanjut Gavino, sambil memberikan kekuatan untuk Azim.

Senja di Penghujung Tahun  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang