🌼Dua Puluh Dua🌼

723 63 57
                                    

∞♪♪♪♪∞

V
O
T
E

∞♪♪♪♪∞

C
O
M
E
N
T

∞♪♪♪♪∞

S
H
A
R
E

∞♪♪♪♪∞

"Jangan jadi pelangi, untuk orang yang
ragu, karena terlalu sering berjumpa
dengan warna abu-abu"


Kiara terbangun dari tidur nya, perlahan sang netra mulai menyesuaikan dengan cahaya matahari. Kiara melirik ke segala arah, sambil tangannya merasakan sebuah genggaman.

Dia melihat ke arah bawah, tampaknya Arka masih tertidur di samping brankar Kiara. Melihat jam dinding yang ada di ruangan rawat Kiara, membuat dirinya tertegun.

Pukul 08.00 pagi, Kiara kembali mengingat kejadian kemarin, yang dimana dengan teganya Dina beserta kedua temannya melakukan kekerasan di area sekolah.

Tes

Lagi-lagi tetesan darah segar keluar dari hidung Kiara, membuat dia panik setengah mati. Karena tidak mungkin dia memperlihatkan darah itu kepada Arka, bisa-bisa Arka curiga dengan penyakit yang di alami Kiara.

Kiara belum siap untuk memberitahu semuanya, sebelum Kiara bisa menjelaskan tentang kematian Arnold, agar Kiara bisa bebas jika suatu waktu Kiara meninggal.

Dekat cepat dan hati-hati Kiara membersihkan tetesan darah itu menggunakan tisu, setelah bersih Kiara melihat pergerakan dari Arka membuat dia melihat ke arah Arka.

"Zia" cicit Kiara, sambil mengusap rambut hitam milik Arka.

"Kamu ada yang sakit? Mana yang sakit nya biar Zia obatin? Ara mau apa? Bubur? Buah atau ap....."

Kiara terkekeh geli, mendengar ucapan Arka yang sangat mengkhawatirkan dirinya, seulas senyuman Kiara terbitkan membuat Arka heran dengan gadis nya ini.

"Ara gak apa-apa Zia, Ara cuman pengen minum aja haus" dengan segera Arka menuangkan air mineral dan memberikannya kepada Kiara, membuat Kiara langsung meneguk nya hingga tanda.

"Abis ngapain hem, sampai kehausan gini" tanya Arka disertai kekehan kecil.

"Abis maraton sama semut" tawa Kiara pecah saat itu, membuat Arka semakin bahagia bisa melihat tawa Kiara yang membuat dirinya candu.

"Zia, kenapa gak sekolah" tanya Kiara.

"Zia mau jagain Ara aja, Zia gak bisa sekolah kalo tanpa Ara"

Arka dan Kiara bercanda tawa, hingga seorang suster masuk kedalam ruang rawat Kiara.

"Pagi nona cantik" sapa suster tersebut.

"Pagi suster" balas Kiara, sambil tersenyum manis ke arah suster tersebut.

"Gimana udah mulai membaik, ini buburnya habiskan ya, jangan lupa obat nya di minum dan itu" Kiara yang sudah mengerti arah pembicaraan suster tersebut, dan langsung mengangguk kan kepalanya.

Senja di Penghujung Tahun  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang