🌼Tiga Puluh Empat🌼

591 57 2
                                    

∞♪♪♪♪∞

V
O
T
E

∞♪♪♪♪∞

C
O
M
E
N
T

∞♪♪♪♪∞

S
H
A
R
E

∞♪♪♪♪∞

"Aku kira, kita sedekat Desember ke Januari. Nyatanya, kita sejauh Januari ke Desember."

____ Kiara Anastasia Laksani ____


Flashback kematian Arnold part 2

Setelah selesai di lakukan pencarian, selama 2 jam lamanya. Kini, jenazah Arnold ditemukan dengan luka bakar di sekujur tubuhnya. Hati Kiara sangat tergores, andai saja dirinya tidak memaksa untuk membeli novel, mungkin Arnold masih hidup sampai sekarang.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Bagaimana besarpun rasa penyesalan itu ada, tetap saja hal yang sudah terjadi tidak bisa di kembali lagi ke masa lalu.

"Ini, semua gara-gara kamu Kiara." Bunda Arnold, semakin hancur melihat jenazah putra sulungnya mati dengan cara tragis.

"B-bunda, maafin Ara." Kiara menunduk, dia tidak berani menatap mata bundanya Arnold.

Zahara Dwi Cahya atau sering di panggil bunda Zahra, adalah bunda Arnold, kematian Arnold memberikan cambukan besar untuk Zahra.

Karena, jika Zahra dan juga Fahdan tidak mempunyai anak lagi, maka semua warisan dari orang tuanya Fahdan akan di berikan ke panti asuhan, banyak cara yang selalu Zahra dan Fahdan lakukan. Demi, kebahagiaan dan kesehatan Arnold.

Namun, kali ini harapan mereka pupus. Arnold sudah tiada gara-gara Kiara, padahal, mereka tidak tahu saja bahwa dalang dari semuanya adalah Aurel, tuan Robert dan juga satu orang lelaki yang kini masih menjadi misteri.

Walaupun, lelaki itu masih berusia 10 tahun, tetap saja jiwa psikopat dan dendamnya akan selalu hadir, sampai dirinya bisa menghancurkan keluarga Rafael.

Usut punya usut, Robert adalah ayah dari perempuan yang di hamili oleh Rafael beberapa tahun yang lalu. Ya , mereka adalah keluarga dari korban, dan perbuatan mereka sudah banyak memakan korban.

Beberapa hari setelah pemakaman Arnold, bi Imah tak sengaja mendengar suara telepon yang ternyata dia adalah Audrey.

"Ayah, Arnold kan sudah meninggal. Lantas, apa yang akan kita lakukan kedepannya." ucap Audrey.

"Buat, Kiara merasakan seperti di neraka " ucap Robert di sebrang sana.

"T-tapi, aku rindu bang Arnold ayah. Andai kemarin, Kiara yang mati bukan bang Arnold." Monolog nya.

"Lupakan cinta itu, fokus ke tujuan kita." Peringat Robert.

Prank

Sebuah pas bunga jatuh, membuat bi Imah yang menguping menegang belum sempat dirinya kabur, Aurel sudah berada di depannya.

"Jangan macam-macam, jika lo mau selamat dari tangan ayah gw." Peringat Aurel, sambil memegang sebuah cutter, yang di eluskan ke pipi bi Imah.

Sontak, hal tersebut membuat pipi bi Imah ngilu, dan keluar cairan kental yang bernama darah segar.

****

Senja di Penghujung Tahun  (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang