BAB 9

1.4K 112 0
                                    

Iya sayang bagaimana kau bisa bersama pria posesif sialan ini? " Ucap ino ah ini dia si tunangan sai wanita mulut racun setelah sakura. Jika sai punya senyum palsu menjijikkan maka ino punya mulut sialan yang beracun.

Satu-satunya pasangan yang benar-benar normal dan bermulut tidak sialan adalah Shikamaru dan temari. Oh dan Tenten wanita itu cukup dekat dengan temari jadi otomatis mulut nya tidak sesialan ino dan sakura juga pasangan mereka. Ku garis bawahi yang tidak sesialan ya.

"Dobe jelaskan! " Ucap sasuke dengan wajah menggelikan nya meminta penjelasan ku.

"Minna ~~~~ maaf mengagetkan kalian memang agak terburu buru dan terkesan lebay. Tapi perkenalkan Naruto Namikaze calon suami ku" Ucap Hinata menjelaskan

"APA??!!!!!" Teriak mereka bersamaan bahkan Shikamaru dan temari sampai menganga mendengar ucapan Hinata

"Aku tau ini terburu-buru minna, termasuk kak Neji. Maaf membuat mu khawatir kak ,Naruto akan meminta izin pada Ayah. Aku percaya padanya jadi tolong jangan terlalu tegas padanya. Kau tau kan aku tak pernah berpacaran aku juga tak ingin bermain main. Tolong sekali lagi bersikap baiklah pada Naruto. "
Ucap Hinata membelaku dan langsung duduk di samping ku raut wajahnya benar-benar takut dan khawatir.

"Terimakasih sayang" Ucap ku membisikkan kalimat itu di telinga nya agar tenang dan percaya padaku bahwa tak akan terjadi sesuatu yang buruk.

Suasana tegang entah mengapa setelah Hinata berbicara, bahkan pasangan mulut sialan beracun senyum palsu sasusaku dan saino saja tak merespon apapun,seakan menghargai waktu Hinata dan Neji.
Neji menatap tak percaya pada Hinata aku tau dia juga posesif sialan namun ayolah aku juga pria yang baik bertanggung jawab bukan pemain wanita hell no aku adalah pria kaya seorang CEO dan ketua mafia jadi dia harus bisa merelakan adiknya untuk ku.

"Hah~~~ terserah padamu Hinata, maaf kalo aku kasar. Hanya saja aku kaget bukan kah kalian baru bertemu siang tadi? Kenapa malam ini langsung bilang bahwa kalian akan menikah. Kau tau jantung ku rasanya ingin copot saat ini juga. " Ucapnya menatap Hinata dalam aku tau juga Neji sangat menyayangi Hinata.

"Tak apa nanti aku jelaskan kak, maaf ya minna~~~ tapi sekarang mari kita berpesta" Teriak Hinata kegirangan dan berlari ke lantai dansa bersama geng perempuan nya

"Dobe kau sialan! " Ucap sasuke sambil menenggak mirasnya kasar

"Baka sialan! " Ucap sai menambahkan

Hei ayolah kenapa wajah mereka pada terlihat kusut begitu, yang mau menikah kan aku.

"Pria posesif sialan pecemburu berengsek." Ucap Shikamaru bahkan si Shikamaru sekarang mengumpat padaku

"Laki-laki tak bermoral sialan, kuning sialan." Sekarang neji yang mengumpati ku

"Kau tahu dobe, kau pria brengsek yang sialan nya sungguh sangat beruntung mendapatkan Hinata. " Ucap sasuke sambil memandang ku kesal

" Ok baik mari kita Luruskan, aku sangat paham jika Neji marah padaku dia berhak marah dan memaki ku. Aku tau itu. Tapi kalo kalian aku tak bisa menerimanya ada apa dengan  kalian sialan? " Ucapku marah sambil menenggak gelas yang berisi alkohol aku kesal setengah mati karena semua sahabat ku seolah tak mendukung ku untuk menikah dengan Hinata

" Bukan begitu baka! Kau akan menikahi wanita tersexy dan cantik seperti Hinata. Kau yang berengsek ini sangat ah... Sudah lah kesal aku" Ucap shikamaru frustasi.

"Baka Dobe! " Maki sasuke lagi.

" Hahaha... Sudah lah kawan jadi begini Naruto. aku, shika, dan sasuke pernah sempat bersaing mendapatkan Hinata dulu sebelum kami mengenal Tunangan kami. Bahkan Hinata sempat di lamar oleh Toneri si pria bajingan itu. Namun kau tau kan Hinata itu sulit sekali dia menganggap kami hanya kakak nya sama seperti Neji dan memohon pada kami untuk tidak bersaing mendapatkan nya. " Ucap sai dan di balas anggukkan oleh yang lain nya.

"Karna menurut ku kau cukup layak Naruto. Jadi kau mendapatkan restu dari ku. hah~~~ sulit memang melepaskan adik kecil ku itu. Tapi tak apa selama dia bahagia. Dan jika kau menyakiti nya apalagi membuat ia menangis ku pastikan kepala kuning mu itu tidak akan berada di tempatnya lagi. " Ucap Neji mengancam ku.

Aku masih terlalu syok mendengar penjelasan sai, berarti gadisku pernah menjadi ancaman dari para sahabat ku. Sialan memang. Batinku terus memaki namun bibirku tak bisa berkata

"Tapi tenang saja dobe! Dia milikmu sekarang. Kami sudah melupakan rasa suka kekanak-kanakan itu. Dan hanya menganggap Hinata sebagai adik. Tak perlu khawatir karna aku tau kau pecemburu sikopat! " Ucapnya dengan wajah yang minta untuk ku hajar

Hah~~~aku menghela napas lelah. tak heran jika mereka juga terpesona pada Hinata baru bertemu saja aku langsung ingin membawanya ke ranjang ku, kalau tak ingat wajah sialan Neji dan wajah paman Hiashi yang menakutkan dan keimanan ku yang patut untuk di banggakan.mungkin sekarang aku tidak berada disini tapi di peti mati. Aku tau begitu posesif nya paman Hiashi dari Konohamaru yang menggilai Hanabi, pantas saja Konohamaru hampir pulang dengan baju compang camping kala mengatakan bahwa ia berpacaran dengan Hanabi, Konohamaru juga berkata padaku sulit sekali meminta restu dari orang tua macam Hiashi. Konohamaru juga di tantang untuk melamar anak nya langsung jika menyukainya.tidak ada kata pacaran. Aku dulu sempat bingung kenapa Konohamaru begitu tergila-gila dengan si cantik Hanabi yang punya penjaga singa. Sedangkan ia selalu di gilai perempuan di luar sana,rupanya ini toh...karena mendapatkan berlian harus melewati jurang dan mencarinya yang sulit sehingga menimbulkan perasaan semangat dan ingin mendapatkan nya. Jadi aku tak heran jika sahabat sialan ku ini memang menyukai nya.

"Sudah lah Nar, selamat untuk hubungan mu dan selamat untuk perjuangan nya melamar hinata di depan paman ku" Ucap Neji yang kubalas anggukkan tanda mengerti.

"Thanks nej" Ucapku tulus dan dibalas anggukan olehnya

Kualihkan pandangan ku mencari gadisku, ternyata ia masih menikmati party dan lagu yang di putar Dj, aku belum ada hasrat untuk ikut bergabung dengan nya, karena shock bertubi-tubi hari ini. Aku kelelahan sialan batinku menangis.
Tapi lelah ku hilang melihat wajah bahagia yang terpatri di wajahnya.
Ku lihat jam mahal di tangan ku jam menunjukkan pukul 11 malam, tapi gadisku masih sibuk menari tertawa di lantai dansa bersama gadis-gadis yang lain. Para laki-laki hanya mengawasi dan memantau kali saja ada bajingan yang ingin mengantarkan nyawanya dengan mengganggu gadis kami.

Bucin Nya HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang