BAB 14

1.2K 99 0
                                    

"Sayang, terkadang aku bingung kenapa ibu merah ku itu lebih menyayangi mu"

" Ya karena aku putri nya"

"Oh begitu rupanya kau anaknya dan aku anak ayah Hiashi? " Ucap Naruto sambil mengelus punggung Hinata posisi mereka masih dengan Hinata yang berada di pangkuan Naruto.

"Mou... Tidak boleh dia adalah ayah ku" Ucap Hinata manja sambil memajukan bibirnya membuat Naruto gemas

"Baiklah baiklah semuanya punya mu sayang " Ucap nya mengalah tak mau istri manja nya itu marah.

Naruto pov

Wanita ku ini merajuk aku tau sekali, dia memang putri ibu ku,dan aku adalah anak pungut nya bagaimana tidak dia dan Hinata benar-benar duo sejoli yang sangat sepemikiran dan bertingkah absurd yang sama, mulai manjanya, perhatian, marahnya semuanya sama. Kadang ketika aku mengobrol dengan ayah ku saat melihat ke dekatan ibu ku dan Hinata aku pernah bertanya padanya

"Ayah, kenapa bisa-bisanya aku mempunyai istri sama seperti ibu" Ucap ku datar

"Entah lah nak, ayah pikir dua wanita disana sudah langka dan hanya satu di sunia. Lihat itu kushina mengabaikan ku aku kesal dengan istrimu. Tapi jika aku macam-macam aku akan di rebus ibu mu hidup hidup" Ucap ayah ku tak nyambung dan dengan wajah sedih menggelikan nya .

Aku sungguh mual dan geli mendengar rengekkan ayah ku yang di abaikan ibu.  ayolah dia pria tua yang mempunyai anak tampan berusia 29 tahun tapi tingkah nya pada ibu ku bagaikan remaja.

Ayah ku sempat berkatajika ibu ku mati dia akan dengan rela pergi menyusul nya dia akan memohon kepada tuhan agar tuhan juga mengambil nyawanya.

Bagi ayah ku ibu ku adalah satu-satunya dan dunia nya, pernah suatu kejadian yang menggelikan dan membuat ku menganga ketika aku berusia 10 tahun
Ibu merah ku itu merajuk karena ayah ku tak pulang 2 hari untuk urusan bisnis.
Saat itu ayah ku berlutut dan berkata.

"Cinta ku istri merah ku yang mempesona, aku bekerja sayangggggggg~~~~ demi keluarga kita, jika kau tak percaya ambil semua harta ku dan atas namakan dirimu jika memang aku macam-macam kau bisa mengusir ku dan biarkan aku menjadi gelandangan di jalan " Ucap ayah ku sambil menangis. Ibu ku terlihat iba dan memafkan ayahku semenjak itu ayah ku tak pernah lembur bahkan untuk sekedar urusan bisnis dan meninggalkan ibu ku, jika memang itu darurat ayah akan memboyong aku dan ibu untuk pergi bersamanya.

Pada saat itu aku yang belum mengerti hubungan seperti itu hanya menatap ayah ku bosan dan mual, ayah yang terkenal kejam dan dingin bisa-bisanya merengek dan menangis seperti bayi di hadapan ibu ku.

Tapi sekarang ibarat orang mengatakan 'karma is real bitch' aku mengalaminya bagaikan dejavu aku juga menangis berlutut meminta maaf pada Hinata karena meninggalkan nya selama 3 hari. Dan kalian tahu Hinata mengamuk mengira aku berselingkuh dan berniat untuk pulang ke rumah ayahnya, aku bisa mati di tangan neji dan paman hiashi batin ku menangis. untuk merayunya bahkan kalimat ayah ku pun ku ucapkan. Seperti 'ambil semua harta ku Hinata dan jadikan aku gelandangan bila aku memang selingkuh' karna kejadian itu aku tak pernah berani meninggalkan hinata bahkan aku melakukan cara yang sama seperti ayah ku sungguh memori yang tak ingin ku ingat. Memori sialan yang hampir membuat ku tak dapat jatah dan tidur kedinginan diluar!!!

saat ayah ku seperti itu aku hanya menatap nya bosan dan benar-benar geli, tapi sekarang aku mengerti apa arti nya seseorang seperti itu , jangan kan harta jika Hinata meminta nyawa ku,aku akan dengan senang hati memberikan nya

Oh iya aku juga ingat saat melamar Hinata di depan ayah Hiashi aku ketakutan setengah mati, namun saat aku berkata aku serius dengan anaknya dan ingin menikahinya ia tersenyum dan berkata aku merestui mu.

Ku kira dia sangat berbahaya dari cerita Konohamaru dan berkata pada ayah ku ' kenapa semudah ini, dulu Konohamaru bahkan hampir kehilangan lehernya saat melamar Hanabi ayah? " Tanya ku namun saat ayah ku bilang.
"Hiashi adalah pria lemah jika sudah berhadapan dengan putri nya yang merajuk" Aku pun tersenyum bahwa Hinata lah yang meyakinkan ayahnya untuk menerima ku.

Hinata adalah belahan jiwaku,cintaku, istriku dan hidupku, pernah juga saat Hinata baru pulang berbelanja bersama ibu ku.

Aku mengeksekusi seorang bawahan ku karena ia telah lalai dan berkhianat, aku tak segan mengeksekusi nya dengan tangan ku lantai yang penuh darah belum di bersih kan oleh para maid Karena tak berani sebelum ada perintah dari ku.

Saat itu dia menjerit dan  menangis meraung-raung, seketika jantung ku terasa sakit dan takut. Aku takut dia tak mau menerima ku lalu menjauh dariku hal yang lebih menakutkan lagi adalah aku takut ia meninggalkan ku.

Namun aku terkejut dengan dia yang berlari memelukku dan berkata " Hiks sayang apa kau terluka? Apa ada yang sakit? Aku ketakutan setengah mati karena aku mengira bahwa darah yang dilantai adalah milik mu." Aku sweetdrop bahkan seluruh anak buah ku hanya menganga heran melihat nyonya nya yang mengkhawatirkan ku padalah aku habis membunuh seseorang. Saat itu kakashi menggeleng tak percaya dengan respon dari Hinata yang membuat ku tersenyum seolah kakashi bisa membaca arti dalam senyuman ku 'istri ku memang sungguh hebat'. Dia menangis sejadi-jadinya membuat ku merasa tak karuan lagi aku tak pernah menenangkan perempuan sebelumnya, aku hanya pernah melihat ayahku jika sedang menenangkan ibu ku saat menangis. Hei jangan begitu aku adalah pria dingin jadi aku tak perduli bila dulu mantan ku menangis seperti ini. Tapi Hati ku terasa hancur melihat nya menangis, ku peluk ia erat sambil mengusap punggung nya. Guna menenangkan nya. Cara yang Sama seperti Ayah ku yang sedang menenangkan ibuku.

"Jangan terluka, jangan tinggalkan aku jangan pergi dari ku A.. Aku mencintaimu mu " Ucapnya membuat ku menegang karena itu pertama kalinya ia menyatakan cintanya padaku. Aku tersenyum senang sambil menciumi pucuk kepalanya.

Membawanya ke kamar memenangkan nya dan ku tanya "apa kau tak takut dengan mayat mengerikan tadi? Suami mu baru saja membunuh seseorang" Ucap ku yang mendapat gelengan darinya dia tak mau melepaskan pelukan nya dari ku menempel seperti koala.

"A.. Aku tahu bahwa su.. Ssuami ku tak akan membunuh tanpa alasan. Ini adalah konsekuensi menjadi seorang mafia, aku mengerti dan tak akan menghakimi mu" Ucapnya sesegukan di dada bidang ku

"Maaf sayang, maaf kan aku membuat mu shock seperti ini maaf kan aku, apa kau mau istirahat? " Tanya ku tapi dia menggeleng dan berkata " Aku tak mau tinggal di mansion ini lagi, aku mau pindah sekarang "

"Tapi sayang, kita tidak bisa pindah tiba-tiba, bagaimana jika kita ke rumah ibu dan besok aku akan memindahkan barang-barang kita ke mansion yang baru"

Dia setuju dan aku pun membawa nya ke rumah ibu ku, Hinata jika merajuk, marah atau sedih dia akan memeluk ku bagai koala yang tidak bisa di lepaskan.

Aku sih senang-senang saja jika dia seperti itu bahkan aku rela mengurungnya dalam dekapan ku selamanya tapi tak mungkin kan orang-orang akan membuat gosip 'pewaris sah Namikaze adalah seorang psikopat ia mengurung istrinya agar selalu berada dalam dekapan nya' itu kan tidak mungkin aku bisa di bunuh ayah ku jika tersebar gosip aneh-aneh.

Naruto pov end

Bucin Nya HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang