BAB 17

1.1K 85 3
                                    

Naruto pov

Keringat dingin mengucur deras, tangan ku kaku, bagaimana tidak . Lihatlah wanita yang mengerikan itu duduk manis diam di samping ku dengan tatapan murkanya, Matanya begitu tajam sampai aku semenciut ini, Wanita kedua yang aku takuti setelah ibu ku.

Ya... Situasi tegang ini berada di dalam mobil kesayangan istri ku Kami sedang menuju kediaman utama keluarga Namikaze.

"Sss... Sss... Ssayaangg" Panggil ku, sialan suara ku sampai bergetar begini saking takutnya

"Hmmm? "

"Kan aku sudah minta maaf"

"Lalu? "

"Jangan seperti ini"

"Kenapa memang nya? "

"A.. A.. Aku benar-benar minta maaf tapi jangan mengabaikan aku"

"Aku TIDAK MENGABAIKAN MU MALAH AKU SANGAT SANGAT MEMPERHATIKAN MU" Ucapnya penuh nada penekanan membuat ku semakin sulit bernafas.

"Tu.. Tu.. Tuh kan sayang masih marah" Ucapku sambil memeluknya menenggelamkan wajah ku di belahan dadanya ah nyaman....

"Kau selalu seperti ini" Tatapan nya melembut

"Iya janji aku tak akan ulangi lagi"

"Janji palsu"

"Kali ini aku bersungguh sungguh"ucapku lirih, aku tau dia tak suka dengan nada bicara ku tadi, dan memang tidak ada yang boleh berbicara dengan nada keras atau tinggi jika berhadapan dengan istri ku ini sekalipun itu ayahnya.

Helaan nafas terdengar dari mulut nya dan Akhirnya dia memeluk mengelus punggung ku lembut, mendekap ku erat sekali. Seakan-akan menyampaikan padaku bahwa ia benar-benar kecewa karena sikap ku.

Berkali-kali ku ucapkan maaf padanya, maaf karena sikap kekanak-kanakan ku. Maaf karena sikap posesif ku. Dan maaf atas segalanya. Tanpa sadar aku pun tertidur di dalam pelukannya.

Ugh...

Apa ini kamar ku? Tidak.
ini bukan kamar ku dan Hinata ini kamar ku di mansion utama.
Kapan aku sampai?
Mana Hinata?
Kenapa Kepala ku sakit sekali
Ku lihat jam yang ada samping nakas tempat tidur ku ah.. Jam 08.00 malam sial aku pasti lapar mangkanya aku sakit kepala.

"Akhirnya kau bangun juga nak! " 

"Uwahhhhhh" Aku terkejut karena suara seseorang siapa itu.

"A.. Ayah? "

"Hm"

Akhirnya dia berjalan ke arah tempat tidur ku, tatapannya sangat menyebalkan. Lagi pula sedang apa dia berada di kamar ku, bukannya ia tak bisa jauh dari istri merahnya itu barang 1 detik pun. Kenapa ia malah tidur di tempat tidurku.

"Ayah" Panggil ku

Wajahnya tampak kesal dan aura disekitar nya sangat gelap. Apa dia marah?

"Hei . . . Ayah apa yang terjadi? Mana ibu? "

"Setelah kekacauan ini kau bertanya mana istriku? "

Wow kurasa ia benar benar-benar marah saat ini. Aku menatapnya dingin apa tadi katanya aku berbuat kekacauan? Dan dia bilang istrinya? Hei kuning apa kau tak malu aku anak mu istri yang kau sebut tadi adalah ibu ku.

"Ayah, apa yang terjadi aku tak mengerti, apa juga kata ayah tadi? Aku pembuat kekacauan mana ada ayah" Ucapku membela diri ku sial memang apa aku ini dan lagi pula mana istri sexy ku itu mata ku dari tadi mencarinya dan ia tak berada disini.

"Istri mu merebut istri merah kesayangan ku, tapi istri mu itu menangis membuat ku tak tega dan berakhir aku merelakan cinta ku itu"

Aku tak tahan mendengar drama yang dibuat oleh ayah ku demi Tuhan ayah ku pria berusia 47 tahun dan tingkah nya masih sama persis dengan anak belasan tahun.

"Baiklah aku minta maaf , apa yang sebenarnya terjadi ayah aku tak mengerti" Ucap ku mengalah padanya, disini yang muda yang harus tetap menjaga kedewasaan nya.

"Jadi sebenarnya Hinata menangis katanya kau jahat , tapi saat aku tanya ada apa, ia tak menjawab. Lalu kushina membawanya ke kamar aku dan ibu mu. Dan saat aku ingin masuk ia berkata.
Minato sayang malam ini tidur lah bersama anak kesayangan mu. Setelah itu ia menutup pintu dan menguncinya" Ucapnya sambil berlinang air mata

"Ayah... Aku tak melakukan hal buruk apalagi jahat, kau tahu kan aku mencintai Hinata sama seperti ayah mencintai ibu"
Ucapku menenangkan bayi besar ibu ku ini.

"Lalu... Apa kau sedang merencanakan hal yang aneh sehingga membuat ia mencari alasan? "

Aku berpikir sejenak apa yang dikatakan ayah ku , kalau masalah nada bicara ku itu tak mungkin karena Hinata tak akan membuat skenario seperti ini.

"Mungkin kau melewatkan obrolan penting tadi pagi, istri mu itu akan menginap disini"

Menginap? Bukankah kami hanya berniat mengunjungi ibu dan ayah, lagi pula Hinata kan ada janji nanti malam dengan ku tidak mungkin kan kita menginap. Tunggu... Janji ya...
Aku menatap ke arah ayah ku dalam.

"Sial Hinata memang pintar" Ucap ku merutuki kebodohan ku pasti dia balas dendam karena siang tadi kami melakukan nya di kantor.

"Ada apa nak?"

"Tenanglah ayah... Aku akan membawa istri merah mu itu kembali. Dan tentu saja membawa istri ku juga pulang ke rumah untuk melakukan hal yang mesti kulakukan"

"Hahaha... Pasti membuat anak ya? " Ayah ku tertawa melihat kearah ku.

"Ya memang apa lagi membuat baby lah pastinya. "

" Rencananya kau akan membuat anak kembar ya? " Tanya ayah ku

"Iya ayah, aku tak ingin menyiksa nya dengan melahirkan terus menerus. Langsung saja kalau bisa aku ingin 3 anak kembar"

"Wow.. Hei hei tenang lah nak. "

"Haha.... habis ibu bilang melahirkan itu sangat menyakitkan, aku tak ingin Hinata ku itu kesakitan, dan aku berniat membuat anak perempuan saja"

"Loh kenapa? "

"Nanti dia menempel terus-terusan dengan Hinata, uh... Aku tak suka itu" Ucap ku kesal

"Kau memang seperti ku nak, bedanya dulu aku bersaing dengan ayah ku untuk mendapatkan perhatian ibu ku dan tentu saja sebelum aku menikah dengan ibu mu, saat itu aku kesal sekali dengan nya yang terus menempel pada ibu. Tapi setelah aku menikah dan kami memiliki mu ternyata kau berbeda dengan anak yang lainnya , kau tidak manja, tidak terus-terusan menempel pada ibu mu. Dan membuat ku sangat menyayangi mu, tatapan mata mu dingin mirip seperti ku. " Ucapnya menjelaskan padaku sambil tersenyum ku akui ayah ku memang tampan sangat tampan.

Tapi aku kesal dengan nya karena dia menyayangi ku yang berbeda dengan anak yang lain nya dan tidak menempel pada ibu ku sial aku saja tidak punya kesempatan untuk mendekati ibu ku. Dan aku terus-terusan merasa mual jika ayah ku bermanja-manja pada ibu ku.

"Yosh... Baiklah aku punya rencana nak dengarkan lah ayah mu"

Naruto pov end

Hai minna~~~

Aku akan buat konflik ya tapi belum bisa menentukan bab berapa ...
Jadi tolong vote dan komen ya

Arigatou

Bucin Nya HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang