BAB 26

986 81 3
                                    

Aku melihat istri ku yang sexy tentu saja dengan tatapan dingin, ia tengah mencatok rambutnya dan sibuk semprat semprot yang aku tahu itu Hairsprei, jangan tanya aku tahu dari mana. Aku pernah di paksa membeli benda itu sepulang bekerja.
Rasa pusing menyerang kepala ku. Bagaimana tidak?
Aku merutuki mulut ku yang berbicara pagi tadi bahwa ia boleh memakai pakaian apapun.

Ini kelewat sexy, dia semakin sexy dengan perut buncitnya.

"Sayang apa yang kau lihat? " Tanya nya sambil merapikan catokan nya kembali

"Tak ada, di luar dingin " Jawab ku asal sambil melipat kedua tangan ku depan dada.

"Hah? " Tanya nya bingung sambil melihat kearah balkon yang pintu nya terbuka

Aku tahu bahwa di luar panas, tapi ayolah aku tak mau laki-laki lain menatap nya dengan damba melalui pakaian sialan itu. Bukan pakaian nya sih ini disebut aura Ibu hamil mungkin.

"Aku tahu di luar panas, hanya saja nanti di kantor kan dingin " Alasan ku. Kuharap ia mengerti kecemburuan yang aku pancarkan.

"Aku akan bawa hoodie mu, bagaimana?" Tawar nya sambil berjalan ke arah ku dan memeluk ku erat. Dia paling peka jika aku cemburu.

Aku masih menatap nya dingin, yang tentu saja tak akan mempan dengan nya. Wanita kedua setelah ibu ku yang tidak merasa terintimidasi dengan tatapan ayah dan aku.

"Nanti ada pemeriksaan, jadi aku harus pakai pakaian yang nyaman. Saat hamil aku tak bisa pakai celana terasa sesak " Ucapnya sambil mengecup bibir ku

Aku menghela nafas, dengan perut buncitnya itu kemungkinan dia tak akan pernah bisa pakai celana sampai waktunya melahirkan tiba, aku mengelus perut yang menyimpan baby di dalam sana "Baiklah, apa kau ingin aku temani membeli baju maternity? "

Dia menggeleng, sangat menggemaskan  " Tidak aku dan ibu sudah membelinya " Ucapnya sambil tersenyum ke arah ku. Senyuman yang sangat manis.

Drttt... Drtt.....

Bunyi getaran ponsel mengalihkan atensi ku ,Ku lirik handphone Hinata, ternyata ayah mertua nya yang menelpon. Ku ambil ponsel nya tanpa memperdulikan tatapan galak Hinata.

Minato calling Hinata

"Apa?! " Tanya ku dingin

"Tak sopan! " Balasnya dingin

"Mana Hinata? "Lanjutnya

"Ada apa? Jangan menelpon istri orang sembarangan ayah"

"Hei.... Astaga nak, aku hanya menanyakan apa dia mau kubelikan sesuatu. Aku dengar dari kakashi bahwa istri mu akan datang" Ucapnya kesal

"Tak perlu aku yang akan membelinya "

Tut...

Sambungan terputus, Naruto menutup panggilan secara sepihak.

Hinata melihat ku khawatir, ku peluk ia erat sambil mencium pucuk kepalanya.

"Sayang, jangan berbicara tak sopan pada ayah mu"

"Kenapa? " Tanya ku, sekarang aku benar-benar kesal

"Apa kau ingin anak mu mirip ayah mu?"

Aku membeku terdiam, sialan batin ku memaki, aku tak boleh membenci orang sembarangan.

"Maaf kan aku sayang " Ucap ku tulus sambil memeluk nya

Bucin Nya HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang