BAB 13

1.2K 89 2
                                    

Akhirnya aku masuk kedalam mansion yang mewah itu.

"Sayang tunggu lah di ruang tamu ini, aku akan menyiapkan beberapa kue yang manis"

Ibu kushina dan paman Minato meninggal kan ku di ruang tamu, aku sudah tidak gugup tapi malah aku benar-benar bahagia.

Ku lihat ponsel ku ah tidak ada pesan, mungkin ayah ku pasti sedang sibuk. Kalau tidak dia pasti sudah menelpon ku heboh karna gadis nya tidak ada di rumah.

Tiba-tiba datang lah Naruto dan kedua orang tuanya, Naruto sangat heboh sampai membuat ku tak bisa berkata-kata seperti nya dia terlihat shock.

"Sudah lah Naruto, jadi bagaimana Hinata apa kah anak ku yang model seperti ini bisa untuk bersanding dengan mu?" Tanya paman Minato

"Wait... Ayah apa maksudnya dengan kalimat anak ku yang model begini? " Tanya Naruto kesal.

"Iya sayang kau tidak punya kalimat yang bagus untuk melamar " Ucap ibu kushina sambil mencubit pinggang paman Minato

" Nah sayang... Apa kau benar benar menerima anak kami dengan tulus? " Tanya ibu kushina.

Tiba-tiba suasana menjadi tegang

"Maaf ibu paman... "

"Hei panggil aku ayah Hinata jangan begitu kau memanggil kushina dengan panggilan ibu jadi kau harus memanggil ku ayah" Ucap paman Minato protes pada panggilan ku

"Ahaha.. Baiklah, aku juga bingung harus mulai dari mana, aku dan Naruto memang baru bertemu. Tiba-tiba saja dia mengingin kan ku untuk menjadi kekasihnya. "

"Dimana kalian pertama bertemu? " Tanya ibu kushina wajah nya terlihat antusias dan penasaran

" Aku dan Hinata bertemu di kantor ku bu, saat itu si rambut  panjang indah sialla.... Ah maksudku neji datang untuk rapat dengan ku membahas cabang kerja sama kami di suna namun saat itu neji sendiri tanpa sekertaris nya. Dan ternyata Hinata lah yang menggantikan sekertaris neji yang sakit. Anggaplah aku langsung jatuh cinta padanya, dan tak akan melepaskan nya tentu saja . Kan aku anak ayah, ayah bilang jika kau menginginkan sesuatu jangan kau lepaskan apapun yang terjadi kau harus mendapatkan nya" Ucap Naruto dengan seringai an tampan nya

"Kau tidak romantis Naruto" Ucap ibu kushina

"Tidak ibu, bagi ku Naruto cukup romantis dengan cara nya sendiri aku tidak terlalu suka lelaki dengan tipu daya perhatian namun ternyata suka bermain perempuan" Ucap ku yang mendapat jempolan dari ibu kushina

"Tapi Hinata apa kau tidak apa karena calon suami mu itu adalah penerus Ketua mafia yang sudah turun temurun dari kakek ku" Ucap paman Minato

Suasana menjadi hening dan tegang bahkan raut wajah Naruto dan ibu kushina menegang , telapak tangan Naruto berkeringat dingin. Ada apa ini kenapa suasana menjadi tenang kembali.

"A... Ahaha.. Hinata sayang maaf ayah mu ini terlalu cepat langsung pada intinya, aku yang akan menjelaskan padamu" Ucap kushina raut wajahnya benar-benar khawatir dan gugup

"tunggu ibu ayah, kalian tak usah khawatir. Aku tahu dari kak Neji perihal pekerjaan Naruto," Ucap ku

Lagi-lagi Naruto menegang menatap ku penuh tanya.

Kutarik nafas dalam dan mengeluarkan nya pelan " Ibu, ayah, aku sudah tahu semuanya tentang Naruto. Aku tau pekerjaan nya kehidupan nya dan aku tahu pribadi Naruto, pria dingin gila kerja. Pria yang bisa menggetarkan hatiku." Ucap ku menatap Naruto dalam seakan meyakinkan dia untuk tidak perlu khawatir, dan kembali menatap ibu kushina dan ayah Minato. " Aku sudah menegaskan ini di awal bu, aku menerima anak ibu karna dia berkata pada ku akan membuat ku jatuh cinta dan membahagiakan ku, pria kedua yang berani menjanjikan hal itu setelah ayah ku. Selepas dari pekerjaan nya baik CEO atau pun mafia aku tak keberatan dengan hal itu. Bagiku selama anak ibu tidak mempermainkan ku , tidak menyakiti ku dan tidak menduakan ku bagiku pekerjaan an nya bukan lah suatu masalah. " Lanjut ku yang di balas senyuman tulus oleh ayah Minato

"Aku merestui mu Hinata, aku akan berbicara dengan ayah mu. "

Setelah itu kedua orang tua Naruto meninggal kan ku dengan Naruto, seakan tahu bahwa kami ingin membahas sesuatu.

"Kau membuat ku hampir jantung an sayang" Ucapnya mencium punggung tangan ku raut wajahnya terlihat bahagia.

"Apa yang kau takut kan sayang, semua orang berhak memilih jalan kehidupan nya sendiri, aku tak berhak menghakimi mu. Sebagai pendamping mu aku akan mengamati dulu tindakan mu baru aku akan membuat keputusan untuk hal tersebut, aku tahu mafia bukan lah kemauan mu hanya saja kau adalah anak tunggal keluarga ini. Mau tidak mau kau akan tetap mewarisinya. " Ucap ku tersenyum dia memeluk ku erat dan mengucapkan terimakasih karena telah menerima keluarga nya dan dirinya.

Hinata pov end.
.
.
.
.

Gomenne... Minna~~~
Semalam ternyata aku kelelahan dan baru bisa update....

Arigatou.....

Bucin Nya HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang