BAB 12

1.2K 97 1
                                    

Hinata pov :

Setelah menutup telpon dari bibi kushina oh bukan, ibu maksudnya. Sebelum nya Aku sempat kaget dengan telpon dari Naruto bagaimana dia tahu nomer telpon ku dan di tambah ibunya yang sudah tak sabaran bertemu dengan ku.

Membuat Overthinking mulai menyerang ku bagaimana tidak, aku takut ibunya tak menyukai ku, atau aku takut aku kurang cantik, atau atau aku takut tak diterima. Jujur saja saat bibi kushina menyuruh ku untuk memanggilnya ibu aku sangat senang seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang di hati ku perasaan hangat sampai aku meneteskan air mata.

Apa begini rasanya punya ibu? Apa aku akan di peluknya atau dicium nya? Apa jika aku punya ibu aku akan merasa bahagia?

Ah tapi tiba-tiba pikiran ku yang aneh-aneh tersadar bahwa ibu kushina akan menjemput ku. Jadi ku putus kan untuk siap-siap. setelah selesai rapi-rapi tiba-tiba bel apartemen ku berbunyi.

Ting... Tong...

Jantung ku berpacu dengan cepat oh my god apa dia sudah sampai? Sepertinya baru 20menit dari dia menutup telpon tadi .

Kubuka pintu apartemen ku, aku membeku saat ada sosok perempuan cantik dengan dress warna merah maroon senada dengan rambutnya, di tambah tas mahal yang bertengger manis di pundak nya, berdiri menatap ku dengan tatapan yang tak bisa ku jelaskan.

" Kyaaaaa.... Apa ini Hinata? " Teriaknya lalu memeluk ku

Aku kaget setengah mati jantung ku berdebaran tak karuan saat wanita itu memeluk ku. Sampai aku tak bisa mengeluarkan kata-kata.

"Sayang kenapa kau diam saja? Oh ini aku ibu mu yang akan menjemput mu" Ucapnya sambil mengelus pipi ku

DEG...

Tanpa terasa air mata ku menetes dengan sendirinya rasa haru saat dia menyebut dirinya ibu ku membuat ku ingin menangis dengan kencang.

HIKS... HIKS.... HIKS

"Astaga Tuhan, sayang kenapa kau menangis? Apa kau sakit ? Apa ada yang terluka? " Ucapnya khawatir sambil mengecek seluruh tubuh ku. Tapi hal itu malah membuat ku semakin ingin menangis.

"Emm... Nyonya mungkin Nona merasa kaget karena kau peluk" Ucap seorang laki-laki paruh baya yang aku tidak tahu namanya

"Diam Asuma kau tidak membantu" Ucap nya ketus yang membuat laki-laki yang di panggil asuma itu terdiam.

"Sayang jangan menangis, apa Naruto nakal? Maaf ya dia memang anak nakal nanti ibu akan Menjewernya untuk mu bagaimana? " Ucapnya memeluk ku sambil mengusap punggung ku, tanpa terasa aku tenang dan sedikit tertawa.

Ini lucu membayangkan Naruto di jewer oleh ibunya membuat ku geli ingin tertawa.

"Lihat-lihat anak ku, cantik sekali bila tertawa" Ucapnya tatapan nya lembut dan meneduhkan hati ku

"M.. Ma.. Maaf i... Ibu aku tidak bermaksud membuat mu khawatir, aku hanya tid... "

"Shuttt.... Cup... Cup... Tidak apa sayang aku mengerti nah... Sekarang sebaiknya kita menemui Naruto, apa kau sudah siap? " Ucapnya sambil mengelus rambut ku dan ku balas dengan anggukkan.

Sepanjang jalan ibu Kushina mengaitkan tangan ku untuk berada di lengan nya seperti seorang pria yang mengaitkan tangan perempuan nya ke lengan nya, dan terus mengusap punggung tangan ku, tangan nya lembut dan hangat membuat ku sangat nyaman.

"Bagaiman aku bisa tidak tau bahwa Hikari punya seorang gadis yang cantik melebihi Hanabi"

Bagaimana ibu kushina bisa tahu nama Ibuku setahuku ayah ku itu sangat merahasiakan nama keluarga kami dikarenakan bisnis dan lawan bisnis ayah sangat berbahaya menyebabkan kami sekeluarga tidak pernah go public ayah tak akan pernah menyetujui nya bila anak perempuan dan istrinya terekspos ke dunia luar.

"Ibu bagaimana ibu tahu nama ibuku? "

"Hihi... Sayang aku dan ibumu dulu teman satu komplek, satu sekolah, dan satu geng bisa di bilang kami sudah seperti bersaudara, sama seperti ibunya Sasuke, ibunya sakura, ah ibunya temari dan ibunya Shikamaru. Aku bahkan menghadiri pesta pernikahan Hiashi dan Hikari it's private party sayang. Hanya saja setelah menikah Hiashi membawa Hikari ke london dan setelah itu aku tak bisa bertukar kabar dengan nya, namun aku mendengar kabar bahwa ia meninggal setelah melahirkan putri kedua nya Hanabi. Kau tahu aku tak bisa melihat nya untuk terakhir kali karena ia di makam kan di London." Ucapnya dengan wajah yang terlihat sedih
"Aku tahu perasaan tak bisa mengenal bahkan merasakan kasih sayang dari seorang ibu. Karena aku pun di tinggalkan oleh ibu ku,ia meninggal karena kecelakaan mobil saat usia ku 3 tahun. Maka dari itu Hinata panggil aku ibu karena aku akan memberimu kasih sayang yang sama dengan Hikari kalau ia berada disini. " Ucapnya sedih sambil tersenyum kearah ku
"Dan satu lagi kau tau bahwa Hanabi bertunangan dengan ponakan ku dari Klan Uzumaki. " Lanjut nya

Ah pantas saja Konohamaru tampan, tunangan adik ku itu memang tampan dan ku dengar ia berasal dari klan Uzumaki.

"Jadi sebelum bertemu dengan suami ibu, ibu adalah kushina Uzumaki? " Tanya ku

"Yap, benar sekali. Dan dia adalah suami tampan ku Minato Namikaze" Ucapnya dengan wajah bahagia seperti melihat suaminya di hadapannya

"A.. Apa paman Minato a.. Ada di rumah? " Ucap ku takut membayangkan ayah Naruto.

HAHAHAHAHA Dia tertawa sampai menetaskan air mata dan mengusap nya dengan telunjuk nya yang cantik

" Kau takut sayang? Jangan khawatir suami ku itu sangat baik walaupun terkadang memang ia bisa dingin dan bermulut tajam tapi dia tak akan berani padamu selama ada aku. Jika dia juga Macam-macam padamu aku yang akan merebus nya hidup-hidup " Ucapnya sambil menunjukkan wajah psikopat membuat ku tertawakan

"Baiklah ibu aku percaya padamu. " Ucap ku dan akhirnya kami tertawa bersama.
.
.
.
.
Sampai lah aku di kediaman Namikaze, terlihat di depan sana maid yang berjejer rapih dengan seorang laki-laki berambut sama seperti Naruto. 'Ah apa itu paman Minato? Dia tampan sama seperti Naruto, walaupun sudah paruh baya namun wajah tampan nya masih terlihat dengan jelas.'

"Sssssaaayaaanggg" Teriak ibu kushina memeluk suaminya. Yang dibalas dengan pelukan erat

"Apa kau merindukan ku? "

" Tentu saja sayang, nah apa dia calon menantu kita? " Tanya nya dengan senyuman yang hangat sambil melepaskan pelukan nya pada ibu Kushina.

Pria itu berjalan ke arah ku dan memeluk ku erat " Selamat datang Hinata, ini adalah kediaman ku. Apa Kushina menyusahkan mu? " Tanya nya sambil melepaskan pelukan nya padaku

"Sayang jangan seperti itu, kapan aku menyusahkan hm? " Ucap bibi Kushina sambil mencubit pinggang suaminya manja, ku rasa itu pasti sakit namun raut wajah paman Minato tetap lah tenang dan dingin.

"Masuk lah sayang, sebentar lagi Naruto pasti turun dia sedang bersiap" Ucap paman Minato sambil tersenyum , shit.. Ternyata memang tampan batin ku mengumpat tahan Hinata dia adalah ayah mertuamu ralat calon ayah mertua mu dilarang tikung menikung.

Minna~~~~~

Kemungkinan aku up lagi bab 13 ya nanti malam

Arigatou... Salam jejey

Bucin Nya HinataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang