“Terima kasih, karena telah menemaniku berjuang hingga akhir. Aku mencintai mu, Pak Presdir.”
~Noviola Mauregga~“Terima kasih juga untuk ujung yang bahagia, meski ditutup dengan satu luka tembakan. Tapi aku bersyukur, bersama mu hingga akhir.”
~Angkasa Pratama'~♡♡♡
🎶Playlist: 'Give Love - Akdong Musician🎶
Disclaimer :' part ini pendek, mager ngetik🙂
♡♡♡
Selamat datang di Epilog, Happy Reading everyone!🥳
♡♡♡
Blue Lagone, 4 tahun kemudian~
Angin bertiup dengan sangat lembut, membelai wajah siapa saja yang merasakan nya.
Kaki yang berdiri di atas pasir pantai dan air pantai yang datang menghampiri membuat siapa saja, merasakan indah nya pemandangan.
Mereka berdiri bersebalahan, Angkasa dan Novi menikmati hembusan lembut.
Angkasa memejamkan mata, menikmati.
Novi— sedari tadi sibuk memandang kagum Angkasa dari samping.
Angkasa membuka mata, ia menoleh karena merasa di perhatikan.
Mereka bertukar pandangan selama beberapa saat, kemudian Novi memutuskan.
"Kenapa kau memandang ku seperti itu?" tanya Angkasa.
Novi berdehem, "aku hanya melihat— ke arah sana."
"Indah," kata Novi lagi
Angkasa melirik ke arah tunjuk Novi, "kau ingin membantu ku mewujudkan sesuatu?"
Novi mengerjapkan mata, "apa itu?"
Angkasa masih memandang hamparan pantai dengan ekspresi tenang. "jika Papa dan Mama menikah disini,— aku juga ingin,"
Kemudian menoleh ke arah Novi, "ayo menikah."
"Bedanya, kita karena cinta, bukan terpaksa." — Angkasa.
Novi masih mengerjapkan mata, lihat lah dia mengatakan menikah semudah membeli kacang.
Jangan lupakan, dia Angkasa.
Mau beli pabrik kacang nya sekalian juga gak masalah.
Novi tergagap, "a-apa maksud mu? jangan bercanda."
Angkasa tersenyum, "jika aku ingin, dari dulu aku sudah bisa melamar mu dan menikahi mu,"
"tapi,— takdir mempermainkan kita." Angkasa terkekeh pelan mengingat kejadian empat tahun silam.
"Galaksi mengatakan, bahwa ia ingin kita bahagia setelah kejadian itu." ujar Angkasa lagi. "Ingin mewujudkan permintaan terakhir nya?"
"Menjadi Akhir yang bahagia?"—Angkasa.
Angkasa memandang Novi dengan tatapan yang lembut. "Tapi sebelum kita menuju ke akhir yang bahagia, aku ingin mengajak mu— ke suatu tempat."
"Kemana?"— Novi.
Angkasa hanya tersenyum, membelai pipi gadisnya dan merapikan anak rambut Novi yang tertiup angin. "kau akan tau nanti."
Yang disebutkan nama nya tadi, hanya bisa memandang sepasang kekasih yang saling mencintai itu berdiri.
Kematian empat tahun lalu, membuat nya harus pergi.
Galaksi, terima kasih.
Dari kami.
♡♡♡
Kawasan elite menjadi pemandangan pertama gadis itu saat tiba didepan salah satu Rumah.
Baik, jiwa miskin nya mulai meronta ronta.
Novi masih bingung.
Mereka turun dari mobil, dan menuju ke dalam dengan tangan yang bertaut.
Angkasa memandang seluruh penjuru ruangan, "ini rumah ku."
Novi, "rumah mu?" Novi berdecak kagum.
Ornamen ruangan dan konsep nya terlihat elegan, yang dihiasi warna terang.
Baik, tuan rumah ini mencintai warna terang.
"Interior design yang sangat bagus, ya— walaupun sedikit terang." Novi memelankan suara nya dikata terakhir.
Angkasa tersenyum tipis, "kau tinggal bersama ku?"
"Eh?"— mata Novi membulat, bingung.
Angkasa mengusap surai nya, "setelah menikah nanti." ujar nya.
"memang nya aku sudah menerima lamaran mu?" sinis Novi. "kepercayaan diri mu tinggi sekali, Presdir."
"memangnya kau bisa menolak ku?"— Angkasa menantang.
Novi menggaruk tengkuk nya, "y-ya tidak sih."
Angkasa terkekeh pelan.
"mari menikah," ajak Angkasa sekali lagi.
"Aku akan menebus dosa ku karena meninggalkan mu di taman sendiri, dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan." ujar nya.
PLAK!
Novi memukul dada bidang Angkasa, "kau juga menyukai ku waktu itu," cerca nya tak mau kalah.
"Kau lebih dulu, baru aku."— Angkasa.
Angkasa kembali menghela nafas, "aku tidak bisa merangkai kata kata indah,"
"Memberi bunga dan berlutut sambil menunjukan cincin berlian mahal." lanjutnya.
"Ya meskipun aku bisa membelikan mu segudang,"
Angkasa mengambil kedua tangan Novi, "melalui rumah ini, mari kita mulai awal baru, menghasilkan banyak anak dan bermain bersama mereka, melakukan semua yang membuat kita bahagia."
"aku harap, kau tidak keberatan aku memberikan rumah sebagai tanda bahwa kau menerima lamaran ku," Angkasa kembali berujar. "Menikahlah dengan ku."
Angkasa menyatukan kening nya dan Novi, ia kembali berbisik.
"Kita mulai semua nya dari awal, menuju akhir yang bahagia, selama nya."
"jangan pernah lepaskan genggaman tangan mu di tautan ku, karena hanya kau yang akan menjadi tempat terakhir ku." — Angkasa.
Setelah mengatakan itu, kegiatan yang tadi hanya menyatukan kening saja.
Berubah menjadi penyatuan buah bibir.
Menyalurkan rasa cinta, yang tak terbendung.
Tanpa dijawab pun, Angkasa tau Noviola menerima lamaran nya, dan bersedia untuk berjalan bersama nya.
Tanpa menoleh kebelakang.
♡♡♡
Garing ye? Hihi ya sudahlah, aku team tawakal aje.
See u di Extra Part!🥳
KAMU SEDANG MEMBACA
With You, Angkasa Pratama♡ [END]
Ficção Geral[SELESAI] Noviola Mauregga nama nya, hidup sebatang kara dengan penuh kekejaman dunia, membawa nya harus bertemu dengan Presdir gila. Dengan alih alih, ingin bertemu dengan teman masa kecil yang menjadi cinta pertama nya. Takdir membawa nya untuk...