Part 1 (The Beginner)

16.8K 645 35
                                    

PROLOG

"Dimana aku?" hanya kalimat itu yang dapat kukatakan.

Gelap.

Aku tidak bisa melihat apapun.

Kudengar suara derit pintu, bersamaan dengan munculnya cahaya di sela-sela pintu yang terbuka. Seseorang datang. Dan aku yakin tentang hal itu.

"Hello, Ms. Ellen atau harus kupanggil bocah tengik?" terdengar suara. Yang pasti itu adalah suara pria.

"Siapa kau? Tunjukkan wajahmu itu!" tanyaku setengah berteriak. Dan selanjutnya hanya terdengar suara tawa yang menggema sebagai jawaban.

"Kau masih kecil tapi sudah berani membentak orang dewasa sepertiku?" Tanya pria itu masih diikuti tawa sarkastik.

Dia berhenti tertawa. Sinis. Tatapan mata itu seolah mengejek nasibku.

Cih.. siapa sih orang ini? Lagipula, aku tidak akan tunduk pada siapapun.

"Kau masih ingat dengan kedua orangtuamu?" Tanya pria itu secara tiba-tiba. Membuatku langsung teringat akan sebuah memori yang telah ku kubur selama ini.

Orang tua. Mama. Papa. Entah kenapa dua kata ini membuatku menangis seketika.

"Apa kau yang membunuh mereka?" tanyaku garang. Aku benar benar tak bisa menahan amarahku sekarang.

"Benar. Itu karena mereka terlalu ikut campur dalam urusanku. Mereka telah berani memata-matai perusahaanku hingga aku bangkrut. Itulah hukuman yang pantas bagi mereka," katanya sambil tertawa sinis. Dia memutar-mutar pistol yang ada ditangannya, seolah ingin bermain dengan itu.

Semua perasaanku luruh dalam sekejap. Apa? Mama dan Papa tidak mungkin melakukan itu kan?

Tidak!

"Dan saatnya untukmu mati sekarang!" ucap pria itu diiringi suara paling mengerikan yang pernah ku dengar.

DORR !!

***


Part 1 (The Beginner)


"TIDAK !!" jeritku tiba-tiba.

Apa ini? Mimpi ini lagi? Tapi, apa maksudnya ini?

"Sayang, ada apa?" Tanya ibu khawatir sambil berlari kecil ke arahku.

"Kau tak apa?" tanyanya sekali lagi sambil membelai lembut kepalaku. Aku langsung mendekap tangan ibu dengan erat. Kutumpahkan segala tangisku padanya.

"Ibu... apakah ibu mempunyai sebuah rahasia besar? Atau musuh yang sangat kejam?" tanyaku. Tanpa terduga, aku dapat merasakan tubuh ibu sedikit menegang.

Apa itu benar?

Namun tak lama, tubuh ibu melunak disertai kalimat penenangnya yang sangat kusukai.

"Sudahlah nak. Itu cuma mimpi, bunga tidur. Ibu akan selalu disini, percayalah,"

Aku hanya mengangguk lemas dan menghapus sisa air mataku. Kutatap ibu dengan pandangan khawatir.

"Sudahlah. Lebih baik kau tidur sekarang," ucap ibu sambil mencium puncak kepalaku.

Ibu pun segera pamit untuk keluar dan memastikan keadaanku terlebih dahulu. Kupandang lama tubuh ibu hingga mulai menghilang dari balik pintu.

Selepas kepergian ibu, berbagai macam pikiran mulai mendatangiku. "Bagaimana kalau ini sebuah firasat? Apa yang harus kulakukan?" tanyaku lemas. Tapi sebelum aku sempat menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, alam bawah sudah menyeretku ke dalam tidur yang sangat pulas.

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang