Part 24 (Trap)

1.7K 130 0
                                    

Vote sebelum membaca!
Dan selamat idul fitri! ^o^
Warning : alur kecepetan, gak dapet feel dll
Enjoy
---------;----------
Ellen POV

Sebelum aku sempat meng-copy file video itu, suara default mesin tadi mulai terdengar. Aku langsung menoleh ke arah pintu besi itu berada. Mati aku! Aku harus bagaimana?

***

Author POV

Pintu besi terbuka perlahan menampilkan dua sosok pria dengan pakaian serba hitam.

Kedua pria itu langsung berjalan masuk sambil mengedarkan pandangannya seperti mengecek kelengkapan isi ruangan. Salah satu pria itu mengernyit heran menatap komputer utama penyimpan seluruh data yang berada di pojok ruangan. Matanya terpaku pada colokan yang masih menyatu dengan stop kontak.

Apa tadi sore komputer itu lupa dicabut? Batin pria itu.

Pria itu hendak berjalan ke arah komputer utama.

"Hey, ayo kita pergi! Semuanya aman," ujar pria satunya. Sang pria berhenti dan langsung memalingkan badannya ke arah temannya. Ia mengangguk dan langsung keluar meninggalkan kembali kekosongan mengisi ruangan itu.

***

"Hhhhh ..." wanita itu berhenti berlari sambil memegangi dadanya. Jantungnya kini berpacu cepat diikuti peluh yang sudah bercampur dengan anak rambutnya. Nafasnya masih terengah engah dilihat dari dadanya yang naik turun.

"Akhirnya aku mendapatkannya," ujarnya sambil tersenyum puas. Ia langsung mendudukkan tubuhnya di kursi kesayangannya. Ia mulai menatap seluruh ruangan yang kini telah bercahaya remang remang.

"Kalau bukan karena Li yin, sudah pasti aku sudah menyelesaikan misi ku ini jauh hari," wanita itu memejamkan matanya sejenak. Nama Li yin mulai mengingatkannya dengan fakta yang sangat mengejutkannya.

"Ini sudah berakhir," gumam wanita itu sambil tetap menutup matanya.

"Berakhir,"

***

Ellen POV

"Tante, aku sudah menemukan buktinya," Tante Ann menatapku dengan serius.

"Ini," aku memberikan flashdisk yang berisi dengan file video CCTV yang kudapatkan. Tante Ann menerima flashdisk itu dan menatapnya lama.

"Aku akan melihat bukti ini dulu," Tante Ann memalingkan pandangannya dan menatapku lekat dan menambahkan.

"Kau memang seperti ibumu, Ellen," aku terpaku mendengar itu. Ibu. Aku bahkan lupa untuk beberapa saat. Gemuruh di hatiku mulai berteriak. Tanganku mengepal berusaha menjaga emosiku saat ini. Maafkan aku ibu. Maaf.

***

Aku melonjak kaget saat dingin menghampiri pipiku. Aku langsung mendongak menatap chan young sudah berdiri di depanku.

"Ada apa?" Keningku berkerut melihat map kuning dan minuman dingin di tangannya. Chan young langsung duduk di depanku tanpa ada yang menyuruh.

"Minumlah," aku yang masih bingung hanya mengikuti perintahnya. Aku membuka tutup kaleng minuman itu hingga buih buih gelembung tercecer keatas. Tanpa banyak bicara, aku langsung meneguknya sampai setengah.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan selanjutnya? Resign?" Tanyanya. Aku hanya bisa mengedikkan bahuku.

"Entahlah. Mungkin iya. Kenapa?"

"Tidak apa apa. Oh ya, ini .. " ucapnya sambil menggeser map kuning itu ke arahku. Aku menatapnya dengan alis terangkat.

"Apa ini?"

"Ini file yang harus kau tanda tangani. File ini berisi perjanjian resmi antara kau dan klien," aku mendengarkannya sambil mengangguk kecil. Kubuka map kuning itu dan membubuhkan nama serta tanda tangan. Setelah itu, kututup map itu kembali dan menggeser map kuning tersebut kembali ke tempatnya.

"Ah aku lupa! Tante Ann juga berpesan padaku kau bisa mengurus surat pengunduran dirimu mulai besok," akupun hanya mengangguk kembali.

"Bisakah kau tidak seperti boneka? Mengangguk angguk terus," keluh chan young. Aku hanya tertawa menatap wajah kesalnya.

"Begitu lebih baik. Aku pergi dulu Ms. Soon to be wife," ucap chan young sambil mengerling. Ia pun berdiri dan berjalan menuju pintu. Aku tertawa geli mendengarnya. Ms. Soon to be wife? Kedengaran aneh, tapi menyenangkan.

***

Aku melangkahkan kakiku memasuki kantor dengan dekorasi merah yang sangat dominan. Langkahku langsung berjalan menuju ruang HRD berada.

"Permisi, saya disini berniat untuk mengundurkan diri," wanita di depanku ini mulai memperhatikan penampilanku dari atas sampai bawah. Dasar jiwa jiwa fashion officer!

"Masuklah," aku mengangguk dan kemudian melangkah ke dalam ruangan.

Setelah mengurus semua pengunduran diriku, aku langsung melangkahkan kakiku ke ruanganku. Ruangan yang sebentar lagi akan kutinggalkan.

Aku berjalan menuju tempat dimana jendela berada. Aku menarik nafas dan mengeluarkannya perlahan.

Hanya sampai lusa, dan ini semua akan berakhir. Berakhir seperti semula. Happy ending.

Tok.. tok ..

Aku mengalihkan pandanganku ke arah pintu berada.

"Masuk," seketika pintu terbuka memperlihatkan seseorang yang sudah lama tak kulihat. Dia tersenyum menatapku.

Aku beranjak dari jendela dan mulai berjalan mendekatinya.

"Ada apa kau kesini?" Dia hanya menunduk dan tersenyum pahit.

"Li yin?" Aku memanggil namanya agar ia dapat meresponku.

"Maaf," suara lirih Li yin cukup membuatku membeku.

"Apa yang kau ...." kalimatku langsung terputus saat kurasakan sebuah pukulan yang cukup keras menghantam kepala belakangku. Pandanganku langsung mengabur dan seketika kegelapan sudah merenggut kesadaranku.

"Maaf,"

****

Selamat idul fitri! Bela belain update di hari suci ini. Gimana part ini? Gaje? Entahlah .. DAN INI MAU ENDING! So saya akan tinggal fokus ke cerita kedua saya. Baca juga ya --> The Revenge

Kudus, 17 July 2015

Aarne_1207

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang