Part 25 (The Pain)

1.7K 140 0
                                    


Vote sebelum membaca
Enjoy
*****
Ellen POV

Aku membuka mataku yang terasa sangat berat. Mataku mengerjap beberapa kali agar bisa fokus dan melihat sekitarku. Semuanya gelap.

Tik..

Tiba tiba saja semua lampu mulai menyala kembali. Mataku langsung menutup mendapat terpaan cahaya yang begitu tiba tiba.

Ketika terdengar suara tertawa aku langsung membuka mataku. Mataku menyipit melihat pria yang tak kukenal di depanku.

"Siapa kau?" Tanyaku tanpa basa basi. Aku hendak berdiri tapi badanku tidak dapat berdiri sama sekali. Badanku sudah terikat diatas matrass.

"Aku?" Pria itu menunjuk dirinya sendiri sambil terkekeh. Terkutuklah kau! Geramku dalam hati.

"Aku .."

"...adalah pamanmu," ucap pria itu. Aku membelalakkan mataku. Jantungku serasa berhenti mendengarnya.

"Kau ... TIDAK MUNGKIN?!" teriakku tak terima. Alis pria itu terangkat.

"Terserah! Bukan urusanku kau percaya atau tidak," ucap pria itu sambil menatapku tajam.

"Urusanku adalah .. cuma untuk mengambil alih perusahaan yang seharusnya menjadi milikku," ucapnya tegas tak terbantahkan.

Paman? Kenapa aku tidak tahu jika aku punya paman? Apa ada rahasia lagi? Hah? Protesku dalam hati.

"Bagaimana mungkin perusahaan itu milikmu? Kau itu cuma orang asing!" Ucapku dingin.

"SUDAH KUBILANG AKU INI PAMANMU! Lihat ini jika kau masih tak percaya," ucapnya sambil melemparkan foto foto lama berwarna hitam putih dengan keras ke arahku. Aku langsung menunduk dan menutup mataku, agar foto itu tidak melukai mataku atau wajahku. Aku mulai membuka mataku perlahan. Dan disanalah terpampang foto sebuah keluarga besar yang sangat bahagia. Warna hitam putih tidak dapat mengganggu penglihatanku untuk mengenali ibu. Air mata kini sudah berada di pelupuk mataku. Perlahan air mataku jatuh menempati foto foto di bawahku. Isakan demi isakan mulai keluar dadi mulutku.

"Kau puas?" Tanya pria itu yang mengaku sebagai pamanku. Aku masih tidak percaya bahwa dia pamanku. Keluarga besarku.

"Kenapa? Kenapa kau ... melakukan ini?" Ucapku berusaha menahan tangisku lebih lama lagi. Kenapa paman melakukan ini? Paman? Cih! Aku bahkan tidak ingin menganggapnya sebagai pamanku. Hell no!

"Kenapa? Kau fikir kenapa?" Tanyanya tenang. Tapi seketika raut wajahnya berubah menjadi tak bersahabat. Raut wajah kemarahan yang menggebu.

"Itu semua karena ayahmu! Jika saja ayahmu menikah dengan ibumu yang bodoh itu setelah aku diangkat menjadi pewaris utama perusahaan, maka itu semua tidak akan terjadi," teriaknya marah. Tak lama ia berusaha kembali tenang dan mengendalikan dirinya.

"Apa? Bodoh? Kau fikir orang tuaku bodoh? Dan itu semua karena orang tua ku?" Ujarku sinis. Aku dapat melihat perubahan air wajahnya seketika. Aku menarik nafas.

"ITU SEMUA KARENAMU TOLOL!" Teriakku dengan emosi. Wajahnya langsung berubah merah padam seperti menahan amarahnya.

"TUTUP MULUT ITU, BITCH!" umpatnya yang berhasil membuat darahku tambah mendidih.

"ARGHH!!! Lepaskan! Lepaskan aku!" Aku menjerit histeris sambil berusaha melepaskan ikatan demi ikatan, walaupun aku tahu itu percuma saja. Rasanya aku ingin sekali menghajar orang itu. Sialan!

"Aku akan melepaskanmu. Hanya jika kau membawa dokumen kepemilikan perusahaan itu padaku," ucapnya tenang.

"You wish!  Aku tidak akan pernah melakukan nya! Lebih baik aku mati!" Ucapku sarkastik sambil meludah ke arahnya. Pria itu menggeram marah dan langsung menatap tajam kearahku.

"I'll do it as your wish," ucap pamanku dengan seringaian licik di bibirnya dan seketika beberapa orang memasuki ruangan ini membawa seorang perempuan yang ku perkirakan masih muda. Matanya telah tertutup kain hitam pekat sedangkan tangannya diikat kuat dengan tali tambang. Perempuan itu didudukkan secara paksa di lantai. Isakannya sangat menyayat hatiku.

Kenapa dia ada disini? Pertanyaan itu terus terngiang ngiang di kepalaku.

"Kau pasti bingung kan kenapa dia ada disini?" Tanyanya masih dengan seringai licik. Saat pria itu mulai mendekatiku, aku merasakan sakit teramat sangat di bagian kepalaku. Rambutku terasa mau copot. Kepalaku terasa perih teramat sangat. Pria itu -pamanku- menarik rambutku dengan sangat kuat.

"Diam dan lihatlah!" Ucapnya mengecam sambil mendorong kuat kepalaku kembali. Rasa nyeri mulai merayapi kepalaku kembali. Rasanya sangat menyakitkan. I swear, I will kill you soon, you jerk! Just look and watch! Umpatku dalam hati.

"Berhentilah mengumpat dan lihatlah ke depan!" Ucapnya seakan bisa membaca pikiranku. Shit!

Pria itu -pamanku- menepukkan kedua tangannya, dan penjaga mulai membuka kain hitam, penutup mata perempuan itu.

Aku terbelalak melihat siapa gadis di depanku sekarang. Mulutku menganga dan mataku memanas. Sebutir air mata turun dari pelupukku.

"Zhin Li," gumamku dalam kesunyian yang mencekikku.

TBC

****
Saya update karena temen saya di korsel ultah sekarang! Hehe 생일축하해 윤찬이 ♥ Vote setelah baca.. Oh ya, habis ini saya mau Hiatus dulu! Gak tahu kapan bisa balik dan ngelanjutin cerita abal ini.

Follback? = ask + vote ya .. sekarang aku akan pilih pilih follow.. terserah aku mau follow siapa. Pokoknya yang aktif vote bisa ask nanti aku follback..

Kudus, 25 July 2015

Aarne_1207

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang