Part 23 (CCTV)

1.7K 130 0
                                    

Kupakai softlens dan kertas itu. Rasanya malas aku pake softlens kayak gini. Sedikit mengganjal tapi akan kubiasakan. Kukedipkan mataku beberapa kali menyesuaikan letak softlens.

Tarik nafas .. buang .. kulihat jam yang bertengger manis di tanganku. Jam setengah 6. Setengah jam lagi aku akan memulai aksiku. Entah apa yang kufikirkan tadi pagi. Mudah mudahan semua lancar. Amin.

***
Aku berjalan berjingkat dengan langkah hati hati. Seperti maling saja. Eh?

Aku langsung bersembunyi dibalik pilar saat terdengar suara obrolan. Kupejamkan mataku berusaha mengatur nafas yang sudah tersengal gara gara takut ketakuan. Pulang dari sini harus check ke dokter jantung. Tandai!

Aku melirik sekilas dari balik pilar dan mulai melangkah dengan hati hati.

Kupandangi sebuah pintu besi besar di depanku ini dan dua buah mesin di samping kanan pintu besi seperti lift ini. Kutaruh tanganku yang sudah kulapisi dengan kertas tembus pandang yang hampir terlihat seperti plastik biasa ke arah mesin finger print. Aku menarik tanganku kembali setelah membubuhkan sidik jari palsu ke mesin itu. Dengan getar getir ku tunggu mesin itu hingga bertuliskan tanda centang.

'Pemeriksaan jari sesuai.'

Aku langsung tersenyum lega dan mulai menunduk menyamakan tinggi mataku ke arah mesin lainnya. Diatas mesin finger print.

'Maaf, permintaan tidak sesuai,'

Sh*t! Kenapa gak mau kebuka? Sial! Kubenarkan kembali letak softlens yang bersarang di mataku dengan hati hati. Kutundukkan badanku lagi, dan. Berhasil!

Pintu besi itu mulai terbuka perlahan. Aku merutuki pintu itu. Kenapa pelan sekali? Kalian tahu cerita di film? Asap akan mengebul kecil dari ruangan rahasia. Sedangkan kenyataannya, hanya udara AC dengan bau aneh yang langsung menguar dari ruangan Monitor.

Aku mengibaskan tanganku untuk mengusir sedikit bau itu.

Bau apaan nih? Aneh, emang disini pake parfum buat mayat ya? Eh?

Aku melangkahkan kakiku masuk dan...

BAM!

Pintu besi itu tertutup dengan aku didalamnya. Sial? Pasti!

Kucoba tidak mengindahkan masalah pintu itu dan langsung menuju komputer utama. Kududukkan badanku ke kursi kosong di depan komputer utama.

"Argh! Sial! Kenapa pake di password juga sih?" Geramku. Aku langsung mengambil alat hacker untuk membantuku membuka password sialan itu. Ku pasangkan sambungannya dan mulai mengutak utik alat itu dengan cepat. Angka angka pun langsung bermunculan. Keahlian hacker aku dapatkan dari ibuku sejak kecil. Kupikir ibu hanya seorang pemuda yang minat terhadap teknologi. Ternyata bakat itu digunakan untuk pekerjaannya.

"Berhasil!" Pekikku sambil mulai menggerak gerakkan mouse.

Kubuka file folder di komputer itu. Dan voila! Folder folder sudah berlimpahan di depan mataku.

Semua folder berderet berurutan sesuai tanggal rekam. Kupilih tanggal kemarin dan mulai mencari rekaman CCTV 'itu' .

"Arghh! Di ruang mana kegiatan itu dilakukan? Ya tuhan!" Aku mengerang kesal. Siapa yang tidak akan kesal melihat banyak folder yang harus  kubuka dalam waktu singkat. Oh god!

Setelah membuka buka beberapa folder tipuan, akhirnya aku mendapatkan folder yang asli. Tinggal copy paste habis itu selesai.

Aku langsung menancapkan sebuah flashdisk ke CPU. Dan dengan cepat data flashdiskku sudah tertera di layar komputer utama.

Aku terkejut melihat kecepatan transmisi komputer ini secara nyata. Kukira ini cuma ada di film film. Seperti sherlock holmes mungkin?

Sebelum aku sempat meng-copy file video itu, suara default dari mesin tadi mulai terdengar. Mati aku! Aku harus bagaimana?

----;----
Update dikit berhubung kemarin aku ultah ke 15 ! Maaf dikit banget soalnya kehabisan kuota, jadinya ngendap ngendap ambil wifi dari hp adikku..hoho maafkan!!

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang