Part 8

2.7K 224 2
                                    

"Dia ingin mencelakaiku!" Ucapku tercekat. Aku berusaha melihat lebih dekat siapa dia. Namun, disini terlalu tinggi untuk melihat siapa pelakunya. Orang itu celingak celinguk mencari kesempatan untuk kabur.  Tapi sayangnya ia terjatuh. Aku tak tahu pasti. Mungkin, karena tersandung? Tapi aku tahu, dia memakai high heels.

Berarti dia?
Perempuan?

Entahlah, aku masih memperhatikannya. Dan, ia sudah pergi kembali dengan jalannya yang masih terpincang pincang. Apakah kakinya terkilir? Kalau iya, syukurin deh! Kena karma kan? Haha ..

Aku kembali duduk di kursiku. Memikirkan cara bagaimana aku bisa pulang.

"Oh ya! Chan young," ucapku sembari membuka handphone putih kesayanganku. Jari jariku menari di atasnya. Kudekatkan telfonku sampai bunyi nada sambung terputus digantikan oleh suara yang familiar denganku.

"Ada apa, Ellen?" Tanyanya diseberang sana.

"Bisakah kau menjemputku?"

"Bukankah, kau sudah memiliki mobil?"

"Iya, tapi mobilku telah dirusak oleh seseorang. Cepatlah kesini!"

"Benarkah? Baiklah aku kesana sekarang," ucapnya dan terdengar nada putus berkepanjangan.

Aku menghempaskan handphoneku kedalam tas sambil menghentak hentakan kakiku. Siapa dia? Apa motif nya? Pertanyaan itu selalu membayangiku. Sial! Aku tidak suka keadaan seperti ini. Setelah beberapa menit, aku memutuskan untuk menunggunya di lobi bawah. Aku keluar dari ruanganku. Dan, kegelapan sudah mulai mendominasi. Dengan pencahayaan yang temaram dan seadanya itu, membuat lantai 6 seperti rumah hantu sesungguhnya. Mengerikan? Tentu saja.

***

"Bagaimana keadaannya? Apa yang sudah dirusak?" Tanyaku pada chan young. Chan young menutup kap mobil dan mulai berjalan ke arahku.

"Mereka memutasi remnya. Untung saja kau tahu, kalau tidak? Entahlah apa yang terjadi nantinya," ucapnya sambil menatap lurus ke depan.

"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?" Tanya chan young sambil menoleh kearahku.

"Aku memergokinya,"

"Tapi, kenapa kau tidak menangkapnya?"

"Kau pikir aku punya waktu untuk turun?"

"Hh.. baiklah. Apa kau melihat ciri cirinya?"

"Tidak. Coba saja kau melihat dari atas sana," ucapku sambil menunjuk tepat di ruanganku.

Chan young mengikuti arahan tanganku. Dan dia terkejut. "Bagaimana? Kau bisa melihatnya?" Ucapku menantangnya. Setiap lantai di kantor ini memang dibuat sangat tinggi. Lantai bawah saja sudah setinggi 5 m. Chan young hanya terkekeh.

"Baiklah, kau menang kali ini," ucapnya sambil mengusap pelan puncak kepalaku. Aku menyukai keadaan ini. Sangat!

"Hey, hentikan! Rambutku bisa berantakan karenamu," ucapku sedikit cemberut.

"Benarkah? Kalau begitu akan aku tambah biar cantik," jawabnya sambil mengacak acak rambutku. Hah! Rambutku sudah seperti kena angin topan sekarang.

"Argghh.. nanti kalau aku jadi jelek dan kau kabur dengan cewek lain bagaimana?"

"Tidak akan," ucapnya sambil tersenyum. Aku terpaku dan tersipu bersamaan melihat senyumnya itu. Senyum yang selalu menenangkan.

"Oh ya, aku lupa sesuatu. Sebenarnya, orang itu tadi terjatuh. Dan, ia pergi dalam keadaan terseok seok. Kemungkinan dia terkilir. Bukankah itu salah satu clue berharga?" ucapku.

"Ya. Itu clue yang cukup berharga. Jadi, besok kau tinggal mencari siapa yang terkilir. Bukankah itu mudah?" Tanyanya.

"Tapi masalahnya, aku hanya mengenal dua orang dikantor," Ucapku.

"Dua orang?" Tanya chan young seperti tak percaya. Aku mengangguk.

"Tidak kusangka, dengan mulutmu yang cerewet seperti itu hanya mendapatkan 2 orang?" Ucapnya sambil tertawa.

"Kau bilang apa?"

"Tidak ada. Ayo pulang," ajaknya sambil memberikan tangannya. Aku menerimanya dengan senang hati.

"Bagaimana dengan mobilku?"

"Itu urusan gampang. Besok juga akan kembali," jawabnya. Enak saja dia bilang begitu. Kalo hilang gimana? Mau nanggung? Hhh.. pasrahlah, moga moga aja gak hilang.

"Apa misimu kali ini?" Tanyaku. Sudah lama aku tidak tahu misi apa yang dikerjakan oleh chan young.

"Tentang kecelakaan dan penculikan,"

"Maksudnya?"

"Begini, ada suatu kecelakaan yang dimaksudkan untuk menculik salah satu orang. Dan yang lainnya, sudah dibunuh agar tidak ada saksi," jelas chan young panjang lebar. Aku terkejut.

"Ih.. Kejam sekali tuh orang. Kalo perempuan, udah ku gundulin tuh. Kalo pria, sunat aja lagi! Ngeselin banget," ucapku dengan kening yang tak tahu sudah berlekuk berapa buah. Chan young menoleh sekilas dan langsung tertawa terbahak bahak.

"Ada apa?"

"Tidak ada. Lucu aja kalo kamu kayak gitu," ucapnya sambil melanjutkan tawa lepasnya. Aku hanya bisa mendengus kesal.

Ahh.. akhirnya dah sampai. Mari kita ingat. Sudah berapa hari aku tak disini? 2 hari? Atau 3 hari? Entahlah, aku sudah rindu pada tempat ini. Aku memasuki kantor ini seperti rumahku sendiri.

"Wah, Ellen, kau kembali lagi," sambut Mei.

"Ya, aku sudah rindu denganmu, Mei," ucapku. Ia hanya tersenyum.

"Apa ada yang kulewatkan disini?"

"Kau melewatkan saat saat kekasihmu itu menjadi lebih tampan dan dewasa," goda Mei sambil tertawa lepas. Aku pura pura cemberut.

"Kau harus menunjukkanku moment itu," suruhku.

"Apa? Begini?" ucapnya sambil menaruh ibu dan telunjuk jarinya diujung bibir, mengangkatnya perlahan sambil tersenyum. Matanya yang sudah sipit itu langsung membentuk selengkung garis saat ia tersenyum. Aku langsung menginjak kakinya.

"Arghh.. sakit tau," keluhnya.

"Salah sendiri," ucapku sambil berlalu ke ruanganku. Ralat, ruangan kami berdua.

"Mana rekaman CCTV kecelakaan yang kau dapat?" Tanyaku.

"Kau mau apa?"

"Membakarnya! Tentu saja untuk membantumu," ucapku kesal. Ia hanya terkikik dan segera mengambil laptopnya dari laci meja. Mengutak atiknya sebentar dan langsung duduk di sofa. Aku mengikutinya. Dan ... next part lagi ya! Haha ketipu ^^ udah panjang nih, so kepotong dulu yah!

***
Hello! Update lagi. Kayaknya bener bener fast update deh!  Haha ^^ tapi vote nya gak terlalu banyak.. ah tak apalah! Btw cerita ini mulai ke arah bosenin gak sih?  Kalo iya, mohon comment nya ya, biar aku ngerti harus gimana. Thank you yang udah support dan kasih comment dan votenya.. bagi silent readers, keluar dong sekali kali. Kan enak tuh, bisa ngomong langsung apa yang kurang. Oh ya, hanya ingin kasih tahu pada part awal itu, nama Zhin Li aku dapetin dari mimpi sendiri. Jadi di mimpi, aku dipanggil dengan nama itu #gakpenting. Tapi, tokoh Zhin Li ini keluarnya di akhir part kayaknya. So enjoy ya!  Luv u all muah >.< ♥♡

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang