Part 27 (The Regret)

2.3K 118 0
                                    

Ellen berjalan lunglai memasuki kantor bibinya. Ia menunduk menatap kosong lantai yang dilewatinya.

Tok.. tok.. tok..

Ia mengetuk pelan pintu di depannya.

"Masuk," sahut seseorang dari dalam. Ellen membuka pintu. Terlihat wanita yang masih memandangi map map di depannya. Wanita itu mendongak, dan menatap kaget ellen yang masih berdiri di pintu.

"Ellen? Ada apa?"

Ellen mengangkat wajahnya dan memaksakan seulas senyum.

"Tidak ada. Aku hanya ingin bicara," Ann mengerutkan kening nya.

"Masalah apa?" Nadanya mulai terdengar serius.

"Tidak terlalu penting. Hanya obrolan biasa," Ellen duduk di hadapan tantenya. Ann.

"Ehm.. " Ellen berdehem dan tertawa aneh mencoba mencairkan suasana yang terlalu serius. Tetapi sepertinya percuma saja, karena Ann masih menatapnya serius. Ellen menundukkan kepalanya dalam dalam.

"Maaf," ucapnya pelan. Sangat pelan. Dadanya terasa sangat amat sesak. Ia ragu untuk mengungkapkannya. Ragu akan jalan yang dia pilih.

"Ellen, kau kenapa?!" Tanya Ann panik saat isakan mulai terdengar dari mulut Ellen.

"Aku.. aku.. " isakannya semakin kencang. Ellen merasa dadanya menjadi semakin sesak. Bahkan untuk bicarapun rasanya sangat susah. Ann langsung mengambil minuman di mejanya dan menyodorkannya pada Ellen.

"Ini, minum dulu. Sebaiknya kamu tenangin diri kamu dulu, baru nanti cerita ya?" Ucap Ann dengan nada menenangkan. Perlahan tapi pasti isakan Ellen mulai berhenti.

"Zhin Li .. dia .. diculik," ucapnya terputus putus karena isakan yang masih terdengar. Ann mematung di tempatnya. Ia masih berusaha keras untuk memahami ucapan keponakannya tadi. Sejenak ia seperti kehilangan otak pintarnya. Blank.

"Apa?" Tanya Ann kembali begitu kesadarannya sudah kembali sepenuhnya.

"Itu... apa yang kau maksud?!" Tanya Ann tak percaya. Tangis Ellen yang semula berhenti pun langsung terdengar kembali. Bahkan lebih keras dari yang tadi.

"Siapa ... siapa dia?" Tanya Ann sambil mengguncang tubuh Ellen.

"Siapa dia? Siapa orang itu?" Teriak Ann histeris masih mengguncang tubuh ringkih Ellen. Tangis Ellen bertambah menjadi jadi melihat kemarahan tantenya.

"Dia.. adik mama," ucap Ellen pelan tapi mampu membuat Ann berhenti mengguncangnya. Ann membeku di tempatnya. Pikirannya seakan pergi tak di raganya.

"Tante," panggil Ellen. Ann tetap tak menjawab. Butir bening itu pun tak kuasa ditahan lebih lama lagi. Air mata menetes dari sudut matanya. Ia merasa kakinya langsung terasa lemas seketika. Ann langsung bersimpuh dan menangis dalam diam. Setelah sekian lama, kakak laki lakinya kembali muncul di saat yang tidak tempat. Ia merasa bersalah. Sangat bersalah kepada Ellen, Zhin Li maupun kakak perempuan nya. Jeanny Park.

***

Ini update an paling dikit yang pernah saya buat.. sumpah idenya udah stuck! Maafkan klo ceritanya abal, bosen, jelek..

Part selanjutnya sama Epilog saya private hanya untuk follower saya, Jadi hanya follower yang bisa membacanya, terimakasih.

Kudus, 15 Oktober 2015

Aarne_1207

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang