Part 9 (Experience)

3.1K 217 1
                                    

Aku mendekat dan mulai menonton video yang berjalan lambat dan berwarna hitam putih itu. Meneliti semua objek seperti mencari jejak. Disana terdapat truk pelaku, mobil korban, serta mobil sedan. Beberapa menit kemudian, laki laki pengemudi mobil itu keluar. Melarikan diri? Entahlah. Tepat saat itu muncul seorang pria berpakaian serba hitam. Apakah itu teman pelaku?

"Hey, aku sudah mengetahui semua. Tinggal menyelamatkan korban penculikan saja. Jadi hari ini kita akan melakukan tes lapangan secara langsung. Kau ikut?" Ajaknya membuyarkan lamunanku. Apakah aku harus ikut? Kalau dia terluka bagaimana? Tapi, kalo aku yang menyusahkan? Setelah menimbang nimbang, aku akhirnya mengangguk.

"Ya, aku ikut. Tapi aku harus mandi dulu,"

"Mandi? Mau mandi dimana?" Tanyanya. Aku bangkit dan membuka pintu rahasia itu. Kalian ingat?

"Disini," ucapku sambil melangkah menuju almari pakaianku. Dia terperangah sekaligus terkejut dengan ruangan ini.

"Bagaimana kau tahu tempat ini? Seandainya aku tahu, aku akan tinggal dikantor seharian," keluhnya. Aku hanya diam sambil mempersiapkan tshirt hitam yang akan kupadukan dengan celana jeans nantinya.

"Kau mau kemana?" Tanyanya. Aku memutar bola mataku dengan kesal.

"Tentu saja mandi. Jangan mengintip!" Tandasku. Chan young hanya terkekeh mendengarku.

"Tidak akan. Lagipula, ada saatnya aku akan melihatnya," sahutnya. Kata katanya sudah berhasil membuat wajahku menjadi merah padam. Antara kesal, dan merona. Bagus sekali!

"Bagaimana kau yakin aku akan menikahimu, mr. Chan young yang terhormat?" Ucapku dengan kesal.

"Takdir," jawabnya dengan singkat, jelas, dan padat. Ughh..menyebalkan!

"Kalau aku tidak mau?"

"Aku akan membuatmu mau, nona Ellen," balasnya dengan seringai di wajahnya. Ternyata Mei benar. Chan young sudah bertambah dewasa, tapi bukan kearah yang baik! Dasar. Lebih baik aku berendam, dari pada kewarasanku terenggut oleh mahluk sialan ini.

***

"Kau siap?" Tanya chan young. Aku mengangguk tegas. Ini pertama kalinya aku akan melakukan aksi yang sudah kupelajari beberapa bulan yang lalu dari Lindsay. Aku mengetatkan jaket hitamku sebelum masuk ke dalam gedung yang sudah tak terpakai. Dari dalam sudah terdengar obrolan beberapa penjaga. Kami menyusuri setiap lorong dengan sembunyi sembunyi. Ini benar benar menyusahkan.

"Tolong!" Terdengar suara dari arah jam 10. Aku dan chan young langsung berjalan mencari asal suara. Setelah menemukan tempat itu, aku terkesiap melihat pengemudi sedan itu sudah duduk terikat.

"Aku akan melepaskannya," ucap chan young sambil berjalan menuju pria itu. Aku melihat sekitar jika ada yang tidak beres. Kaca. Dan, aku terpaku melihat pantulan kaca itu. Pria itu menggenggam pisau dengan tangan yang tak terikat sama sekali. Aku langsung mengambil pistol yang sudah ada di jaketku dan DOR.. aku menembaknya tepat ke dada kiri pria itu. Pria itu sudah mengangkat pisaunya, dan harus terkesiap dengan luncuran peluru yang sudah bersarang tepat di jantungnya ini. Tak lama, pria itu sudah roboh dengan cucuran darah yang mulai membasahi lantai. Chan young hanya kaget melihatnya.

"Bagaimana kau tahu?"

"Kaca itu yang memberi tahuku," ucapku.

"Chan young, bukankah mereka tahu kita akan datang malam ini? Lihat orang itu!  Ini seperti sudah direncanakan," ucapku.

"Kita terjebak! Kita harus membawa korban itu segera sebelum ia mempunyai rencana lain," ucap chan young. Aku mengangguk. Tepat saat itu, sekumpulan penjaga mengerubungi kami dari setiap sudut. Aku langsung memunggungi chan young. Bersiap dengan kuda kuda kami. Namun, suara tawa sudah menggema diseluruh ruangan. Kami benar benar terjebak!

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang