Epilog

3.2K 102 9
                                    

Hai, setelah saya pikir, akhirnya saya membuat epilog buat yang masih menantikan cerita abal ini. Maaf buat yang gak terlalu mengerti isi cerita ini. Termasuk temen temenku juga~
Vote sebelum baca~
Playlist : Gloomy day (ost webtoon Lookism) baru suka banget sama webtoon ini, soalnya author sama tokoh utamanya  ganteng banget! Wkwk semua tokohnya ada di dunia nyata!! Yang nyanyi itu salah satunya.

****

"Ca, pulang yuk," ucap seorang gadis berpakaian seragam ke gadis yang berwajah mirip dengannya di depannya.

"Yuk," Raysa pun mendekat dan berjalan beriringan dengan gadis yang mengajaknya. Ya, nama gadis itu Raysa Alivia Putri. Dengan panggilan ica yang sering orang sebutkan. Sedangkan kembarannya bernama Salsabila Silvia Putri. Dua buah nama asing yang tersemat karena suramnya masa lalu mereka, dua tahun yang lalu.

Dunia mereka yang sebelumnya sudah benar benar terputus. Ellen and Zhin Li merupakan nama mereka yang telah menghilang.

"Ca, lo baik baik aja?" Tanya buka khawatir.

"Gue baik kok. Tenang aja,"

"Gak! Lo pasti sedang mikirin kenapa Tante Ann gak ngabarin kita lagi, kan?" Ia tahu, kakaknya masih belum bisa melepas semua masa suramnya. Desahan lelah keluar dari mulut Raysa.

"Maaf," ucapnya pasrah.

Ya, Ann tidak lagi memberikan kabar bagi Raysa dan Bila. Tapi uang selalu mengalir ke rekening Raysa setiap saat. Entah kenapa dan bagaimana, uang terus mengalir tanpa kabar yang mendatanginya. Aneh bukan?

Selama ini, ia dan adiknya sudah berada di Indonesia selama dua tahun. Disini dia diasuh dengan kenalan Tante Ann di Indonesia. Bibi Rani.

Pada awalnya, mereka sering mendapatkan kabar dari Ann, tapi seiring berjalannya waktu, kabar itu berkurang sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya menghilang.

Sudah berkali kali mereka menanyakan tentang keberadaan Ann, tapi Rani terus menerus bungkam dan selalu mengalihkan perhatian.

"Mungkin Tante Ann cuma sibuk kerja, jadi gak bisa ngabarin kita," ucap Bila berusaha untuk menenangkan kakaknya.

"Yah,mungkin lo benar. Kita harus positive thinking," sahutnya sambil tertawa. Tapi tawa itu... Semua tahu itu bukan tawa yang lepas. Dia masih mencemaskan hal itu.

***

Raysa melangkahkan kakinya ke dalam rumah yang telah ia tinggali dua tahun ini. Ditatapnya sesuatu yang mengambil perhatiannya.

Surat?

Raysa berjalan menuju kotak surat yang ada di halaman rumah. Ia membuka kotak surat dan mengambil surat yang sempat mengambil perhatiannya tadi.

"Buka tidak ya? Kalo penting gimana? Duh," ucap Raysa bimbang sambil mengibas-ngibaskan surat yang ada di tangannya.

"Ica?" Tiba tiba Bibi Rani keluar dari balik pintu, memandang curiga ke arah Raysa. Raysa langsung menyembunyikan surat itu dibelakang punggungnya.

"Ya, Bi?"

"Kamu ngapain? Kenapa gak masuk?" Tanya Rani syarat akan nada curiga. Mengerti arti nada dan pandangan itu membuat Raysa harus berbohong.

"Oh, aku baru saja menali tali sepatuku. Tadi talinya lepas,"

Bibi Rani mengamatinya dengan seksama, mencari apakah gadis di depannya ini berbohong. Tapi nihil, gadis di depannya terlihat santai, tak nampak seperti telah berbohong. "Baiklah, ayo masuk. Tante sudah buatkan makan siang buat kamu,"

Raysa tersenyum dalam hati. 'Bakat aktingku benar benar hebat,'

"Iya," serunya.

*****

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang