Part 13 (what the hell?)

2K 173 4
                                    

Aku menyisir pandangan ke semua yang ada di sekitarku dengan ganas, seakan mencari mangsa. Aku harus menemukan Li yin. Harus! Aku mulai menyusuri semua tempat hingga aku berhenti. Li yin. Dia berada disana.

"Li yin!" Sahutku setengah teriak. Dia tersentak dan mulai tersenyum seperti biasa.

"Kita akan terlambat, Ellen. Cepatlah!" Ucapnya sambil melangkah memasuki pintu. Aku langsung berlari secepat mungkin dan langsung menarik tangannya.

"Ellen, ada apa?" Tanyanya khawatir. Aku tidak menjawab hanya terus menariknya menjauh.

"Ada apa ini?" Tanya petugas yang sedang menjaga pintu. Apa lagi ini?!

"Maaf pak, tapi kita kehilangan paspor. Jadi, saya harus kembali untuk mencarinya," ucapku berbohong. Mau bagaimana lagi? Masa harus kasih tahu petugas sih?

"Apa? Kita tidak ..." aku langsung menutup mulut Li yin. Membiarkan kata kata nya tergantung. Petugas itu memandangi kami dengan dahi berkerut. Ah! Whatever lah . Yang penting aku harus membawa Li yin pergi dari sini.

Aku melepaskan bekapanku dan mulai menarik tangannya lagi.

"Hey, Ellen, what the hell? " tanyanya dengan sebal. Aku tidak menghiraukannya, dan terus berjalan keluar.

"Taksi," ucapku sambil mengacungkan tanganku. Sebuah taxi berhenti tepat didepan kami.

"Hey, Apa yang terjadi? Tell me now!"

"I can't. I will tell you later," ucapku sambil menarik tangannya masuk. Taxi mulai berjalan meninggalkan bandara. Sial! Kenapa rencana liburan malah gagal? What the hell?

***

Aku memberikan beberapa yuan kepada sopir taxi tersebut sembari tersenyum.

"Xie xie," sopir itu mengangguk dan mulai meninggalkan kami didepan sebuah rumah. Rumah Tante Ann. Yah, bagaimana lagi? Aku masih tak punya tempat tinggal. So, tempat paling aman yang ada di otakku cuma satu. Tempat ini.

Aku memasukkan kunci dan mulai membuka pintu itu. Aku menghidupkan lampu di ruang tengah. Merebahkan tubuhku ke sofa hitam yang sudah setia berada dirumah ini sejak 7 tahun lalu.

"You have to tell me now, Ellen," ucapnya sedikit mewanti wanti. Aku mendesah pelan. Bagaimana aku harus menceritakannya?

"Iam going to serve anything first,"

"You cant go Ellen,"

"I promise. I will tell you," pintaku baik baik. Li yin mendesah pelan yang diikuti anggukan kecil. Aku langsung berlalu ke dapur untuk menyiapkan minuman.

Aku segera membuat teh. Mengaduk teh dan mulai keluar membawanya. Dan saat aku keluar, yang kulihat adalah Li Yin menatap televisi di depannya dengan nanar.

Li yin? Kenapa dia? Apa yang dilihatnya?

"Li yin? Kau kenapa?" Tanyaku pelan. Dia mulai membalik badannya menghadapku. Kini, air mata di pelupuk matanya sudah dengan jelas tampak didepanku. SANGAT JELAS! Kenapa dia? Dia menunduk dan mulai terdengar suara isakan.

Aku langsung menaruh nampanku dan mulai melihat berita apa di TV.
Mataku benar benar langsung membulat! Apa ini?

'Pesawat CAL 1875 tujuan Netherland jatuh tenggelam di laut pasifik'

Ini.. ini.. benar terjadi?! Jadi mereka bersungguh sungguh untuk membunuh kami?  Aku masih tidak menyangka kalau mereka benar benar melakukan ini!

"Ellen, apa ini penyebabnya kau memintaku pergi dari sana? Hah? Kenapa kau tidak memberi tahu yang lainnya? Kau tidak ingin teman kita yang lain selamat?! HAH?!" Ucap Li yin dengan marah yang diiringi isakan sangat menyayat hatiku. Apa yang baru dia katakan? Dia tidak tahu betapa aku menyayanginya sebagai sahabat?

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang