Part 4 (First Mission)

4.7K 356 15
                                    

Ellen POV

Aku dan Chan young sudah sampai di depan SMA Nanjiang ini. Dan tentunya aku sudah berseragam rapi.

"Yeay, akhirnya aku sekolah lagi," seruku dengan bangga.

"Kau tidak akan punya waktu untuk fokus pada pembelajaran nanti, Ellen," ucap Chan Young menasihati.

Aku menoleh padanya.

"Iya, Senior," ucapku geli.

"Hey, disini kita seangkatan. Jangan bicara seperti itu," ucapnya dengan serius.

"Tidak ada yang mengerti bahasa korea," balasku mengelak. Dia hanya diam dan mendengus kesal. Biarlah!

"Kau ini seperti bukan mata-mata, Ellen. Sikapmu kekanak kanakan sekali,"

"Tak apa, aku masih remaja. Kalau aku sudah besar dan menjadi mata mata yang handal, aku akan bertindak tegas. Tapi itu nanti," ucapku sambil tersenyum riang.

Kami berdua melanjutkan perjalanan,melangkah menuju ruang sekretariat.

"Permisi," sapaku sopan sambil mengetuk pintu beberapa kali. Tak lama seorang wanita muncul dari dalam ruangan. Dia menggunakan kemeja hijau kebiru-biruan dan rok selutut serta rambut hitamnya yang disanggul modern.

"Kalian siapa?" Tanya wanita itu dengan halus.

"Kami murid pindahan. Kami ingin mengambil beberapa lampiran untuk memasuki kelas," jelasku.

Wanita itu menggangguk dan mempersilahkan kami masuk. Aku dan Chan Young langsung duduk di salah satu kursi, sedangkan wanita itu mulai mencari lampiran berisi berkas-berkas kelengkapan. Ia membuka laci mejanya dan memberikan lampiran itu kepadaku.

"Ini. Kalian bisa langsung ke kelas sekarang," ucapnya diakhiri dengan senyum manis yang merekah.

Di dalam sekolah ini sangatlah megah dan elegan. Itulah perasaanku kini. Dengan arsitektur eropa dan asia yang hampir semuanya berwarna pastel. Tangganya pun sangat mewah. Gila! Ini sekolahan? Kurasa ini sekolah bagi anak kalangan atas saja.

Ruang 3-2. Ahh sudah sampai.

Tok.. tok.. tok..

Aku mengetuk pintu itu beberapa kali sebelum terdengar sahutan dari dalam. Aku membuka pintu itu dan masuk.

"Maaf bu, kami berdua murid pindahan. Saya mau memberikan lampiran ini." ucapku sembari memberikan lampiran itu. Wanita paruh baya itu menerima lampiran kami dan tersenyum.

"Silahkan. Kalian bisa duduk sekarang,".

Tidak ada perkenalan? Aku sedikit kecewa. Kalian boleh anggap aku kekanak kanakan atau apa. Tapi aku lebih suka ditanya di depan daripada ditanya puluhan pertanyaan yang sama berkali kali.

Aku melihat sekeliling. Hanya tersisa dua bangku. How great! Itu dia. Xi Wuhan. Dia duduk sendiri. Tapi disana ada gadis lain yang sendirian. Apakah aku harus duduk dengan dia? Tidak tidak aku harus dengan gadis itu sekarang. Semuanya akan berpikir aku menyukainya, jika aku duduk dengannya. Lebih baik aku memikirkannya nanti.

"Nona Ellen," sanggah guru itu. Aku tersadar dan segera duduk di samping gadis itu. Sedangkan Chan Young duduk disamping Wuhan.

***

"Bagaimana kita bisa mengorek informasi disana? Dia sangat introvert. Mereka sangat pintar untuk tidak membeberkan apapun kepada orang asing," ucapku.

Sekarang waktunya istirahat kedua, dan satu jam pelajaran lagi, kita akan pulang.

"Ya, sebaiknya kita harus cepat membaur dengan mereka, Ellen," ucap Chan Young.

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang