Part 15 (Teror 2)

2K 147 0
                                    

"Ancaman itu... mereka bersungguh sungguh," ucapku. Aku langsung berdiri mencoba melihat siapa pelaku itu.

"Itu disana!" Seru Li yin sambil menunjuk orang yang berpakaian hitam dengan helm di kepalanya diatas bangunan tua. Orang itu mulai berbalik.

"Kita kesana sekarang," seruku sambil mulai berlari memasuki gedung tua itu. Aku mulai menaiki tangga. Tapi sial, kaki ku tergelincir.

"Arghh!" Teriakku.

"Aku menangkapmu," kata Li yin sambil menarik tanganku.

"Thanks," aku langsung menaiki tangga itu dengan hati hati dan cepat.

"Dimana kau?" Teriakku saat aku sudah mencapai di atap.

"DIMANA KAU?!" Teriakku mengulang. Tapi nihil yang kudapat. Orang ini telah pergi. Menghilang. Aku mulai mengedarkan pandanganku. Apa itu? Sepertinya sebuah surat.

Aku berjalan mendekati meja tua dimana surat itu berada. Aku mengambil dan membacanya.

'I say it already. I won't let you go!' Dua kalimat itu langsung bisa menguasaiku. Membayangi pikiranku dengan kata kata itu.

"Kau sudah menemukannya?" Tanya Li yin. Aku hanya bisa menggeleng.

"Dia pergi. Kita terlambat,"

"Tak apa. Lebih baik kita pulang sekarang," ajak Li yin.

"Tapi... dia meninggalkan ini," ucapku sambil memberikan surat itu ke Li yin.

Reaksi li yin bahkan tak kalah terkejutnya denganku. Benar kan Isi surat ini sangat tak terduga?

"Sebaiknya kita pergi sekarang, ellen," ujarnya sambil melipat surat itu kembali, dan memasukkannya ke saku.

Aku hanya mengangguk dan mulai berjalan menuruni tangga. Apa yang akan terjadi esok? Sampai kapan aku jadi begini?

***

Aku duduk termenung di dalam ruanganku. Kubiarkan headphoneku terpasang di telingaku. Aku masih memikirkan semua misteri ini. Ini konyol. Aku melamun. Aku menutup mataku. Sejenak ingatan itu mulai kembali.
Dering telephone itu.

Aku langsung membuka mataku lebar- lebar. Bodoh! Aku belum sempat membuka daftar panggilanku. Siapa dia? Tanganku langsung terulur mengambil handphoneku. Dengan cepat tanganku membuka kunci pattern. Dengan cekatan aku menemukan nomor itu. Nomor pribadi. But who is he / she? How dare they do that.

"Ah.. ada apa lagi sama nih perut. Ada ada aja deh," gerutuku sambil melesat keluar ke toilet.

"Arghh.. lega deh!" Jangan pernah kalian bayangin aku lagi apa ya?! If you imagine that, it means you are byuntae. 변태 ! You haven't to know what its mean.

Aku merapikan kembali letak rokku. Tanganku terulur untuk memutar gagang knop. Mataku langsung melebar. Apa ini? That trick again? Oh no! Iam locked in here. Toilet? Big no!

"Tolong! Tolong!" Teriakku masih sambil memutar mutar knop berharap pintu dapat terbuka. Tapi, nihil yang masih kudapat.

Aku kembali duduk diatas toilet. Aku hanya bisa menunduk menatap kakiku.

Srekk.. apa itu? Sebuah kertas masuk ke dalam toilet melalui lubang kecil. Berarti ... disana ada orang? Secuil kebahagiaan mulai muncul kembali.

"Hey yang di luar, tolong bukain pintunya please..." ucapku sambil menggedor gedor pintu toilet sialan ini. Tapi orang yang di luar malah tertawa. What the hell she is? Dia perempuan. Aku dapat mendengarnya dengan jelas.

"Hey, what are you doing there? Help me please ..." tidak ada sahutan. Malah tawa itu semakin meledak. Who is she?

"Just dream about it. Can you read that paper, huh? I dont know if you blind too. Haha," jawab suara dari luar. The paper? Kertas itu? Aku langsung menunduk dan memungut kertas itu. Mataku seketika terbelalak. Ini .. bukan penyelamat tapi penyihir. Oh my god!

"Siapapun kau, apa aku punya masalah denganmu?" Teriakku frustasi.

"Masalah? Tidak buatku," jawabnya sambil tertawa lagi. Aku menggeram kesal. Who is she? Why she ruined my life?

"What exactly you want? "

"Me? I just want you to die. Just simple thing right?"

"What the hell are you said, huh? "

"Sudahlah. Terima saja nasibmu. Kau akan terkunci disini. Selamanya," katanya sambil berlalu pergi meninggalkan ruangan toilet.

Selamanya... selamanya... kata itu terus berdengung di telingaku. Apa aku akan terteror seperti ini selamanya? Arghh.. aku menarik rambutku frustasi. Sampai kapan aku terkurung disini?
'Li yin'

Ahh iya, aku harus menelepon li yin sekarang. Tanganku memasuki saku dan langsung menyusuri sakuku mencari handphoneku.

"Mana mana? Tidak ada? Ahh.. iya, di meja kerjaku! Arghhh!"

"Damn you, bitch" umpatku.

***

Li yin POV

Aku mengetuk pintu kaca didepanku. Aku mengerutkan dahiku. Tidak ada jawaban. Apa dia sibuk? Atau tidur lagi? Aku mengetuk pintu itu sekali lagi. Nihil. Lebih baik aku masuk langsung. Tanganku terulur mendorong pintu kaca itu.

"Ellen, ayo kita..." kataku terpotong. Where is she?

"Ellen, kau dimana?" Tanyaku setengah teriak. Mana lagi nih orang? Mataku menyusuri semua isi ruangan ini. Mataku mulai terpaku pada satu objek yang terbaring tapi di atas meja. Handphone. Handphone Ellen. Ya, pasti benar.

"Terus, dimana ellen sekarang? Kenapa dia meninggalkan handphonenya disini?" Gumamku pelan. Ada yang aneh? Atau ini cuma firasat ku? Lebih baik aku mencarinya sekarang.

***

Ellen POV

Aku mendesah pelan. Entah untuk yang ke berapa kalinya aku sudah mendesah. Dua jam. Disinilah aku. Masih terjebak di dalam toilet sialan ini selama dua jam. Kupikir wanita itu bisa jadi benar. Mungkin saja aku baru ditemukan saat OB datang membersihkan toilet. Kalau tidak? Matilah aku didalam.

Dan satu lagi, aku sudah menghentikan aksi berontakku sejam yang lalu. Percuma aku buang tenaga. Nggak ada yang lewat! Terlebih ruangan ini seperti kedap udara. Sial! Aku punya dosa apa sih?

Krekk.. terdengar pintu terbuka. Ada orang yang masuk. Apa itu wanita sial tadi atau tidak? Lebih baik aku diam. Pura pura tidur aja deh.

"Ellen," teriak wanita itu. Sepertinya aku kenal suara ini. Sangat familiar. Aku membulatkan mataku. Li yin?

"Apa yang kau lakukan disini?" Suara itu... itu... pasti dia. Oh no!

"Aku? Aku mencari teman ku,"

"Tapi tidak ada siapa siapa disini," ucapnya seperti merendahkan. What?! Nggak ada orang? Terus aku dianggap apa? Hah? Aku memukul mukul pintu yang telah mengunciku selama 2 jam ini dengan keras. Mereka harus mendengarku. Pasti Li yin mendengar ini. Pasti.

"Tapi, suara apa itu?" Tanya li yin.

"Itu? Itu temanku. Dia tadi menyuruhku mengambilkan ini. Dia tidak mungkin keluar karena ada orang lain disini. Kau mengerti?"

"Ahh.. begitu. Saya mengerti. Saya permisi," jawab li yin dan mulai terdengar derap kaki menjauh.

"Bitch," umpatku. Sial! Semuanya gara gara toilet kedap suara ini. Suara derap kaki yang sangat tidak asing mulai berjalan mendekat.

"Haha, kau berpikir untuk bisa selamat? Tidak semudah itu," ucapnya kembali. Sial!

"Lebih baik kau tutup mulutmu mulai sekarang. Hematlah energimu. Karena mungkin kau akan mati malam ini,"

"You bitch!" Umpatku lebih keras.

"What? Iam bliss? Haha, I know it,"

"Okey then. I'll go now. Just relax,"

Damn.. damn.. Oh my god!

***

Hey, gimana ceritanya ini? Puas? Atau nggak? maaf baru bisa update sekarang. Soalnya ada UN sih ya... vote again please... and comment too... bye bye all.. ^0^ ♥·♥

Aarne_1207

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang