Part 20

1.7K 143 2
                                    

Happy 4K readers! Makasih yang masih stay read di cerita abal, buluk, kagak seru dll. Aku hargai kalian pake bgt deh!
Vote sebelum baca
Enjoy~
-----;;------
Aku melihat ke bawah dan terlihat sebuah sepatu menghalangi lift.

Pintu liftpun kembali terbuka memperlihatkan seorang pria berjas hitam. Lagi! Gelang itu! Gelang itu ada di tangannya. Dengan warna yang berbeda dari sebelumnya. Kini sudah jelas gelang itu punya arti khusus.

"Excuse me, what are you looking at?" Tanyanya dengan nada tidak suka.

"Ah, sorry. Forgive me. I just.. looking at you. You are so handsome!" Ucapku sambil mengangkat kedua ibu jariku. Dia hanya tersenyum. Just chuckles! Ah.. memalukan..kenapa jadi begini?

Aku hanya diam mengutuk perbuatanku tadi. Arghh?! Aku hanya berdiam diri menahan malu, hingga sebuah getaran merambat melalui lift. Getaran itu tidak terlalu kuat, tapi dapat menghancurkan keseimbanganku.

Aku mulai terhuyung dan jatuh ke arah pria itu. Tepat di dadanya. Oh my god! Ini sangat terasa aneh. So odd!

Aku langsung berusaha bangun darinya. Namun sialnya, getaran itu masih saja ada. Jadilah aku jatuh terjengkang dengan kepala terantuk dinding lift. Great! Today was such a damn day ever!

"Aww.. " ucapku mengaduh sambil mengusap tengkuk dan kepalaku yang terantuk.

"Kau baik baik saja?" Terdengar suara pria. Tunggu, dia bicara? Kukira dia itu terminator dingin yang irit bicara.

Aku langsung memalingkan wajahku ke arahnya. Aku dapat melihatnya menjulurkan tangannya untukku. Tapi tetap saja, dia masih sama. Tanpa ekspresi. Tapi tak apalah.

Aku menerima uluran tangannya dan segera bangun. Aku langsung membersihkan pakaianku yang sempat kotor.

"Thanks," ucapku. Dia hanya mendengus dan langsung mengalihkan perhatiannya. Dasar Terminator dingin.

Ting...
Suara lift membuyarkan pikiran ku yang masih memaki orang disampingku ini. Aku langsung melangkahkan kakiku dengan langkah yang besar.

Aku menutup pintu dengan kesal. Terminator sialan. Kaku banget. Aku langsung berjalan ke arah meja ku dan mulai menghidupkan komputer. Ku utak atik lagi data daftar pengeluaran perusahaan ini.

Kalian tahu daftar apa yang ku olah? Daftar gajian para pekerja. Gak elit banget.

Kugeser mouse ku ke bawah. Hanya terdapat susunan nama.

'Lee Krypton'  nama yang sangat aneh. Ibunya ngidam apa sih kok dapet nama kayak gitu.
'Lee Yixin'
'Il Yuo Ri'
'Krypton Sam'  aneh kok ada nama yang sama lagi? Kembar mungkin? Atau saudaraan? Ahh bodo amat lah..

'Christie Sam'
Gila! Pegawai ini bayarannya gede banget! Fantastis. Mungkin karena dia orang amerika atau eropa kali ya. Emang dia orang amerika? Nggak tahu juga hehe.. kira kira dari namanya aja.

Aku mulai mengerjakan data data itu tanpa beban dan langsung mengirimnya lewat fax. Aku menyandarkan tubuhku sejenak.

Drrttt... drrttt..

Ku ambil handphoneku dan langsung membuka kunci pattern yang kugunakan. Ada sms.

From : Chan young Oppa (찬영 오빠)

Datang kesini langsung setelah pulang kantor. Ada yang mau kubicarakan. Aku tunggu di cafe xxx.

Apa ini? Dia mau bilang apa sih? Kenapa gak nelpon aja langsung?  Ribet deh...

***

"Sebenarnya apa yang kita mau bicarakan?" Ucapku sambil duduk dan langsung menaruh tas selempanganku di kursi sampingku.

"Bubble tea coklat satu," pesanku. Pelayan itu langsung pergi dan segera membawa pesananku. Cepat juga.

"Jadi, kita mau bicara apa?" Tanyaku sambil menyeruput bubble tea kesukaanku. Chan young memberikan sebuah koran sambil menunjuk salah satu berita.

"Pelanggan restoran jepang itu semuanya keracunan," ucapnya serius. Aku langsung membulatkan mataku dan hampir saja tersedak.

"Ini.. nggak mungkin pada hari itu kan?" Tanyaku masih tak percaya.

"Maaf, tapi itu benar benar terjadi saat hari itu," ucapnya sambil menunjuk sebuah kalimat dengan tertera tanggal tragedi di dalamnya. Benar 27 Mei. Ini pasti salahkan? Terus kenapa keadaan li yin masih baik baik saja? Bahkan dia menyapaku dengan ceria tadi.

Apa yang terjadi? Aku mengambil koran itu dan membacanya dengan seksama. Seluruh pengunjung -57 orang - keracunan di Restoran Jepang.

"Aku harus bertanya padanya." Gumamku sangat pelan.

***
Vote setelah baca ya guys biar aku sendiri juga semangat nulis dan bisa memperbaiki cerita abal, ancur, dan gak seru ini nih..

Spy and SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang