PROLOG

33.1K 1.8K 445
                                    

Hei, hello, anyong.

Selamat datang di lapak After Aerglo.

Ada yang udah nungguin cerita ini?

Sebelum baca, ayo kita buat perjanjian.

Perjanjian Buni dan Readers.

Kalau cerita ini bagus, maka readers harus vote & spam komen. Buni semangat nulis, readers semangat spam. Oke deal! Kawal terus sampek ending.

Happy reading ^_^

***

Sejauh ini, aku hanya bisa mencintai dia. Kalaupun aku berada dikeadaan yang mengharuskan untuk berhenti mencintainya, maka aku akan berhenti. Tapi aku pastikan, aku tidak akan mencari cinta yang lain.

°Galaksi°

°°°

Aku bukan ingin berhenti, namun keadaan menarikku hingga aku tak dapat berjalan lagi. Maaf. Maaf untuk kisah yang tidak bisa kuselesaikan.

°Bintang°

***

"Makan dulu boleh, ya, Gal. Lo dari tadi ngapain, sih? Ini udah dingin makanannya." Bintang menghela nafas antara kesal dan lelah.

Sudah satu jam lebih Galaksi menatap laptopnya tak menyentuh makanannya sama sekali. Makanan Bintang saja sudah habis.

Galaksi tidak menjawab. Matanya tetap fokus pada laptop.

Kesal. Bintang membanting sendoknya ke piring. Barulah Galaksi menoleh padanya.

"Kenapa, Bin? Kurang makanannya? Mau pesen lagi apa, ya?"

Ini sebenarnya Bintang sudah ingin menonjok Galaksi paling tidak sampai matanya lebam. Tapi kasihan Galaksi. Baru juga sampek Indonesia kemarin.

"Brengsek!" umpat Bintang.

Galaksi menutup laptopnya menggeser kursinya lebih dekat dengan Bintang.

"Lo kenapa, dah? Mukanya kok gini?" tanya Galaksi karena Bintang melotot padanya dengan mata memerah. Nafasnya terdengar sepertinya gadis ini sedang emosi.

"Gue ngerti, ya, kuliah lo susah. Tapi bisa nggak makan dulu? Capek gue nyuruh lo makan." Nadanya ketus.

Kemudian Galaksi melihat makanannya di meja. Galaksi jadi merasa bersalah pada Bintang. Padahal, tadi dirinya yang mengajak Bintang makan di luar.

Tidak ingin Bintang makin marah, Galaksi menarik piring berisi spagetti itu lalu memakannya.

"Gue mau pindah kuliah di Indo, Bin," ujar Galaksi disela makannya.

"Eh?" Bintang meredupkan ponselnya, "kapan? Kok tiba-tiba. Bukannya kemarin lo bilang bakal balik ke Inggris hari Rabu?"

"Nggak jadi."

"Nggak jadinya kenapa? Sayang banget nggak sih, nggak sampek dua tahun lagi juga lulus, 'kan? Gue nggak masalah lho kalau kita LDR-an terus."

Bintang memang sering merengek pada Galaksi berkata kalau ia kangen atau apalah. Tapi sebenarnya itu masih bisa Bintang tahan. Karena di Inggris pun Galaksi bukannya main-main.

"Gue nggak bisa ninggalin Venus sendirian. Dia pasti kenapa-napa setelah Mars nggak ada."

Deg!

Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang