"Bukan lo yang harus takut kehilangan gue, tapi guelah yang harus takut kehilangan lo"
Galaksi
***
Hewlo ^_^
Buni back!
Gimana After Aerglo sejauh ini?
Spill dong, dari Antariksa Series, tokoh mana yg paling kamu sukai.
Me : Alam Madatirta
1.2 K komen to next chapter.
Happy reading ^_^
***
Galaksi tersenyum, tangannya naik mengusap airmata Bintang dengan ruas jari tangannya. Ia merapatkan tubuh memberikan kenyamanan agar gadisnya itu terjaga dari kekhawatiran yang baru saja ia berikan. "Gue anter lo pulang."
Bintang mengangguk menurut. Hatinya mencelos lega karena paling tidak hari ini Galaksi tidak mengecewakannya. Wajahnya berseri merona yang membuat Lusia meliriknya penuh iri. Ia juga ingin diperlakukan Galaksi seperti itu.
Suatu saat pasti bisa.
"Eh, Sus, ntar yang nemenin Ve Alam aja. Gue mau anter cewek gue. Ntar gue yang contac Alam."
"Tapi—" Lusia tidak rela karena seharusnya ia bisa berlama-lama bersama Galaksi. Berada diruangan yang sama selama beberapa jam, dan bisa memandangi wajah Galaksi sampai puas.
Galaksi merundukkan tubuhnya membawa Bintang dalam gendongannya. Awalnya Bintang terkejut sampai refleks mengalungkan tangannya ke leher Galaksi.
"Gue duluan," kata Galaksi pada Lusia, tanpa mendengar lebih lama apa yang ingin dikatakan Lusia barusan.
Lusia meremas tangannya sendiri dengan emosi yang membuat dadanya seakan mau meledak. Belum pernah ia sebegininya menginginkan seseorang untuk menjadi milikinya. Belum pernah ia sebegininya jatuh begitu dalam rasa cinta yang menimbulkan obsesi dalam benaknya. Jika ia tidak bisa, maka Bintang pun bukan.
"Kita liat aja, Bintang, siapa yang bakal menang."
"Aku akan dapetin apa yang aku mau. Karena aku ditakdirkan untuk jadi Ratu."
***
Memarkirkan mobilnya di basemant, Galaksi kembali membawa Bintang dalam gendongan setelahnya turun dari mobil. Ia peka kaki Bintang sakit. Daritadi pun Bintang hanya diam, tak sepatah kata keluar dari bibir tipisnya.
Galaksi juga belum banyak tanya. Yang ada dipikirannya sekarang semoga Bintang baik-baik saja.
Dada itu mulai sesak karena seharusnya Galaksi tidak boleh membawa beban yang berat apalagi sampai kelelahan. Namun satu sisi, ia tidak bisa membiarkan Bintang kesakitan seperti ini. Sakit itu ia tahan. Berharap sakitnya bisa meredakan sakit gadisnya.
Galaksi mendudukan Bintang ke sofa. Ia langsung ke kamar mandi untuk menyiapkan air panas. Setelahnya, ia kembali mendatangi Bintang berlutut didepan gadis itu.
Melihat luka didahi Bintang, lebam ditangan, juga keadaan yang sangat berantakan, membuat sisi gelap Galaksi muncul. Ia yakin sekali ada yang mencoba menyelakai Bintang. Luka-luka ini bekas pukulan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)
Novela JuvenilSejauh ini, aku hanya bisa mencintai dia. Kalaupun aku berada dikeadaan yang mengharuskan untuk berhenti mencintainya, maka aku akan berhenti. Tapi aku pastikan, aku tidak akan mencari cinta yang lain. °Galaksi° ° ° ° Aku bukan ingin berhenti, namun...