Hewlo ^_^
Buni back!
Apa kabar kalian?
Udah makin toxic hidup kalian hari ini?
Gue makin toxic banget, sih, anjir :(
Ah, lupakan!
Yang belum baca '56 Detik', buruan bertamu kesana, ya.
Akan kembali diupdate kalo udah 300vote + 2K komen. Bisikin kalo tembus.
Happy reading ^_^
___________________________________________
"Bintang ... memang harus bersinar sendiri"
Bintang || After Aerglo
***
"Oh ini yang trending ditwitter. Muka biasa aja tingkahnya luar biasa."
Baru menginjankkan kakinya di kampus, Bintang sudah menerima bullyan untuk kesalahan yang tidak ia perbuat. Bintang tidak menunduk, ia membalas tatapan dua gadis didepannya dengan berani.
"Nggak usah sok tau! Kenal juga nggak sok ngoceh nggak jelas!"
Satu perempuan berambut sepinggang mendekat. Tatapan sok tajam tapi tidak membuat Bintang takut. "Lo nyadar nggak, sih, kalo lo tuh udah jadi bahan hinaan sekampus! Mikir pakek otak! Punya otak nggak!"
Bintang melihat sekelilingnya. Benar. Daritadi ia diperhatikan. Tapi untuk apa Bintang takut? Hei. Dia tidak salah.
"Gue nggak peduli!"
Bintang akan berjalan, tapi satu orang lagi menjegalnya. Bintang masih bisa menjaga keseimbangan hingga tidak jatuh, tapi ia malah didorong. Tubuh kecilnya terhuyung. Mengibaskan tangannya yang berdebu, Bintang kemudian beranjak.
"Bangsat!" Bintang mau menampar.
"TOLONG ... GUE MAU DITAMPAR!" keluh perempuan itu. Bintang berhenti, menghela nafasnya. Playing victim sekali, pikir Bintang.
Dan Bintang kembali diperhatikan. Semua berbisik-bisik menceritakannya yang tidak-tidak.
"Tenang. Udah gue videoin. Ntar gue viralin," kata seorang mahasiswa.
Tamat sudah riwayatnya. Merasa kesal, Bintang berlari. Telinganya masih bisa mendengar kalau ia disoraki.
"Bintang!"
Bintang mempercepat langkahnya saat Angkasa memanggilnya. Demi apapun Angkasa tidak boleh melihat keadaannya yang seperti ini.
"Bin..!" Angkasa malah lari, dan berhasil menggapai tangan Bintang.
"Arrgh!" Tangan itu sakit. Bintang mengeram pelan agar Angkasa tidak khawatir.
"Eh, Sa? Lo manggil, ya? Kok nggak kedengeran, ya?" Bintang pura-pura, tapi Angkasa malah menggeleng malas.
"Bukan nggak denger. Tapi lo malah milih nggak denger." Cowok itu menghela napas pelan. "Ngampus naik apa?"
"Ojol, hehe."
Bintang refleks mundur, saat Angkasa akan mengusap kepalanya. Bintang sangat hafal kebiasaan Angkasa.
"Belum keramas, Sa," kata Bintang menjelaskan padahal sebenarnya ia tidak mau Angkasa tahu luka dikepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)
Ficção AdolescenteSejauh ini, aku hanya bisa mencintai dia. Kalaupun aku berada dikeadaan yang mengharuskan untuk berhenti mencintainya, maka aku akan berhenti. Tapi aku pastikan, aku tidak akan mencari cinta yang lain. °Galaksi° ° ° ° Aku bukan ingin berhenti, namun...