Sejauh ini, aku hanya bisa mencintai dia. Kalaupun aku berada dikeadaan yang mengharuskan untuk berhenti mencintainya, maka aku akan berhenti. Tapi aku pastikan, aku tidak akan mencari cinta yang lain.
°Galaksi°
°
°
°
Aku bukan ingin berhenti, namun...
Akan dipublish jika vote dan komen melebihi chapter 30.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________________________________________________
"Gue capek banget belajar dan kerja keras. Kalo lo nggak mau nerima uang gue, terus motivasi gue, apa?"
Galaksi
***
Galaksi mendapat kabar dari Atlas kalau penyebar thread itu sudah ditemukan dan sekarang ada di penjara. Tentu saja ia akan memberi pelajaran. Galaksi akan membuatnya menyesal telah berani macam-macam dengan keluarga Wijaksana.
"Kamu mau kemana, Nak?" Atmadja baru saja datang merasa heran karena Galaksi melepas infusnya yang ntah sudah keberapa kali. "Bintang mana?"
"Galaksi mau ke penjara, Pa. Penyebar gosip di twitter itu udah ketangkep. Terus Bintang pulang. Mau mandi katanya. Makanya Galaksi buru-buru keburu Bintang dateng. Nanti dia ngamuk lagi repot Galaksi."
"Papa ikut! Papa juga pengen ketemu dia."
Atmadja memapah Galaksi ke mobil, tentu saja ini tanpa seizin dokter. Kalau dokter tahu, pasti Galaksi tidak diizinkan.
Tidak sampai setengah jam, mereka sudah sampai. Atmadja lumayan ngebut tadi.
Setelah bertanya pada petugas, mereka diantar ketempat orang itu.
Ternyata di sana masih ada Atlas. Mereka masih berdiskusi dengan beberapa pihak kepolisisan.
"Eh, udah datang lo, Bang," tutur Atlas yang melihat kedatangan Galaksi. "Ini dia orangnya, Bang." Di depan Atlas ada seorang gadis yang disampingnya ada kedua orangtuanya.
Galaksi duduk, diikuti Atmadja. Matanya tidak meredup melihat gadis didepannya. Tak peduli jika orang ini adalah perempuan. Sudah Galaksi bilang, tidak seorang pun yang boleh menyakiti Bintang termasuk dirinya sendiri.
"Begini Bapak Atmadja, keluarga tersangka minta damai. Dia juga sudah ngaku salah dan membawa orangtuanya," ujar salah seorang polisi.
Tapi Atmadja menulikan telinganya. Damai, sama saja ia menyakiti Bintang lebih dalam.
