Hellow ^_^
Buni back!
Semangat hari Senin. Semoga berkah.
700vote & 4k komen for next chapter. Bisikin kalo udah nembus.
Happy reading ya ^_^...
_______________________________________________
"Makasih, Sa. Makasih. Makasih karena udah jadi salah satu alasan kehancuran mental gue!"Bintang || After Aerglo
***
Bintang hanya diam saat Angkasa menyisir rambutnya. Tidak ada pertanyaan dari Angkasa yang ia jawab, padahal Angkasa susah payah membangun obrolan.
"Mau dikepang, nggak? Biar kayak anak kecil. Inget nggak dulu waktu kita kecil, lo sama Bulan sering minta dikepangin sama gue." Lagi, Angkasa berusaha menciptakan suasana hangat dan dibalas Bintang dengan kebungkaman. Tatapan gadis itu kosong. Menunjukkan betapa putus asanya ia menjalani kehidupan.
Angkasa menunduk mencoba meredam emosionalnya. Melihat Bintang yang seperti ini, rasanya benar-benar aneh. Bintangnya yang dulu akan bar-bar, cerewet dan tidak bisa diam. Apapun akan ia bicarakan tanpa lelah. Tapi sekarang, Bintang jadi pendiam dan memendam semuanya sendirian. Angkasa merasa bersalah. Karena kesibukannya, membuat ia lupa janjinya pada orang tua gadis ini untuk menjaga putrinya.
"Bin?"
Bintang tidak menjawab.
"Lo ... marah sama gue?" Angkasa bertanya dengan suara lirih. "Kalo marah, boleh pukul kayak biasanya. Jangan diemin gue. Nggak enak rasanya, Bin."
"Kenapa?"
Tangan Angkasa berhenti menyisir karena Bintang menjawabnya. "Kenapa?" beonya. "Maksudnya kenapa?"
"Kenapa semua orang bangsatin gue?"
Angkasa tidak memahami. Ia berhenti menyisir lalu berlutut dihadapan gadis itu. "Bangsatin gimana? Semua orang sayang sama lo."
Bintang menangis membuat Angkasa panik. Ingin menghapus, tapi Bintang menepis tangan berotot itu.
"Lo dan semua orang sama aja! Semua bangsat! Matiin aja gue jangan diginiin!" Telunjuk Bintang menunjuk wajah Angkasa. "Semua orang nyakitin gue tanpa mereka sadar kalo gue udah mau mati!"
"Bin..."
"Gue minjem uang sama Bumi. Udah gue bilang jangan kasih tau siapapun, tapi dia malah bilang ke kalian."
Angkasa bungkam.
"Meteor nggak bilang kalo Bulan keguguran!"
Kabar itu, Angkasa tahu. Meteor memang sengaja menyembunyikan kabar keguguran Bulan agar Bintang tidak khawatir, karena dari kemarin Bintang sakit.
"Dan lo ... juga bohongin gue!"
Mata Angkasa menatap sendu mata legam gadis itu. Di sana, jelas tidak ada semangat sedikit pun.
"Gue bohongin apa?" tanya Angkasa, suaranya hampir habis.
Bintang tersenyum miring dan itu membuat Angkasa makin bingung. "Sampek kapan lo nutupin pernikahan lo? Udah nikah 'kan lo sama Raya?"
Deg!
Angkasa melepaskan genggaman tangannya pada tangan Bintang. Perlahan, ia berjalan mundur semakin merasa bersalah. Kacau. Benar-benar kacau. Pernikahan yang ia tutupi selama bertahun-tahun akhirnya terungkap juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)
Teen FictionSejauh ini, aku hanya bisa mencintai dia. Kalaupun aku berada dikeadaan yang mengharuskan untuk berhenti mencintainya, maka aku akan berhenti. Tapi aku pastikan, aku tidak akan mencari cinta yang lain. °Galaksi° ° ° ° Aku bukan ingin berhenti, namun...