Hellow ^_^
Buni back!
Maaf banget baru balik setelah sekian hari. Sakit, nih. Darah rendah kambuh. Biasa penyakitan, jadi cupu, hehe.
Semangat hari Senin, ya. Semoga berkah.
700vote & 4k komen for next chapter. Bisikin kalo udah nembus.
Happy reading ya ^_^...
_______________________________________________
"Makasih untuk 376 harinya, Kayla. Kita selesai!"
***
NOTE : Lusia Kaylandra. Bisa dipanggil Kayla atapun Lusia. Chapter ini berisi flashback kisah Reygan & Lusia dimasalalu. Dan dinarasinya, Buni pakek Kayla biar gampang nyernanya. Oke?!
"Gan, lima juta boleh, nggak?"
"Bukannya kemarin lo minjem sepuluh juta belum lo balikin, ya, kadal! Beban banget lo jadi temen!" protes seseorang. Bukan Reygan, melainkan Naraka yang agak kesal karena Brama selalu meminjam uang Reygan tapi tidak pernah dikembalikan. Yang buat Naraka makin kesal, Reygan selalu memberi tanpa peduli akan dikembalikan atau tidak. Bukannya perhitungan dalam pertemanan, tapi menurut Naraka, tindakan Brama sudah menjerumus memanfaatkan pertemanan.
"Berisik aja lo! Duit lo juga, nggak!" Brama protes balik.
Sementara itu, Reygan berkutat dengan ponselnya tak lama setelahnya ia menunjukkan pada Brama bukti tranferan dari mobile bankingnya.
"Buat apa emang?" tanya Reygan setelah memasukkan ponselnya ke saku. Melihat itu, Naraka berdecak, memasang headseatnya dan pura-pura tidur. Ia sudah malas kalau begini.
Maha Reygantara adalah sosok teman terbaik dimata Naraka. Selain royal, Reygan juga tak segan membantu, easy going, dan bisa masuk dalam circle manapun. Reygan juga sudah punya penghasilan sendiri walau mereka masih SMA. Lelaki itu bekerja menjadi model di Kencana Agency. Dan penghasilannya amat sangat cukup untuk memenuhi uang jajannya. Kebaikannya itu yang kadang membuat Reygan dimanfaatkan. Ntah Reygan menyadarinya atau tidak, Naraka tidak tahu.
"Buat beli sesuatu." Brama jadi sungkan apalagi setelah melihat protes dari Naraka. "Gue nggak enak, Gan. Naraka bener, yang kemarin aja belum gue balikin. Lah malah gue kaga tau diri minjem lagi. Gue tf balik, dah."
"Paan, dah, lo!" Reygan menepis saat Brama membuka ponselnya. "Omongan Naraka kaga usah didengerin. Pakek aja kalo butuh. Balikin kalo mampu."
"Lo nggak usah baik-baik banget sama orang, Anjing!"
Reygan terhuyung karena tiba-tiba Naraka terbangun dan menendangnya. Bukannya marah, Reygan malah terkekeh.
"Brama temen kita paan dah lo?!" sarkas Reygan dengan nada lumayan tinggi karena tidak suka dari tadi Naraka terus memojokkan Brama.
Sementara itu, Naraka melirik Brama dengan tatapan sengit yang membuat Brama bingung. Biasanya Naraka tidak pernah bersikap seperti ini. Mereka berteman sudah lama, dan Naraka pasti tidak lupa kalau Brama yang paling minim keuangannya diantara mereka.
"Nggak udah sok keras, Naraka!" peringat Reygan karena Naraka tak menurunkan pandangannya. Terus saja menatap Brama seperti mengisyaratkan kebencian.
"Lo kenapa, sih? Nggak suka gue bilang?" Brama membentak karena merasa tidak nyaman dengan tatapan Naraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)
Ficção AdolescenteSejauh ini, aku hanya bisa mencintai dia. Kalaupun aku berada dikeadaan yang mengharuskan untuk berhenti mencintainya, maka aku akan berhenti. Tapi aku pastikan, aku tidak akan mencari cinta yang lain. °Galaksi° ° ° ° Aku bukan ingin berhenti, namun...