Hellow ^_^
Buni back!
Happy satnight my gengz yang kerjaannya cuma rebahan padahal DL tugas, huhuhu.
Karena ini malam minggu, jadi Buni kasih chapter happy. Semoga syuka.
Happy reading ya ^_^...
______________________________________________
"Kalo lo lupa, kita semua adalah Antariksa. Dan Antariksa adalah keluarga."
Angkasa || After Aerglo
***
Sudah hampir seminggu Bintang dirawat. Lukanya sudah hampir semua sembuh. Ya, mungkin luka dihatinya yang sulit disembuhkan.
Kalau ditanya tentang trauma, jujur Bintang merasakan hal itu. Keramaian sekarang pun tidak suka. Sekarang ia bisa merasakan apa yang Venus rasakan.
Selimut itu Bintang sibakkan, lalu ia keluar kamar. Melihat keadaan aman, Bintang menuju ruang admistrasi untuk menanyakan berapa biaya yang harus ia keluarkan untuk keluar dari rumah sakit ini. Bintang tidak mau mengandalkan Galaksi, apalagi Atmadja. Ia bisa berdiri sendiri.
Setelah bertanya pada suster penjaga, Bintang disuruh menunggu beberapa saat.
"Mbak?"
Bintang mendongak saat dipanggil. "Jadi berapa, Sus?"
"Totalnya 43 juta, Mbak."
Mulut Bintang sedikit terbuka karena terkejut. Tidak salah angka segitu karena ia menempati kamar VVIP dengan segala fasilitasnya. Kamar itu Atmadja yang pilih.
"Mbaknya mau bayar via apa?" tanya suster itu sopan. Menunjukkan citranya sebagai karyawan baik.
Bintang tersenyum, kikuk sekali. "Sebentar, ya, Sus. Saya ambil dulu uangnya," alibi Bintang bergegas pergi setelah sang suster mengangguk.
Tadi Bintang sudah menggadaikan kalung pemberian papanya dulu, tapi tidak cukup. Beserta tabungannya, uangnya hanya ada 17 juta. Bintang mau minta tolong siapa?
"Gue jual juga nih ginjal lama-lama," keluhnya ngelantur. Terpaksa Bintang kembali ke kamar dulu daripada berkeliaran begini.
Tiba-tiba terlintas nama Reygan dikepala gadis itu. Haruskah ia merepotkan lelaki itu sekali lagi?
***
"Ini maksudnya apa?" Bumi mengeram marah menatap Angkasa dengan mata menyalang. Tepat di depan ruang hemodilisis, kedua lelaki itu beradu argumen.
Angkasa yang masih terkejut dengan kehadiran Bumi yang tiba-tiba tidak bisa mengatakan hal apapun. Tidak ada yang mampu ia jelaskan.
"MAKSUDNYA APA, BANGSAT?" teriak Bumi kepalang emosi.
Mulanya, Bumi curiga karena Galaksi tidak mengangkat panggilannya padahal whatsapp lelaki itu on. Dan saat pesannya dibalas, typingnya berbeda dan Bumi sudah merasakan hal itu beberapa bulan terakhir. Ada dihari-hari tertentu cara Galaksi membalas pesannya sangat berbeda.
Bumi minta tolong pada Erlangga untuk melacak keberadaan ponsel Galaksi. Takutnya ponsel itu digunakan orang lain. Dan ternyata ada di rumah sakit. Langsung saja Bumi mendatangi. Sampai di koridor, Bumi melihat Angkasa berlarian. Wajahnya panik. Instingnya tidak baik, Bumi mengikuti dan berakhirnya mereka diruangan ini. Tempat Galaksi cuci darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)
Fiksi RemajaSejauh ini, aku hanya bisa mencintai dia. Kalaupun aku berada dikeadaan yang mengharuskan untuk berhenti mencintainya, maka aku akan berhenti. Tapi aku pastikan, aku tidak akan mencari cinta yang lain. °Galaksi° ° ° ° Aku bukan ingin berhenti, namun...