"Untuk bertahan, bukan menyerang.
Untuk menang, bukan menjadi pecundang. Untuk melindungi, bukan untuk mati"Antariksa
***
Hewlo gengz ^_^
Buni back!
Happy independence day buat negara kita, huhu. Semoga covid cepet berlalu, ya. Udah muak banget akutuh.
Spesial update walau belum tembus komen untuk memperingati kemerdekaan.
Kalian sehat-sehat, ya. Jangan lupa masker dan tetep jaga prokes. Covid is real guys. Beberapa keluargaku udah terpapar.
Oke, next, 1.2 komen, ya.
Happy reading ^_^
***
Galaksi baru bangun setelah beberapa jam tidur. Beda dari biasanya, hari ini ia cuci darah ditemani Angkasa yang tak meninggalkannya dari matanya terpejam sampai mata itu terbuka kembali.
"Lama banget lo bangun? Gue pikir lo mati," kata Angkasa begitu Galaksi bangun. Cowok imut itu terkekeh geli kemudian mencoba duduk seraya menyandar.
"Memang gitu bawaannya. Lo dari tadi di sini?"
Angkasa mengangguk, tatapan begitu iba teringat proses Galaksi cuci darah tadi. Itu pasti sakit. "Masih sakit?"
"Apaan, sih, Anjing!" Galaksi mendengus. "Nggak usah dikasihani gue. Males lah."
Lalu Angkasa mengangguk. Paham Galaksi tidak suka dikasihani. Ia teringat sesuatu lalu berucap. "Yang ngebully Bintang udah dapet. Sekarang lagi sama Bumi. Mau diapain?"
Senyum Galaksi langsung terbit. Seakan sakit yang baru dirasakannya seketika hilang. Ia sudah tidak sabar menghajar orang itu.
"Nanti malem gue hajar di Rajawali. Gue jemput Bintang juga. Thanks banget, Sa. Lo emang paling bisa gue andelin."
Tangan Angkasa terkepal, diulurkan pada Galaksi. "Untuk bertahan, bukan untuk menyerang. Untuk menang, bukan menjadi pecundang. Untuk melindungi, bukan untuk mati. Perang lagi ..."
Galaksi membalasnya. " ... sampai mati."
***
Untung saja ada Angkasa. Saat proses cuci darah tadi, Galaksi minta tolong pada Angkasa untuk selalu mengabari Bintang hingga Bintang tidak marah. Typingnya sudah disamakan oleh Angkasa jadi Bintang tidak akan curiga. Kedepannya Galaksi akan memakai cara ini agar Bintang tidak marah lagi padanya. Ternyata ada untungnya juga Angkasa tahu tentang penyakitnya.
Tadi Galaksi sudah mengabari Bintang kalau ia akan datang dan nantinya mereka akan menemui pelaku pembullyan Bintang. Pasti Bintang akan senang.
Memasukkan enam digit password, Galaksi masuk ke apartemen Bintang. "Bintang!" panggilnya. Kemudian gadis itu keluar dari arah dapur membawa sepotong roti. Galaksi tersenyum lalu merentangkan tangannya.
Senyuman itu dibalas Bintang seraya tubuhnya mendekat dan langsung masuk ke dalam pelukan cowok itu. Galaksi membutuhkan pelukan ini untuk memulihkan tenanganya. Wangi dari tubuh Bintang, sangat menjadi candu untuknya.
"Jangan kenceng-kenceng, woi! Mati nanti gue."
Tidak sadar kalau pelukan itu semakin erat, Galaksi langsung merenggangkannya dengan kekehannya yang begitu riang. "Soalnya kangen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antariksa's : After Aerglo + Galaksi Wijaksana (✔️)
Novela JuvenilSejauh ini, aku hanya bisa mencintai dia. Kalaupun aku berada dikeadaan yang mengharuskan untuk berhenti mencintainya, maka aku akan berhenti. Tapi aku pastikan, aku tidak akan mencari cinta yang lain. °Galaksi° ° ° ° Aku bukan ingin berhenti, namun...